Langsung ke konten utama

Curhat Blogger Peduli Lingkungan

Halo semua,

Mau nanya, kira-kira kalau saya bilang saya ini blogger peduli lingkungan pada percaya nggaaaak?

Baiklah, kali ini saya curhat sebagai blogger yang (merasa) peduli lingkungan.


Ketika kita search Google dengan kata kunci: kebakaran hutan, banjir, sampah, limbah, plastik, binatang langka, dampak pestisida, resurgensi serangga, gagal panen, pemanasan global dan banyak problema lingkungan lainnya, apa yang kita temukan? --- Ya, kurang lebih setengah informasi tentang lingkungan merujuk pada blog pribadi. Ini pertanda kepedulian blogger pada isu-isu lingkungan sangat baik. Saya termasuk salah satu penyumbang tulisan-tulisan tentang lingkungan. Walaupun tidak banyak dan tenggelam pada laman-laman akhir pencarian Google.



Seringkali saya ragu untuk menulis tentang lingkungan. Soalnya, banyak banget persoalan lingkungan di Indonesia ini, apalagi di Dunia. Sementara ilmu yang saya punya sedikit-sedikit, banyak tahu sana-sini tapi tidak mendalam. Jadi apakah saya punya kapasitas menulis tentang lingkungan?

No, no, no ! Jangan jadi ragu-ragu seperti saya. Itu keraguan saya duluuuu, sekarang saya tidak ragu lagi. Menulis sedikit saja sudah sangat berarti. Tulisan kita-kita dalam blog akan menjadi kepingan-kepingan puzzle informasi tentang lingkungan. Mari kita susun dan saling melengkapi.

Jadi, kalau anda tahu tentang sebab musabab kebakaran hutan dan asap di Riau, ya silakan ditulis dalam blog. Sedikit ataupun banyak, dangkal ataupun dalam, tulis saja! Jangan ragu berbagi ilmu dan menyuarakan opini.

Atau, anda tahu tentang dampak penggunaan pestisida pada serangga dan ekosistem, segera tulis dalam blog. Tak perlu harus menjadi ahli, praktisi atau peneliti untuk menuliskannya.

Blogger tahu dari membaca. Saya pikir sah-sah saja merangkum, mengolah dan menuliskannya ulang apa yang diketahuinya. Asalkan tidak copy paste, dan jangan lupa mencantumkan sumber referensinya.

Menurut saya, menulis tentang lingkungan tidak harus sesuatu yang kompleks sehingga mengurungkan gerak kita untuk ngeblog. Kalau kita punya kebiasaan baik membawa kantong pakai ulang untuk berbelanja, pengalaman menemukan burung kutilang pada pohon di halaman dan membiarkannya tetap bebas, pengalaman menggunakan tanaman anti-nyamuk sebagai pengganti obat semprot serangga, dan pengalaman-pengalaman sederhana lainnya tentang perilaku ramah lingkungan, segera tulis dalam blog dan berbagilah.

Perubahan besar diawali dari yang kecil. Inspirasi peduli 
lingkungan itu bisa berawal dari kita para blogger.

Peran kita sebagai blogger bisa menyerupai peran peneliti dan surveyor di lapangan, lho. Tahu kan, blogger itu pewarta warga ? Biasanya blogger suka mengamati sebuah obyek atau fenomena di sekitarnya, lalu memotretnya, mencari literatur penyertanya, kalau perlu konsultasi ke temannya yang ahli dalam tersebut, lantas beropini dan menuliskannya di 
blog. Sehari-seminggu-sebulan.....siapa sangka tulisannya tentang fenomena itu bisa menjadi headline. Kemudian dilirik oleh media cetak dan televisi, dibahas di institusi penelitian, menjadi bahan diskusi pada LSM peduli lingkungan, menjadi wacana pemerintah daerah dan... Alhamdulillah ya, kalau menjadi perhatian pemerintah pusat. :)

See? Betapa peran blogger sangat penting untuk 
lingkungan. Lihat, rasakan, bidik, rekam, dan suarakan melalui blog berbagai problema lingkungan.

Aktif di lapang atau aktif di blog ?

*Tutup muka sendiri*


Terusterang, saya merasa malu karena hanya berkoar-koar di blog, tapi jarang ikut kegiatan-kegiatan peduli lingkungan. Harap maklum, saya sehari-hari kerja kantoran, dan masih punya balita yang sulit ditinggal-tinggal bepergian. Sumbangsih saya untuk lingkungan hanya bisa melalui tulisan di blog.

Sebagian orang berpendapat, untuk mengatasi persoalan lingkungan di tanah air butuh aksi nyata. Dalam hal ini, blogger harus bergerak lebih dari sekedar menulis.  Nggak mau kan disebut omdo alias omong doang?

Soal seberapa bisa bergerak menjadi hal yang sangat relatif. Blogger bermunculan dari berbagai latar belakang, aktifitasnya di luar blog, kemampuan, ruang gerak dan faktor-faktor lainnya. Karena itu, menurut saya kurang bijak jika satu golongan blogger aktif menafikkan peran blogger dibalik laptop (blogger yang hanya menulis saja). Sekecil apapun tindakan peduli lingkungan, perlu dihargai. Paling dekat (tapi bukan berarti paling mudah) adalah menggerakkan diri sendiri untuk menerapkan teori-teori yang tertulis di blog.

Menjalankan kegiatan ramah lingkungan oleh diri sendiri dan keluarga buat saya lebih mudah. Hemat air, hemat listrik, tidak memelihara burung dalam sangkar, menggunakan raket nyamuk, menanam beberapa pohon, menanam rumput, memisahkan sampah organik dan non organik, mengurangi penggunaan plastik (jujur belum 100%), mengurangi penggunaan kertas dengan mencatat pada notebook, dan lain sebagainya.


Curhat lagi ya,


Sebagai blogger saya harusnya bisa jadi penyampai pesan.

Ada banyak informasi di dunia maya yang tidak diketahui oleh masyarakat akar rumput. Sedangkan blogger sangat kenyang dengan informasi lingkungan terbaru. Apa dan bagaimana harus menyayangi lingkungan. Banyak lapisan masyarakat yang tidak terjamah informasi lantas secara tidak sengaja melakukan kerusakan.

Tidak semua orang berkesempatan mengakses internet. Anak-anak, orangtua, pekerja rumah tangga, tukang sayur, mbak jamu dan banyak golongan lain yang sebagian besar belum leluasa mengakses internet. Alangkah baiknya diberi edukasi soal lingkungan. Tidak usah jauh-jauh, cukup orang-orang di sekitar kita. Dan dengan bahasa yang mudah tentunya.

"Mbak, kalau bisa pelanggan jamu yang biasa beli jamu plastikan diminta bawa botol isi ulang, biar nggak boros plastik. Plastik itu susah bercampur di tanah sampai 100 tahun lho. Bisa menumpuk nanti sampahnya".

Atau

"Abang, kalau bungkus sayur pake koran bekas aja. Selain irit, plastiknya nggak numpuk jadi sampah"

Kadang situasi tidak mudah. Kadang sulit untuk memulai bicara. Dan sering saya tidak mau dianggap menggurui.


Butuh Kolaborasi.

Pada akhirnya saya merasa butuh teman. Butuh penyemangat agar kepedulian ini tetap bertahan. Karena yang kita hadapi sesungguhnya bukan satu atau dua orang, dan tidak selalu mudah membuat orang mengerti apalagi menurut apa yang kita sampaikan.

Bergerak sendiri tidak sia-sia. Bergerak bersama lebih bermakna.  Berkumpul dan bersinergi dalam komunitas-komunitas blogger akan menghasilkan dampak yang lebih dahsyat. Saling menginformasi, berdiskusi, berbagi, menyebarluaskan dan bergerak bersama.

Selain kolaborasi dengan sesama blogger, perlu juga kolaborasi dengan pejuang-pejuang lingkungan di lapang. Di Indonesia ada banyak lembaga yang bergerak dalam penyelamatan lingkungan. Salah satunya yang telah lama berkecimpung bidang ini adalah WWF (World Wildlife Fund).WWF-Indonesia adalah yayasan independen yang terdaftar sesuai hukum Indonesia. WWF-Indonesia bergerak dalam pelestarian global yang bekerja di 100 negara di dunia untuk mewujudkan dunia dimana manusia dapat hidup selaras dengan alam .

WWF-Indonesia memiliki sejumlah kantor lapangan (Field Office). Kantor lapangan ini melakukan koordinasi untuk kegiatan dan program di lokasi konservasi tingkat lokal. WWF bekerja sama dengan pemerintah lokal, melalui kegiatan proyek praktis di lapangan, penelitian ilmiah, memberi masukan untuk kebijakan lingkungan, mempromosikan pendidikan lingkungan, memperkuat komunitas, dan meningkatkan kesadaran publik terhadap isu lingkungan.

Kolaborasi antara WWF dan blogger peduli lingkungan adalah bentuk upaya saling melengkapi satu sama lain. WWF menyadari kekuatan blogger.  Sinergi ini diharapkan akan membawa dampak yang lebih baik.


*********


Komentar

  1. menyampaikan pesan untuk pembaca ya mbak

    BalasHapus
  2. Kita memang wajib peduli lingkungan untuk menyelamatkan anak cucu dari kesulitan dan kebingungan kelak
    Saya juga mau ikut, sudah ada draft, tinggal moles
    Sukses di lomba ya Jeng
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Pakde, gak kebayang anak cucu kesulitan air, gak kenal binatang kerbau dan kepanasan ...

      Hapus
  3. di detik terakhir akhirnya ....hehehe

    BalasHapus
  4. sukses GAnya mak Arin...jadi berasa malu dengan pertanyaan aktif di lapangan atau aktif di blog...?

    BalasHapus
  5. Eng...abis gimana ya mak...namanya emak-emak emang susah ninggalin dapur.

    BalasHapus
  6. Iya benerr... kita harus peduli pada lingkungan kita. Aku jadi pingin juga ah kapan2 nulis ttg ajakan utk peduli kek gini. Makasih inspirasinya ya mak

    BalasHapus
  7. Iya leres, bu. Kita harus peduli lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan (Hendrik L Blum).

    BalasHapus

Posting Komentar