Langsung ke konten utama

Perjalanan Memilih Susu

Selalu ada pengalaman pertama.
Selalu ada proses mencoba,
sebelum akhirnya kita menentukan pilihan yang mantap.
Termasuk dalam memilih susu untuk anak.

Susu masih merupakan barang mewah bagi masyarakat Indonesia dikarenakan daya beli masyarakat belum menjangkau harga susu. Selain itu, kondisi perut yang peka terhadap susu menyebabkan karakter masyarakat Indonesia juga kurang menyukai susu. Faktor – faktor di atas menjadikan tingkat konsumsi susu di Indonesia masih terendah di Asia, yaitu 11,09 liter per kapita per tahun. Sementara masyarakat India 42,08 liter, Thailand 33,7 liter , Malaysia dan Filipina mencapai 22,1 liter, bahkan Vietnam lebih tinggi dari Indonesia yaitu 12,1 liter per kapita per tahun.
Kabar gembiranya, budaya minum susu kini telah ditanamkan pada anak-anak sejak kecil. Dengan demikian anak-anak mulai terbiasa mengkonsumsi susu. Anak-anak memang kelompok masyarakat dengan konsumsi susu terbanyak mengingat anak-anak sangat membutuhkan susu untuk proses tumbuh kembangnya.

Masalahnya, usia anak-anak adalah fase rentan terhadap benda baru, termasuk susu yang dikonsumsinya. Tidak semua tubuh anak langsung menerima zat-zat yang terkandung dalam susu. Kebutuhan tiap anak juga tidak selalu sama. Karena itu para ahli susu terus berusaha membuat inovasi agar susu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan sesuai dengan kondisi tubuh anak. Diantara sekian banyak produk susu di pasaran, memilih susu yang tepat membutuhkan waktu dan pemikiran yang cerdas bagi sang ibu. Seperti halnya pengalaman saya memilih susu untuk anak-anak saya, Asa (2 tahun) dan Cinta (7 tahun).

Memilih susu berinovasi nutrisi
Anak-anak saya berkesempatan menikmati ASI hingga usia 2 tahun. Saya meyakini bahwa ASI adalah makanan ekslusif bayi 0-6 bulan, dan makanan terbaik untuk bayi hingga usia 2 tahun. ASI mengandung antibodi dan zat gizi yang diperlukan bayi, yang tidak terdapat pada susu lain. Bayi yang diberi susu sapi memiliki angka kematian yang jauh lebih tinggi, karena mengalami kecenderungan diare dan infeksi telinga 80 % lebih tinggi dibandingkan yang minum ASI eksklusif. ASI juga meningkatkan IQ anak sekitar 8-10 point lebih tinggi dibanding mereka mereka yang tidak mendapatkan ASI.

Selepas ASI, tidak mudah bagi saya memilih susu sebagai penerus ASI. Dengan keterbatasan pengetahuan, andalan saya adalah membaca informasi box kemasan. Saya mencari yang kandungan nutrisinya paling mendekati ASI. Kandungan nutrisi ASI sangat lengkap, karena itu inovasi pada susu formula dilakukan dengan menambahkan nutrisi-nutrisi pada susu. Misalnya, ASI mengandung karbohidrat, protein, serta lemak. Sedangkan nutrisi mikronya antara lain asam lemak esensial, kolin, prebiotik, vitamin C, vitamin E, vitamin D3, dan kalsium dalam jumlah seimbang maka inovasi susu menambahkan nutrisi tersebut dalam susu formula. Dan setelah diteliti ternyata bayi yang minum ASI lebih pintar karena susu yang diminumnya telah mengandung AA dan DHA, maka diperlukan tambahan AA, dan DHA.

Untuk anak yang aktif, perlu sumber energi tambahan untuk otak. Saat ini ditemukan inovasi berupa isomaltulosa, yaitu jenis karbohidrat yang dapat menjadi sumber energi otak. Karbohidrat ini dapat menyediakan energi dalam jangka waktu lebih lama, sehingga menjamin kesinambungan suplai energi bagi tumbuh kembang otak. Sumber isomaltulosa yang baik berasal dari sukrosa tanaman bit, yang telah melewati proses enzimatis dengan bantuan Protaminbacter rubrum.

Jangan "tergoda" memilih susu tinggi kalori untuk meningkatkan berat badan anak yang masih kurang. Setelah satu bulan mencoba, ternyata tidak ada peningkatan pada berat badan. Saya kemudian mengevaluasi pola makan anak. Saya belajar tentang kebutuhan gizi anak dan mencoba memenuhi jumlah makanan sesuai takaran. Saya juga belajar cara penyajian yang menarik agar anak suka makan. Cara ini akhirnya berhasil menaikkan berat badan anak. Dari sini saya berkesimpulan bahwa kebutuhan kalori anak dan nutrisi-nutrisi lain tidak boleh hanya diandalkan dari susu. Tepatnya, susu adalah makanan pelengkap yang baik untuk tumbuh kembang anak.

Memilih susu berinovasi aman

Setelah memilih susu, dan memberikannya pada anak-anak, saya memantau reaksi tubuh mereka. Penerimaan terhadap susu pada setiap anak bervariasi. Susu yang baik tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti muntah, diare, atau sembelit. Juga tidak menimbulkan gangguan lainnya seperti sesak, batuk, gangguan kulit dan sebagainya.

Alergi susu sapi adalah gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh reaksi terhadap susu sapi. Gejala reaksi muncul karena sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi. Dikenal reaksi ketahanan yang tidak melibatkan sistem imun, yaitu dikenal dengan istilah intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi ketidakcocokan terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu. Dengan karakter anak yang beragam, susu formula khusus diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya susu untuk gangguan malabsorbsi, alergi dan intoleransi.

Pernahkah anda mencoba satu produk susu kemudian anak mendadak batuk-batuk atau gatal ? Saya pernah. Ketika pertama kali mencoba produk susu formula, pada saat bersamaan anak mengalami batuk-batuk. Namun saya tidak langsung menvonis susu adalah penyebabnya. Saya coba hentikan pemberian susu. Dalam 3 hari kemudian anak masih batuk. Setelah diberi obat resep dokter, anak sembuh. Saya coba memberinya susu kembali. Seandainya anak kembali batuk, maka dugaan alergi susu semakin kuat. Alhamdulillah, anak tidak batuk saat meminum susu. Berarti dugaan alergi terpatahkan.

Dalam kaitannya alergi dengan susu, orangtua perlu memastikan keluhan anak adalah alergi atau bukan, dan memastikan bahwa penyebab alergi adalah susu atau hal lain, maka perlu pemeriksaan yang komprehensif.

Memilih susu dengan kemasan berinovasi

Keamanan susu juga dapat dilihat dari kemasannya. Beberapa waktu silam kita dihebohkan oleh susu berbakteri. Proses pengolahan dan pengemasan yang panjang memungkinkan terjadinya kontaminasi bakteri. Karena itu, Ibu harus cermat memilih kemasan susu yang rapat, tidak terjadi kebocoran, tidak menggembung. Dalam penyajian juga harus memperhatikan kebersihan, misalnya dengan rajin mencuci botol atau gelas, dan menyeduh menggunakan air hangat 70°C agar bakteri dan kuman mati.

Selain susu formula, anak-anak saya juga mengkonsumsi susu cair. Saya tetap memperhatikan keamanan dan nutrisnya. Pada susu cair, sebelum pengemasan dilakukan proses pasteurisasi, yaitu pemanasan yang ditujukan untuk mematikan kuman. Saya memilih susu cair dalam kemasan yang tidak gembung atau bocor. Pada pembuatan susu bubuk, sebelumnya susu segar dipisahkan berdasar komponen-kompenen susu sesuai formula yang diinginkan. Misalnya, susu dengan rendah lemak, susu tinggi protein atau susu rendah laktosa. Ada pula susu skim, yaitu susu yang diambil krimnya yang tinggi lemak.

Suatu ketika, saya memberikan sebuah susu kotak kemasan. Sekilas saya lihat tanggal kadaluwarsa masih lama. Saya terkejut, sesaat setelah anak meminum susu, dia memuntahkannya kembali. Saya kemudian mencicipi sisanya, benar saja, rasanya tidak seperti biasa. Susu itu sudah basi. Saya menyesal tidak mencicipinya terlebih dahulu sebelum memberikannya pada anak. Dan setelah saya teliti dengan seksama, ada bagian atas kardus yang berlubang kecil. Selanjutnya, saya lebih berhati-hati memilih susu dalam kemasan.

Memilih susu berinovasi halal
Saya meyakini bahwa susu adalah bahan makanan yang layak dikonsumsi dan halal. Al Quran surat An-Nahl 66 menyebutkan Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Dengan demikian tak perlu ada keraguan lagi karena Al-Qur’an pun menganjurkan kita untuk minum susu.

Namun, dalam penambahan bahan-bahan pada susu formula perlu diperhatikan kehalalannya. Salah satunya adalah whey, bahan hasil proses pembuatan keju dimana melibatkan penggunaan enzim rennet. Enzim ini diambil dari lambung anak sapi, yang seharusnya disembelih secara syariah. Bahan tambahan lain yang harus dicermati adalah penggunaan vitamin, mineral, flavor dan asam amino. Sumber vitamin ini bisa dari hewan, tumbuhan, sintetik kimia atau produk mikrobial. Jika dari hewan harus dilihat jenis hewan dan cara menyembelihnya. Satu lagi, bahan pelapis vitamin berupa gelatin harus dipastikan dari sapi yang disembelih secara syariah, dan bukan dari babi.

Susu yang baik memperhatikan kehalalan dalam setiap proses produksinya. Untuk memilih bahan-bahan yang halal diperlukan inovasi - inovasi yang cermat. Di alam ini tersedia berbagai bahan halal yang dapat menggantikan bahan-bahan haram. Sebagai konsumen, untuk memastikan kehalalanya tidak mungkin dengan melihat seluruh proses pembuatan susu formula tersebut. Konsumen cukup memperhatikan kode produksi pada kemasan susu, yaitu label halal dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Penting bagi kita menggali ilmu secara seimbang tentang susu. Saya bukan pada kapasitas sebagai ahli susu, atau ahli nutrisi. Saya hanyalah konsumen susu yang berusaha memilih susu inovasi terbaik dan halal untuk anak-anak saya.

(sumber informasi halal diperoleh dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil_page/8/727/8/1/10 )



Komentar

  1. mbak arin, tulisannya bagus.. keren.. kayaknya menang nih :)

    btw aq follow twitternya.. folbek ya, hehe..
    :)

    BalasHapus
  2. semoga sukses ikutan lombanya ya :)

    BalasHapus
  3. Amiiiin...terimakasih sudah mampir

    BalasHapus

Posting Komentar