Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

Laba-laba Cinta (pemenang harapan Lomba MYBABY 2008)

Entah mengapa, laba-laba sangat menarik perhatian Cinta (3 tahun). Laba-laba Cinta, kami menyebutnya demikian, banyak ditemui di sepanjang jalan yang menghubungkan kantorku dan Tempat Penitipan Anak, tempat Cinta kutitipkan sejak kecil. Baik kantorku dan TPA terdapat dalam satu kompleks Institut Pertanian Bogor. Setiap hari kami berjalan melalui jalan berupa kebun dengan pohon-pohon besar. Disitulah awal mulanya Cinta melihat laba-laba dan langsung suka. Ada saja pertanyaannya, “Kenapa laba-laba membuat jaring? Kujawab bahwa jaring untuk menangkap serangga. “Kenapa menangkap serangga? Apa laba-laba jahat? “. “Tidak sayang, laba-laba memakan serangga karena memang itu makanannya, seperti Cinta suka makan ayam goreng” jelasku dengan sederhana. Ketika dilihatnya ada yang besar dan kecil, Cinta menyebut yang besar sebagai mama laba-laba dan yang kecil adalah anaknya. “Mama laba-laba sayang sama anaknya ya Ma? Seperti Mama sayang Cinta”. Aku tersenyum mendengar kata-katanya. Pert

Ketika Lampu Padam (lomba cerita MYBABY 2008)

Suatu sore di awal september, langit di Kota Bogor tampak gelap. Angin mulai berhembus kencang. Cepat-cepat kuajak Cinta mandi agar tidak kedinginan karena hujan segera turun. Dengan sabun My Baby kesukaannya Cinta tak pernah menolak. Benar saja, tak lama seusai kuoleskan minyak telon dan bedak My Baby, dan kubantu Cinta berbaju, hujan turun sangat derasnya. Disusul dengan petir yang menyambar-nyambar di langit dengan gelegarnya. Cinta kelihatan agak takut. Badannya merapat ke tubuhku. Tercium aroma wangi tubuhnya yang baru selesai mandi. Hmm, wangi My Baby yang lembut.... Kutenangkan Cinta, kupeluk dia sesaat. Lalu kutawarkan padanya untuk membaca buku cerita di kamar. Cinta setuju sambil membawa beberapa buku ke atas tempat tidur. Membaca buku adalah hal yang paling kami sukai. Baru selesai satu buku kubacakan, mendadak listrik padam. Suasana gelap seketika. adzan magrib yang sedang berkumandang juga terhenti. Cinta menjerit ketakutan. Tak lama kudengar tangisnya. Segera kuraih bad