Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Cheerful Office for Happy Work

Mood bulanan saya seperti roaller coaster. Naik, turun, melengkung, berbalik arah, kadang meluncur tajam. Bedanya, bukan karena haid sih, melainkan karena siklus pekerjaan bulanan sebagai akuntan. Bekerja berhubungan dengan uang itu berputar tiada henti. Saya dituntut tepat waktu membereskan laporan pertanggungjawaban belanja pada akhir bulan berjalan, baru kemudian bisa mengajukan anggaran bulan berikutnya. Kalau laporan belum beres, ya nggak bakalan cair dana untuk operasional untuk bulan berikutnya. Padahal laporan tersendat itu bukan karena saya, ada rekan-rekan kantor yang telah menerima dana namun belum menyerahkan bukti belanja. Sementara itu, kegiatan kantor harus tetap berjalan dan membutuhkan biaya. Kalau enggak ada uang, siapa yang nalangi? Nah, siapa yang pusing kalau sudah begini? Kalau digambarkan kira-kira begini siklus mood saya setiap bulannya. Pekerjaan saya sebagai akuntan melelahkan pikiran dan mata. Keduanya harus bekerja keras memelototi ribuan a

Relativitas Uang

Albert Einstein, Ilmuwan super jenius dari USA pada tahun 1905 telah mengenalkan teori relativitas umum . Teori ini menjelaskan bahwa ada keterkaitan antara benda-benda di alam semesta yang saling mempengaruhi satu sama lain, tidak mutlak. Salah satu implikasinya adalah relativitas waktu yang dirasakan berbeda (dilatasi waktu) antara manusia di bumi dan astronot di dalam pesawat luar angkasa. Dari sudut pandang di Bumi, waktu astronout melambat.  Contoh lain, saat kita bahagia waktu berjalan cepat, saat kita menunggu waktu berjalan lambat. Apakah ini juga masuk teori relativitas umum? Maaf, untuk selanjutnya saya tidak akan membahas teori ini lebih lanjut..maklum udah lama nggak belajar fisika. Hehehe. Pada kehidupan ini, nyatanya relativitas berlaku dalam berbagai aspek. Cantik itu relatif, jelek itu mutlak , kaya itu relatif, pintar itu relatif. Banyak kepala banyak pemikiran. Banyak mata, banyak cara pandang. Ini sebenarnya adalah ganjalan yang ingin saya tulis sejak

Cake Segitiga New York Style PREMIUM Banana Cheese Cake

Yeaay, bulan Februari ini, saya dapat kiriman lagi dari Bika Bogor Talubi.  Bika Bogor Talubi adalah pusat oleh-oleh Bogor, di sana tersedia aneka jajanan Bogor dan makanan khas Bogor. Kali ini bentuk kuenya segitiga. Dengan tulisan manis di tengahnya : L.O.V.E. Katanya memang untuk memeriahkan momen bulan kasih sayang.  Saya seneng banget karena bisa mendapatkan obyek foto lagi. Yup, saya masih getol melanjutkan belajar foto-foto makanan. Maaf ya kalau instagram saya @murtiyarini jadi tempat pamer hasil kreasi foto-foto makanan. Masih belajar hehehe. Bukan cheff, belum jadi food photographer,  cuma belajar foto saja. Tantangannya kali ini adalah : memotret cake segitiga tidak gampang. Cakenya cantik, tetapi agak bingung memilih dari arah mana mau difoto. Diputer-puter agak lama untuk dapat nemu bidikan yang pas. Dan tetap saja sulit. Untungnya kuenya udah cantik dari sononya.  Cake segitiga itu bernama New York Style PREMIUM Banana Cheese Cake. Namanya panjaaang ya?

10 Menit Sarapan Pagi untuk Meraih Prestasi

Apa yang ingin kita lakukan di pagi hari?  Membuka smartphone? Membalas email? Membaca koran?  Hal-hal yang membuat kita betah berlama-lama melakukannya. Tapi ingatkah untuk sarapan? Mari sejenak sempatkan waktu untuk kebutuhan penting yang satu ini. 10 menit saja untuk sarapan di pagi hari. "Sarapan itu wajib, kalau nggak sarapan, kamu nggak usah berangkat sekolah!" terlintas kata-kata Bapak (Alm) dulu saat melihat gelagat saya ogah-ogahan sarapan. Walau terdengar keras, maksud Bapak sangat baik. Bukan tanpa alasan, Ibu saya dulu selalu menyiapkan sarapan pagi sebelum saya berangkat sekolah. Menunya tidak rumit, nasi dan telur, nasi goreng, atau singkong rebus. Yang penting sarapan. Setelah menjadi seorang Mama, kini saya tahu alasan mengapa kedua orang tua saya mewajibkan saya sarapan sebelum ke sekolah. Sekolah itu butuh energi dan konsentrasi untuk berpikir, dan itu didapatkan dari sarapan. Kakak Cinta sedang mengibarkan bendera merah putih Akt

Asinan Blogger First Event : Workshop Media Sosial untuk UKM

Pagi itu, air seperti ditumpahkan dari langit. Hujan deras sekali. Langsung ciut hati ini. Takut batal acaranya. Takut gagal. Takut sepi. Pasalnya, hari ini akan ada event pertama yang diselenggarakan Asinan Blogger.  Dalam berisiknya air yang mendera atap rumah, terlintas kembali dalam pikiran, Asinan Blogger itu apa sih? Komunitas tanpa ketua? Visi misinya apa? Hm...apa ya? Asinan Blogger mah enggak ada gitu-gitunya. Kita hanyalah 30-an wanita mempesona yang ingin kalau kemana-mana ada teman jalan bareng. Dulu, biar kalau ada event blogger ke Jakarta bisa ada temen bareng. Sekarang, seringnya ngebaso di Bogor aja. Nggak usah nunggu event. Bayar sendiri, waktu bebas, ngobrol bebas dan lebih asyik. Kira-kira awal Januari 2018, ketika sebagian kami ngopi cantik di Third Wafe Coffee. Niatnya ya cuma mau eksplorasi cafe kopi di Bogor. Ternyata dari situ obrolan jadi serius, gimana kalau kita bikin event? Akhirnya setelah ngobrol ngalor ngidul, kita mantap dan nekat mengad