Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Sepucuk Surat untuk Anakku, tentang menjadi Wanita dan Cita-citanya

Dear my daughter Cinta, Selamat ya Nak, tahun ini kamu lulus SD. Kalau lihat tinggi badanmu, Mama sering lupa bahwa kamu baru beranjak remaja. Tinggi badanmu sudah menyamai Mama, Nak. Dalam secarik kertas yang kamu tuliskan pada malam perpisahan sekolah itu membuat Mama terharu. Kalimat sederhana, ucapan terimakasih untuk Mama dan Ayah. Buat Mama, secarik kertas itu adalah “sertifikat” keibuan Mama. Yeay, tahun ini Mama naik kelas, dari seorang ibu dari anak-anak dan kini menjadi ibu dari seorang remaja.  Mama deg-degan Nak, banyak yang bilang mendidik remaja itu tidak lebih mudah dari mendidik balita dan anak-anak. Walaupun remaja sudah mandiri, justru perkembangan pikirnya yang semakin mandiri menjadi tantangan bagi Mama dan Ayah untuk membimbingmu. Mama pada usiamu mengalami masa menjadi gadis “pemberontak.” Seorang remaja SMP yang mulai menyukai lawan jenis, dan mengidolakan boy band mancanegara. Banyak poster di dinding kamarnya. Penampilannya berubah drastis, menja

#MemesonaItu seperti Mata Air

Apa yang paling menyeramkan dari diri seseorang? Ketika marah, ketika berbohong, ketika kata-katanya menyakiti. Jangan harapkan diri tampak memesona ketika itu terjadi. Secantik apapun, sewangi apapun, semodis apapun penampilan, seseorang akan tampak seram saat tidak bisa menahan dirinya dari api dalam jiwa. #Memesonaitu menurut saya tidak bisa memiliki definisi terbatas bagi seorang wanita.   Bagaimana kalau kita balik alur berpikir tentang definisi memesona. Sikap seorang wanita dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya akan menunjukkan apakah dirinya mampu bersikap memesona atau tidak.   

Bahagia dari Hati

2017 sudah dipenghujung bulan ke 5 saja. Saat ini saya tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan anggaran kantor untuk Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, mendampingi anak ujian nasional, bersiap-siap berburu SMP, ditambah persiapan pentas akhir tahun dan fieldtrip tahunan sekolah anak. Sementara itu pekerjaan rutin terus berjalan.  Hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Huhuhu, waktu rasanya berjalan sangat cepat. Tantangan datang setiap hari dalam peran saya sebagai ibu, karyawan dan blogger. Kesibukan terus menerus yang membuat waktu terasa tidak pernah cukup untuk menyelesaikannya. Nyatanya, saya tidak pernah mau berhenti di sini. Betapa saya mencintai kedua peran tersebut. Saya sibuk, saya lelah, tetapi saya bahagia. Bahagia. Satu kata yang membuat kita mau melakukan berbagai tantangan hidup. 

Mama - mama Doyan Ngemil

Saya doyan ngemil. Apakah karena saya wanita? Apakah setelah menjadi ibu semakin doyan ngemil? Walaupun tanpa survei mendetail, jika anda merasakan hal yang sama, mari akui saja. Hihihi.. Ngemil ada plus minusnya. Jadi nggak perlu phobia berlebihan. Ngaku phobia tapi nggak bisa meninggalkan kebiasaan ngemil, yang ada malah stress. Mending dikelola saja kebiasaan ngemilnya jadi ngemil sehat. Kebiasaan doyan ngemil seperti apa yang berbahaya?

Menumbuhkan Kebiasaan Minum Susu dalam Keluarga

Apakah Anda harus mengejar-ngejar anak dengan membawa segelas susu? Ataukah Anda khawatir anak mungkin kekurangan nutrisi karena tidak cukup minum susu? Alhamdulillah di keluarga kami tidak ada drama seperti itu :) Kami sekeluarga suka minum susu. Mungkin karena dari semula Ayah dan Mama-nya suka minum susu, jadi kebiasaan itu menular pada anak-anak. Bedanya, ketika anak-anak hadir, cara kami minum susu jadi lebih seru. Terinspirasi dari " Kampanye Frisian Flag Saatnya Keluarga Minum Susu Sekarang!" yang diselenggarakan oleh Frisian Flag , kembali saya ingin menekankan betapa pentingnya menumbuhkan kebiasaan minum susu dalam keluarga.