Langsung ke konten utama

Bersama Khadijah di Orchard rd.

Ini adalah sebuah "late post". 

Bulan september lalu saat saya ke SG, ada 2 buku yang saya bawa serta. Pertama, buku Mommylicious. Niatnya jelas, buat dokumentasi foto-foto si buku di lokasi yang belum tentu dalam waktu dekat saya kunjungi lagi. Buku berikutnya yang saya bawa adalah "Agar Dicintai Suami Layaknya Sayyida Khadijah"  Buat mengisi waktu luang sambil baca-baca. Bukunya tipis, mudah dibawa kemana-mana.


Tak salah pilih saya mengajak "Khadijah". Siang itu saya menyusuri Orchad road bersama Cinta. Sedianya mau berengan teman-teman rombongan ke Garden By the Bay. Teman-teman lagi makan siang sedangkan saya memilih menunggu di tepi Orchard road. Sambil menunggu saya melanjutkan membaca kisah "Khadijah". 




Lembar-lembar pertama sudah membuat saya menghela napas. Terceritakan sejarah Khadijah menikah dengan Rasulullah dan bagaimana keduanya dalam berumah tangga. Hmm, pantaslah kalau Sayyida Khadijah sangat dicintai Rasulullah. Sifat Khadijah yang menonjol adalah budi pekerti dan kerendahan hatinya. Ditengah peradaban jahiliyah saat itu, Khadijah mampu menjaga kesucian dirinya. Dengan kerendahan hatinya beliau melamar Muhammad menjadi suaminya, padahal jika dilihat dari status sosial tidaklah sepadan. Itu karena Khadijah mencintai dan menikahi Muhammad karena dia melihat akhlaknya yang baik.

Khadijah sang pekerja nan kaya,  bisa menempatkan dirinya sebagai istri yang sangat menghargai suami.  Khadijah mampu mendukung dan memotivasi Muhammad pada saat semua orang tak lagi mempercayainya. Yaitu saat Allah SWT, mengangkatnya menjadi Rasulullah.


Bagian yang menarik dari buku ini adalah contoh-contoh kasus rumah tangga yang sering terjadi saat ini. Misalnya kecurigaan istri pada suami yang berujung pertengkaran dan kedudukan ekonomi istri yang lebih tinggi sehingga meremehkan suami. 
Hadis-hadis terkait Khadijah dan istri banyak dicantumkan dalam buku ini. Mengingatkan kembali kita sebagai istri bagaimana harus menempatkan diri.

Saya menutup lembar terakhir buku dengan banyak sesal pada diri sendiri. Dibandingkan Khadijah, apa yang sudah saya lakukan sebagai istri tak ada seujung kuku. Sedikitttt banget. 

Apalagi pas berjauhan seperti kala itu. Terlintas satu persatu kebaikan suami. Dia yang ringan tangan membantu kegiatan domestik. Dia yang pengertian pada kesulitan, kelelahan dan kemanjaan saya. Dia yang tidak pernah menyuruh, melainkan meminta. 

Dia selalu menepati janjinya lebih awal dari waktu yang direncanakan. Misalnya janji pulang meeting hari selasa, eh, hari senin tau-tau sudah tiba di Indonesia, plus menjemput saya di kantor pula. Padahal saya tahu dia lelah usai perjalanan jauh. Dan dia selalu menolak ajakan teman-temannya untuk hang out atau olahraga bersama, baginya pulang ke rumah jauh lebih menyenangkan. 

Saat jauh, saat bersama Khadijah, saya menguatkan diri, untuk lebih mempercayai suami. Tak pantas menukar jerih payahnya untuk keluarga dengan kecurigaan. Tak pantas merasa hebat karena saya bekerja. Saya bisa bekerja atas rasa cinta suami memahami keinginan saya.

Siang itu, Khadijah banyak mengingatkan saya. Dan saya ingin segera pulang dengan kerinduan.

***
Late post, on our 11 th anniversary.




.

Komentar

  1. Buku yg bagus tentang seorang wanita teladan.jadi gak nikmatin jalan2nya saking larut dalam alur bukunya ya.mau baca juga aah...

    BalasHapus
  2. seperinya harus beli bukunya,semakin bikin penasaran q mak

    BalasHapus
  3. Baru tahu Mak Arin posting di sini gara-gara tadi ke postingan mak Evrina. Makasih ya Mak sudah menuliskan di sini :'). Waktu menulis buku ini saja saya menangis beberapa kali bila membaca ttg Khadijah apalagi kalo mengingat Allah pun menitipkan salam padanya. Betapa mulianya beliau. Saya juga jauh dari sempurna. Mudah2an buku ini selalu mengingatkan untuk berusaha menjadi lebih baik dari waktu ke waktu :)

    *hug*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tadinya mau ikut GA, tapi gak keburu. Semoga laris manis ya bukunya.

      Hapus

Posting Komentar