Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Kompetisi Blog Staff IPB

Selain blog ini, saya punya blog lain di www.murtiyarini.staff.ipb.ac.id sejak tahun 2011. Blog ini awalnya tidak saya rawat dengan baik. Saya jarang posting di sana, alasannya karena malu ketahuan rekan kerja dan atasan. Tapi kemudian saya terpacu untuk lebih aktif membangun blog internal IPB ini. Saya mulai berani posting ini itu, sekedar berbagi tentang diri saya baik dalam lingkup kampus, maupun di luar kampus. IPB menyadari pentingnya membangkitkan kemauan staff nya untuk ngeblog. Karena itu diadakan lomba web dan blog IPB.

Persahabatan Inklusi

Satu minggu sejak putri saya, Cinta, merasakan suasana menjadi siswa SD, ada nada bahagia dalam cerita-ceritanya sepulang sekolah. Adalah tentang Maila, yang saya pahami adalah teman dekat dalam hari-hari pertama sekolah Cinta. Saya terkejut, ketika berkesempatan menjemput Cinta pulang sekolah. Cinta berlari menghampiri saya. Di belakangnya mengikuti seorang anak perempuan dengan wajah seperti orang ras Mongolia. Sesuatu yang berbeda tampak dari wajah anak itu. “ Mama, ini dia Maila, yang sering aku ceritakan itu ,” kata Cinta memperkenalkan sahabatnya. Maila tersenyum memandang saya, tapi tidak mengulurkan tangan. Kemudian Maila melemparkan candaan yang kurang jelas maksudnya, namun Cinta sepertinya memahami. Mereka berdua tertawa, kemudian berlarian di halaman sekolah.

Bersama Khadijah di Orchard rd.

Ini adalah sebuah "late post".  Bulan september lalu saat saya ke SG, ada 2 buku yang saya bawa serta. Pertama, buku Mommylicious. Niatnya jelas, buat dokumentasi foto-foto si buku di lokasi yang belum tentu dalam waktu dekat saya kunjungi lagi. Buku berikutnya yang saya bawa adalah "Agar Dicintai Suami Layaknya Sayyida Khadijah"  Buat mengisi waktu luang sambil baca-baca. Bukunya tipis, mudah dibawa kemana-mana. Tak salah pilih saya mengajak "Khadijah". Siang itu saya menyusuri Orchad road bersama Cinta. Sedianya mau berengan teman-teman rombongan ke Garden By the Bay. Teman-teman lagi makan siang sedangkan saya memilih menunggu di tepi Orchard road. Sambil menunggu saya melanjutkan membaca kisah "Khadijah". 

Persiapan Anak Belajar Memasak

Minggu lalu Cinta berkemah di sekolahnya. Saya kaget ketika Cinta meminta bahan-bahan memasak. Di rumah dia belum pernah belajar memasak. Eh, mendadak mau memasak di sekolah. Bisa enggak ya menyalakan kompor? Bisa enggak ya memegang pisau?  Iya sih, putriku sudah kelas 4. Jaman dulu usia segitu sudah berkutat di dapur. Minimal bisa menggoreng tempe. Sepulang berkemah, Cinta ingin melanjutkan belajar masaknya. Awalnya was-was, karena pekerjaan di dapur banyak beresiko. Tapi mau kapan lagi belajar kalau nggak segera? pinterest.com