Langsung ke konten utama

Belajar Itu Indah (Juara 1 Writting Competition Parentsguide - Gain Advance)




Kaget, tercengang, diam sejenak sebelum akhirnya tersenyum adalah hal yang biasa saya alami setiap hari. Bagaimana tidak, setiap hari ada saja kejutan-kejutan cerdas yang terlontar dari mulut Cinta Ing Larasati, putriku yang kini berusia 5 th. Saat-saat belajar dan bereksplorasi menjadi momen indah bagi kami.

“Mama, nanti kalau sudah besar Cinta ingin punya anting kupu-kupu seperti punya teman mama” celetuk Cinta suatu sore
“Teman mama yang mana?” tanya saya bingung
“Ituuu..yang pakai baju warna pink bunga-bunga, dan celana coklat, trus bawa tas coklat juga, dan bawa buku besar. Bukunya nggak dimasukkan tas” Cinta berusaha menjelaskan
“Yang ketemu di Halte bis Pakuan sore-sore, yang badannya agak gemuk. Mama sih nggak mengenalkan namanya, jadi Cinta juga nggak tahu” dia mulai tak sabar melihat saya tak segera mengingat.
“Ooohh…tante Heny?? Ya ampun Cinta…itu kan sudah 2 bulan yang lalu. Kok kamu masih ingat sama baju dan antingnya sih..?“ saya terheran-heran mengagumi ingatan Cinta yang detil. Kami pun lalu membahas masalah anting kupu-kupu yang tadi diceritakan Cinta. 

Awalnya saya tidak percaya dengan keistimewaan Cinta ini. Saya sering mengujinya dengan pertanyaan-pertanyaan spontan. Misalnya apa warna sepatu yang tadi pagi dipakai Nisya, salah satu temannya atau apa warna baju yang dikenakan ayah kemarin. Hampir semua pertanyaan dadakan itu dijawabnya dengan tepat. Cinta memang mempunyai ingatan yang sangat kuat yang berhubungan dengan kemampuan visual yang detil dan tajam. Cinta sangat mengingat apa saja yang pernah dilihatnya, atau informasi apa saja yang pernah didengarnya. Kecerdasan Cinta juga terlihat dari ketertarikannya pada hal-hal yang bersifat sains. Cinta mampu mengenali, mengkategori, menganalisis dan memahami pengetahuan terutama mengenai lingkungan alam. Dia begitu peka terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar seperti flora, fauna, angin, matahari, bintang, bulan, air, awan, sawah, sungai dan tubuh manusia.
Pernah suatu ketika, sepulang dari daycare, Cinta menceritakan penemuannya hari itu,
“Ma, ternyata…tonggeret itu bentuknya seperti jangkrik”
Cinta memang beberapa kali mendengar suara tonggeret ketika saya ajak ke sebuah hutan percobaan. Tapi dia belum pernah melihat bentuknya.
“Kok Cinta mengira begitu?” tanya saya.
“Iya, soalnya tadi Cinta lihat jangkrik sama teman-teman. Terus bunyinya seperti tonggeret. Pasti bentuknya juga sama. “ jelasnya.
“Hmm..mungkin bentuknya sama tapi mungkin juga berbeda. Nanti mama cari tau di internet tentang bentuk tonggeret ya” janji saya.
Memang tonggeret dan jangkrik sama-sama jenis serangga. Tapi bentuknya sedikit berbeda. Tetapi saya bangga dengan kemampuan analisa Cinta membandingkan benda dari adanya petunjuk yang sama.

Saya selalu berusaha memancing rasa ingin tahu Cinta. Jika dia bertanya tentang sesuatu, saya tidak langsung menjawabannya. Saya mencoba melontarkan pertanyaan-pertanyaan bantuan yang mengasah kemampuannya menganalisis hubungan sebab akibat hingga akhirnya dia menemukan jawaban dari penalarannya sendiri. Saya juga selalu berusaha memberikan informasi yang jujur agar konsep penalaran Cinta terstimulasi dan terhubung dengan baik.
Sepertinya otak Cinta tak pernah berhenti bereksplorasi. Saya pun sering dihujani pertanyaan-pertanyaan “ajaib”nya.
“Mama, kenapa awan di langit sering berubah-ubah bentuknya?”
“Bagaimana adik bisa masuk ke perut mama? Nanti keluarnya bagaimana?”
“Mengapa kepiting jalannya miring? Apa nggak pusing ? ”
“Susu kalau dicampur teh jadi apa? ”

Saya dan suami sering berandai-andai, sepertinya Cinta cocok menjadi ilmuwan karena kemampuannya itu. Tapi ketika Cinta ditanya tentang cita-citanya, dengan mantap dia menjawab :
“Cinta ingin menjadi juru masak!” katanya dengan bangga. Kami tidak kecewa. Justru kami sangat menghargai dan mendukung cita-citanya, Yang kami lakukan saat ini adalah mengembangkan dan mengarahkan kecerdasannya dengan memberinya stimulasi, nutrisi dan mengkondisikan lingkungan yang baik bagi Cinta. Yang paling utama, adalah memupuk semangat belajar nya sepanjang masa, karena belajar itu indah.


Komentar

  1. Subhanallah, luarbiasa Cinta. Semoga makin pinter ya,Cinta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah..sebenarnya kepintaran yg wajar seperti anak-anak pada umumnya. Memang pas ceriwis umur2 segitu :)

      Hapus
  2. Pinter ya Cinta...memang anak2 adalah unik...

    BalasHapus
  3. Terimakasih mba Erfi...kupikir setiap anak punya kecerdasan yang unik. Tinggal kesininya perlu banyak bimbingan.

    BalasHapus
  4. Inspiring banget Cinta and Mama....

    BalasHapus

Posting Komentar