Langsung ke konten utama

Ketika Lelah Terbayar Lunas


Hari gini, rasanya semakin langka menemukan jasa gratis. Ketika di mana-mana menolong identik dengan dibayar dan minta tolong seolah wajib membayar. Ketika penghargaan dilandaskan pada uang, yang terjadi kemudian adalah kecanggungan satu sama lain.

Pernah menemui situasi seperti ini?
  • Duh, duit lagi cekak, eh pas banyak undangan kawinan.
    Lho, bukannya seharusnya ikut bahagia ada teman menikah dan ingin menyaksikan momen bahagia mereka? Sayangnya, yang diundang malah fokus pada ada tidaknya uang atau kado mahal yang harus dibawa. Apakah mindset harus bawa uang itu menghalangi langkah kita untuk hadir? Padahal, sang pengantin sebenarnya sudah merasa sangat dihargai dengan kehadiran kita.
  • Ada teman yang sakit, sayang belum bisa menjenguk karena belum gajian.
    Hai, please deh, masa iya untuk menjenguk teman harus menunggu gajian? Menjenguk teman yang sakit cukup dengan memberi support dan doa tulus. Itulah dukungan dan penghargaan yang dibutuhkan sebagai teman. Jikapun ada "sesuatu" yang dibawa adalah sebuah keleluasaan. Bukan kewajiban. 
  • Ingin minta tolong ke seseorang, tetapi nggak bawa duit, mau nggak ya dia membantu?
    Nah, cukup beranikah kita minta tolong tanpa menyiapkan uang sebagai tip? Apakah kita kuatir dicela karena tidak memberi tip? Sebaliknya, ketika kita menolong orang, bisakah pikiran kita tidak mengharap imbalan? 
Contoh-contoh situasi di atas menunjukkan arti penghargaan masih terbatasi oleh ada tidaknya uang atau materi.   

Seberapa penting sebuah penghargaan buat saya?
Walaupun saya seperti orang pada umumnya yang menginginkan dan membutuhkan penghargaan, saya menilai sebuah penghargaan bukan terbatas pada uang atau materi semata. 

Penghargaan adalah bukti bahwa keberadaan saya dibutuhkan dalam satu lingkunganKarena saya paling banyak berinteraksi sosial dengan lingkungan kantor, banyak kondisi di mana seharusnya kita lebih peka dan menghargai satu sama lain dengan teman kerja, atasan maupun bawahan. Penghargaan dalam dunia kerja adalah "nyawa" sebuah manajemen institusi. Penghargaan membuat alur kerja berjalan nyaman, komunikasi efektif dan bersemangat.

Bentuk penghargaan dalam dunia kerja cukup banyak, di antaranya :
  • Kenaikan jabatan karena prestasi atau kinerja.
  • Sebutan hormat Pak atau Ibu di manapun level karyawan berada adalah juga bentuk penghargaan. 
  • Berkomunikasi dengan baik, meredam emosi dalam perdebatan dan mendengarkan lawan bicara.
  • Menjenguk karyawan dan rekan kerja yang sakit.
  • Perhatian pada kesulitan dan memberikan bimbingan kerja.
  • Memberikan hak berpendapat kepada karyawan.
  • Memberikan kepercayaan dalam bekerja.
  • dan lain sebagainya.

Berdedikasi untuk dihargai.
Menurut pendapat saya, kita tidak bisa memaksa orang lain menghargai kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha melakukan yang terbaik. Penghargaan akan datang dengan sendirinya ketika orang melihat pencapaian kerja kita, merasa kagum dengan prestasi kita, merasa puas akan layanan kita, atau merasa terbantu. Ya, banyak cara meraih penghargaan, namun tidak bisa dipaksakan. Saya yakin, nilai penghargaan pada seseorang seiring dengan besarnya dedikasi yang diberikan. Dengan catatan apabila manusia tidak bisa menghargai disaat kita berdedikasi, Insya Allah ada balasan dari Allah Yang Maha Tahu dan Maha Pemurah.

Saya sadari ketika saya mengukur penghargaan atas diri berupa rupiah-rupiah, maka hanya sampai situlah maksimal nilai kerja saya. Puaskah? Buat saya, menempatkan uang di depan sebuah pekerjaan, justru merendahkan martabat diri sendiri. Lantas kemudian orang akan melabeli hal yang demikian itu dengan "apa-apa uang". Lambat laun, kepercayaan dan kenyamanan bekerjasama akan surut. Rejeki pun menjauh. Rugi tentunya.

Akan tetapi, ketika kita menghargai nilai pekerjaan kita dengan sesuatu yang  priceless, yaitu bekerja ikhlas dan berdedikasi, niscaya, penghargaan demi penghargaan akan kita terima. Bisa saja penghargaan termanis dalam bentuk sebuah senyuman, ucapan terimakasih, kepercayaan akan tugas-tugas berikutnya, kepuasan akan hasil kerja yang berimbas pada pujian, ataupun penghargaan yang sifatnya monumental seperti pemberian piagam Satya lancana atau gelar. Di saat saya mampu memberi manfaat dan membuat orang lain bahagia, di situlah penghargaan tertinggi saya rasakan. Dan rasa lelah pun terbayar lunas.

Lantas kapan materi akan datang?
Sejauh pengalaman saya menerapkan prinsip di atas, materi saya anggap sebagai bonus yang mengikuti dari rasa puas. Jumlahnya bisa saja kecil, atau sebaliknya, bisa jadi berlipat-lipat banyaknya. Berapapun besaran materi, tidak akan menyurutkan nilai penghargaan yang kita terima jika kita menempatkan diri untuk pantas dihargai.




Give and take.
Dari sisi lain, berpegang pada prinsip give and take, bagaimana kita bisa menghargai orang lain, seperti itu pula penghargaan akan kita terima kembali. Sebagai contoh adalah ketika saya menghargai asisten rumah tangga dengan ucapan terima kasih dan perilaku sopan, serta tambahan bonus pada waktu-waktu tertentu. Insya Allah, asisten pun akan memberikan penghargaan kepada saya dalam bentuk rasa hormat dan loyalitas.

Begitu pula kantor sebagai pengguna jasa karyawan. Semakin besar penghargaan kantor pada karyawan, semakin semangat dan loyal karyawan pada kantornya. Dan secara tidak langsung, semakin bagus kinerja institusi sehingga semakin besar capaian yang bisa diraih.


Penghargaan dari institusi akan membuat karyawan merasa termotivasi dan kemudian berkomitmen saling berkontribusi untuk meningkatkan profitabilitas. Penelitian menunjukkan bahwa manfaat dan insentif menstimulasi keterlibatan karyawan dalam hal pekerjaan hingga 60% dan mengurangi ketidakhadiran hingga lebih dari 47% (sumber : http://sodexobenefits.co.id/id/perusahaan).

Bentuk penghargaan materi yang sesuai.

Materi bukan hal tabu untuk dijadikan bentuk penghargaan. Materi yang diberikan dengan tulus adalah bentuk penghargaan yang menyenangkan. 
 
Penghargaan berupa materi sebaiknya dilakukan dengan cara berikut :
  • Memberi penghargaan materi tidak dimaksudkan "membeli" jasa atau menunjukkan "kemampuan memerintah" di kemudian hari.
  • Penghargaan materi disertai niat tulus untuk berterima kasih. 
  • Penghargaan materi tidak dijanjikan atau disebutkan di awal ketika meminta tolong melakukan sebuah pekerjaan. Dimaksudkan agar tidak menumbuhkan kebiasaan mengharap imbalan.
  • Penghargaan materi diberikan tidak secara rutin, sebaiknya diacak waktunya sehingga tidak menimbulkan kebiasaan menanti-nanti pemberian.   

Saya seringkali dimintai pendapat atasan saya untuk mencari bentuk materi yang pas untuk diberikan kepada karyawan berprestasi. Atasan ingin penghargaan tersebut berupa sesuatu yang bermanfaat, bernilai materi, dan berkesan. 

Saat itu, spontan yang terlintas adalah hadiah berupa voucher belanja Sodexo. Kenapa harus voucher padahal toh untuk belanja juga? Hm, tentu sangat beda kesannya menerima hadiah berupa voucher dibandingkan dengan uang. Voucher adalah bentuk hadiah yang mengesankan, menunjukkan adanya perhatian dari si pemberi, fleksibel untuk segala usia dan memberikan keleluasaan pilihan belanja bagi si penerima. 

Saya beberapa kali berpengalaman menerima hadiah berupa voucher Sodexo Gift Pass dari beberapa kali memenangkan perlombaan. Dari pengalaman tersebut, saya tahu Sodexo Gift Pass bisa dibelanjakan di lebih dari 269 merchant Sodexo dan 14.170 outlets di seluruh dunia. Saya merekomendasikan Sodexo Gift Pass sebagai bentuk hadiah penghargaan untuk siapapun.



Bentuk hadiah berupa voucher belanja bisa disesuaikan dengan maksud dan tujuan pemberi.  Selain Sodexo Gift Pass, tersedia beberapa jenis voucher Sodexo lainnya, yaitu Sodexo Food  Pass untuk membeli makan siang dari beragam restoran dan perusahaan makanan, Sodexo Reward Pass untuk mengakses berbagai jenis pusat perbelanjaan dengan makan malam (shopping dining), pengalaman santai dan rekreasi, Sodexo Promo Pass adalah bentuk hadiah sekaligus media promosi yang menarik untuk kampanye pemasaran perusahaan anda, serta Sodexo Discount Pass, yaitu berupa kartu diskon sebagai bentuk hadiah yang kreatif.

Lelah yang terbayar.
Orang bekerja umumnya untuk mendapatkan gaji. Lumrah juga apabila karyawan ingin dihargai lebih dari gaji yang dia dapatkan setiap bulannya. Pekerjaan yang melelahkan, dedikasi yang luar biasa, selayaknya dibayar lunas dengan penghargaan. Dan penghargaan yang paling cepat dan mudah diberikan adalah rasa terimakasih.  

Sepertinya sepele, kenyataannya sering kali orang lupa berterimakasih. Melontarkan kritik, menegur dan memberi masukan memang diperkenankan dalam sebuah pekerjaan, namun tetaplah ingat untuk berterimakasih.

Ketika saya melakukan sesuatu, rasa lelah terbayar lunas oleh rasa terimakasih. Setelah itu, energi dan semangat yang lebih besar akan datang lagi. 
 
Di sisi , ketika saya menerima jasa atau bantuan, ada banyak cara yang bisa menyertai rasa terimakasih. Dan saya senang jika hal itu membahagiakan penerimanya.

Jadi, seberapa penting sebuah penghargaan bagi saya? Jawabnya, sangat penting. Karena penghargaan, baik itu dihargai, maupun menghargai, akan meningkatkan kualitas interaksi dalam bersosial, dan berdampak besar bagi peningkatan produktifitas dan kualitas hidup. 


Komentar

  1. sodexo emang voucher belanja idaman hati
    dikasih penghargaan berupa ini, eikeh pasti bakal seneeeenggg bgd mbk arin, hahaha

    BalasHapus
  2. Nice share mba...
    Meski sederhana penghargaan tentu sangat mensupport kenyamanan kita bekerja apalagi jika diberikan dg tulus dan fair ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulus tidaknya penghargaan itu kerasa banget lho selama uang tidak berada pelupuk mata

      Hapus
  3. Setuju mbak perasaan dihargai memang bisa berdampak pada produktifitas ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Sebaliknya, kalau ada kekecewaan langsung drop semangat

      Hapus
  4. Setuju mbak Arin, penghargaan bukan material semata :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mindset ada uang baru mau nolong itu bisa gak ya dikikis perlahan. Rasanya kok ada dimana mana

      Hapus
  5. Iya, terima kasih itu penghargaan dalam bentuk kecil tapi bobotnya berat ya Mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener. Dan paling gampang dilakukan lho seharusnya. Tapi sebagian orang masih gengsi

      Hapus
  6. penghargaan dalam bentuk apapun mmg akan membuat seseorang semakin semangat dan bekerja lbh baik ya mbak apalagi kalo dpt voucher sodexo, ooh mauuuu :-)

    BalasHapus
  7. yes setuju, give and take.., kadang orang suka lupa soal prinsip ini, take dulu baru give.. saya juga gitu ke ART, alhamdulillah betah bertahun2 karena merasa dihargai..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jer basuki mowo beo. Apa2 modal dulu. Termasuk kalau mau dihargai? Hargai dulu.

      Hapus
  8. betul ya mbak, tapi masih banyak yang menempatkan uang di atas segalanya, duh sama orang ginian itu suka sebal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di kota besar terutana makin banyak yang begitu. Rasa kekeluargaan menurun

      Hapus
  9. Penghargaan apapun yang penting ikhlas dan tulus hihi

    BalasHapus
  10. Wah iya, aku kadang suka kepikiran gitu, mau jenguk temen yg baru lahiran tp blm gajian hehe

    BalasHapus
  11. ucapan "terimakasih" itu sederhana namun memiliki arti yang luar biasa yah Mba Arin, saat mendengar kata terimakasih kita seolah merasa sangat dihargai :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayo..seberapa sering berterimakasih pada cleaning service di toilet umum?

      Hapus
  12. wah..pada rame ikutan lomba...
    penghargaan itu penting... sebagai motivasi diri..jika sekedar uang sbgai penghargaan..menurutku terlalu rendah...

    semoga menang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lomba itupun bentuk mencari penghargaan. Karenanya saya suka lomba.

      Hapus
  13. penghargaan itu sebenarnya sederhana ya, sesederhana mengucapkan terima kasih

    BalasHapus
  14. Terima kasih, sederhana tapi sering terlupakan...

    BalasHapus

Posting Komentar