Langsung ke konten utama

Surat untuk ananda

Ananda tersayang, cinta dan asa mama,

Malam ini mama sulit memejamkan mata. Sebenarnya mama sempat tertidur usai sholat Isya tadi, tapi mendadak terbangun oleh tendangan dalam perut mama. Ada apa Nak? Apakah kamu ingin berbincang dengan mama?

Apa yang ingin kamu ketahui Nak? Apakah kamu ingin bertanya tentang seberapa besar cinta mama? Jauh sebelum kamu ada, mama sangat merindukan kehadiranmu di rahim mama. Dan begitu kami tahu bahwa nanda telah hadir di sana, sejak itu pula mama jatuh cinta.

Tidak mudah menggambarkan cinta yang mama rasakan. Mama belum mengenalmu. Mama belum menyentuhmu. Mama belum melihat wujudmu. Mama belum tahu sifatmu. Cinta mama tumbuh bersama perasaan ingin menjaga, perasaan ingin tahu seperti siapa wajahmu nanti, seperti apa kelucuanmu nanti. Tak sabar mama menanti kelahiranmu.

Setiap saat mama merasa was-was, apakah ananda di dalam sana baik-baik saja. Kunjungan mama ke dokter setiap bulan sekali tak cukup mengobati rindu mama padamu. Sementara, cukuplah mama senang ketika melihat jari kecilmu dari monitor komputer saat USG. Kalau saja alat USG itu murah, mungkin mama akan membelinya agar bisa melihatmu setiap saat di rumah.

Dokter mengingatkan, agar mama selalu mengkonsumsi makanan sehat. Itu penting untuk kesehatanmu juga. Mama juga membaca tentang bagaimana menumbuhkan kecerdasanmu sejak dalam kandungan. Mama suka memutar musik klasik, atau kalau sedang bosan mama memutar musik pop yang lembut, itu lebih familiar di telinga mama. Setiap usai sholat Magrib, ayah membacakan Al quran disamping mama, agar kamu ikut mendengar. Mama sangat bahagia, ayah ikut serta menjagamu. Ayah sangat perhatian pada mama. Ayah menjaga perasaaan mama agar selalu gembira. Karena menurut buku-buku yang kami baca, ibu yang bahagia melahirkan bayi yang bahagia dan sehat.

Tapi ternyata untuk menjaga perasaan selalu bahagia itu tidak mudah. Kita tidak bisa menutup telinga pada kejadian di sekitar kita dan berpura-pura bahagia. Mama teringat, ketika usia kandungan masih 2 bulan, tepatnya 26 Desember 2004, mama sedih mengetahui berita Tsunami Aceh di berita-berita TV. Setiap menonton mama menangis, tapi mama tetap ingin tahu beritanya. Akibatnya, sepanjang hari mama menangis. Ayah sudah berusaha menenangkan mama. Tapi mama masih mudah menangis. Maafkan mama, Nak, mama sulit mengontrol emosi. Mudah-mudahan tidak membahayakan kesehatanmu, Nak. Mudah-mudahan tangis emosi mama ini semakin menguatkanmu. Semoga kelak ananda menjadi anak yang berhati lembut penuh empati pada sesama.


Mungkin mama cengeng, tapi mama bukan penakut, Nak. Dulu mama memang perlu waktu untuk berani sebelum akhirnya mama siap mengandungmu. Dulu mama takut hamil dan melahirkan. Entah kemudian dari mana keberanian mama itu muncul Mungkin naluri mama membimbing mama untuk berani. Berani untuk hamil, berani untuk melahirkan, dan berani untuk membesarkanmu kelak. Mama sudah bisa memperkirakan berbagai resiko yang akan mama hadapi. Tapi mama juga sudah membayangkan besarnya kebahagiaan yang akan mama dapatkan dengan kelahiranmu. Karena itu menjadikan mama berani. Mama memohon kepada Allah, agar selalu diberi petunjuk dalam menjaga dan membesarkanmu kelak.

Apalagi yang ingin kamu ketahui, Nak? Tentang namamu kah? Saat ini mama belum tahu jenis kelaminmu. Menurut dokter bulan depan, mama baru bisa melihatnya. Itupun bukan berarti valid 100%. USG hanya alat, sedangkan Allah lah yang Maha Kuasa terhadap hambanya. Karena itu mama sudah mempersiapkan 2 nama untukmu. Jika kamu seorang laki-laki, mama sudah siapkan nama ASAKU MULIA, dan jika kamu seorang perempuan, mama akan beri nama CINTA ING LARASATI. Kedua nama itu adalah kreasi mama. Mama suka nama Indonesia, dengan kata-kata yang umum dan mudah dihapal. Dengan begitu setiap orang yang menyebut namamu akan segera tahu apa artinya. Dan ayahpun menyukainya. Semoga kamu juga akan menyukainya kelak.

Nama adalah doa dan harapan. Asaku Mulia artinya adalah harapan yang mulia. Banyak sekali doa dan harapan mama untukmu Nak, mama tidak mungkin menyebutnya satu per satu. Semua harapan mulia mama pintakan pada Allah untukmu. Saking banyaknya, mama ingin merangkumnya dalam 2 kata sederhana yaitu Asaku Mulia. Nama itu terdengar gagah dan lembut di telinga mama. Semoga kelak ananda berpembawaan gagah namun lembut hatinya. Sedangkan nama Cinta Ing Larasati, terdengar indah dan agung. Harapan mama, dalam setiap langkah hidupmu, akan selalu ada cinta dalam hatimu karena cinta adalah sumber kebahagiaan. Cinta untuk sesama, dan cinta untuk sang Pencipta.

Ananda, mama minta maaf sebelumnya atas harapan-harapan mama. Bukan maksud mama membebankan harapan-harapan itu padamu. Mama maklum sepenuhnya, kita adalah manusia, tidak ada yang sempurna. Mama pun jauh dari sempurna. Kelak ananda akan tahu ketidaksempurnaan mama. Bukan untuk ditiru, melainkan untuk dijadikan pelajaran hidup. Tapi manusia berhak berharap kepada Sang Pencipta. Karena Allah menyukai orang yang berdoa, maka tak henti-henti mama sisipkan harapan-harapan tentangmu dalam doa mama. Harapan yang nyata, yang mampu mama sebutkan, dan harapan yang mungkin tak tersebutkan. Semoga Allah mengabulkannya.

Sehat selalu, Ananda. Mama dan ayah sangat menantikan hadirmu. Kami menantikan keceriaanmu. Semoga kelak kita dapat merajut kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga kecil kita.


Salam sayang selalu,
Mama

Komentar