Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2007

Cantik dengan khasiat daun cabe

Saya lahir dan menghabiskan masa remaja di Trenggalek, sebuah kota kecil di Jawa Timur. Sewaktu bayi, saya menderita cacar air yang meninggalkan bekas hingga saya remaja. Saya masih beruntung karena luka bekas cacar air itu ada dibagian pinggang dan perut, sehingga tidak terlihat oleh orang lain. Namun begitu menginjak usia remaja saya mulai gusar, karena takut akan mengecewakan suami saya. Suatu hari saya melihat Bapak saya, (Bapak Mukasir, Alm) menggosok-gosokan daun ke pipinya. Memang saat itu di pipi Beliau terlihat ada bercak hitam bekas bisul yang sudah mengering. Lalu saya tertarik dengan apa yang dilakukan Beliau. Ternyata Bapak sedang mengusap-ngusapkan daun cabai yang dipetiknya di halaman rumah. Kebetulan keluarga kami menanam berbagai bumbu dapur dan rempah-rempah di halaman rumah. Menurut penjelasan Bapak, beliau mendapat resep itu dari Ibunya (Nenek saya) dan memang umum diterapkan orang-orang di pada waktu dulu. Kata Bapak, salah satu khasiat daun cabai adalah menya

Aku, Cinta dan Bis Pak Nanang (Lomba cerita MY Baby 2007)

Pukul 7.10 aku berlari menyandang ransel sambil menggendong Cinta, kuatir ketinggalan Bis Pak Nanang, yaitu bis karyawan yang biasa mengantarku ke kantor. Satu jam perjalanan menuju kantor, dan sebaliknya, kami nikmati setiap pagi dan sore. Dua tahun sudah rutinitas ini kujalani. Sejak usia 3 bulan, siang hari Cinta tinggal di Penitipan Anak dekat kantor. Selebihnya, hampir semua kegiatan kulakukan bersama Cinta disisiku. Dalam Bis itulah kesempatanku kami bercengkerama, bernyanyi dan belajar bersama. Aku belajar menjadi Ibu, Cinta belajar mengenal kehidupan. Sepanjang perjalanan, Cinta belajar tentang angin, sinar matahari, dedaunan, juga sungai. Cinta pun melihat sendiri kebun jagung dan gunung yang hampir setiap hari dilihatnya dalam kartun Dora the explorer. Tak hanya itu, dari balik jendela Bis Cinta menghitung mobil, membandingkan rumah besar dan kecil, melihat pedagang asongan, juga anak sebayanya mengamen di lampumerah. Sesekali Cinta melihat Pak Nanang mengulurkan sekeping uan