Langsung ke konten utama

Danone Blogger Academy Visited Klaten


Yang dinanti-nanti datang waktunya. 
Yess, we visited Klaten !!
(Klaten dibaca kleten, logat keminggris ala Danone Blogger)

Para blogger mendarat di Yogyakarta pada Jumat, 17 November 2017. Perjalanan 3 hari ini dalam rangka ingin mengunjungi CSR Danone di Yogyakarta, Pabrik Sari Husada di Prambanan, Pabrik AQUA Danone di Klaten dan pemantapan tugas akhir dari kegiatan Danone Blogger Academy. 

"Seeing is believing, lihat dulu baru percaya", demikian kata Pak Arif Mujahidin, Comunication Director Danone Indonesia. Untuk itulah para blogge difasilitasi melihat langsung pabrik-pabrik dan CSR Danone Group.





Hari kami dimulai dengan sarapan di warung soto Pak Marto. Soto daging bening lengkap dengan nasi yang sudah dicampurkan membangkitkan selera. Para blogger menyantap dengan lahap, maklum, sebagian ada yang belum sarapan karena sudah meninggalkan rumah sejak dini hari. Sebagian lagi yang sudah sarapan tetap lahap mengulang sarapan kedua. 


Bermain di Taman Pintar.
Sekitar 30 menit naik bis, bloggers tiba di Taman Pintar. Ngapain sih main ke sini? Ternyata di Taman Pintar ini ada Rumah PAUD yang merupakan bagian dari CSR Danone untuk warga Yogyakarta dan sekitarnya. 


Di sini CSR Danone memberikan dukungan berupa pembangunan 2 Rumah PAUD, display proses pembuatan susu dan pelestarian air di gedung utama. Danone menyadari pentingnya edukasi nutrisi menyeluruh sejak dini. Anak-anak diperkenalkan tentang kesehatan, tubuh dan nutrisi dibawah panduan kakak-kakak yang bertugas di PAUD. Rumah PAUD terdiri atas ruang-ruang yang berbeda. Ada ruang budaya berisi miniatur rumah adat, ruang komputer untuk bermain game peternakan, ruang gerak berisi aneka permainan fisik dan banyak lagi. Terlihat anak-anak bermain dan belajar dengan menyenangkan. 


Rumah PAUD ini boleh dikunjungi oleh kelompok anak-anak dari TK/PAUD yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya. Ada sekitar 1.000.000 pengunjung per tahunnya. Dari luar kota pun juga ada. Sebelum ke sini, bisa memesan waktu agar tidak bentrok jadwalnya dengan kelompok lain. Selain kelompok anak, juga ada kelompok parents. Untuk para orang tua, edukasi disampaikan oleh Dokter atau Ahli Gizi.

Disebut “Taman Pintar”, karena di kawasan ini merupakan wahana wisata yang berisi display dan peragaan science dengan harapan para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.



Kunjungan ke Pabrik Sari Husada.

Dalam edukasi ke masyarakat mengenai susu dan cara memilih susu yang baik dan higienis, CSR Danone mempersilakan masyarakat umum untuk mengunjungi Pabrik Sari Husada. Tentu saja kunjungan berkelompok dan dengan mengontak pabrik terlebih dahulu.

Cara mengunjungi Pabrik Sari Husada di Prambanan :

  1. Kirim proposal satu bulan sebelum kegiatan.
  2. Peserta minimal SMU/SMK sederajat.
  3. Jumlah peserta minimal 30 orang, maksimal 120 orang
  4. Mengenakan baju yang sopan dan sepatu tertutup
  5. Hari kunjungan reguler Selasa, Rabu, Kamis, pukul 09.30 - 11.30 bertempat di SGM Prambanan Factory, Jl. Raya Jogja Solo km 19 Kemudo - Klaten.
  6. Area kunjungan :
    Filling Packing dan Were house maksimal 50 orang.
    Laboratorium Quality Assurance maksimal 15 orang (S&K berlaku)
    WWTP maksimal 20 orang (S&K berlaku)
  7. Tidak dipungut biaya. 
  8. Akomodasi peserta menuju pabrik ditanggung oleh kelompok masing-masing.
Di sini kita akan melihat bagaimana proses produksi susu pertumbuhan SGM form farm to table. Untuk menghasilkan produk susu pertumbuhan dan berkualitas, Sari Husada menerapkan quality control terstandar pada bahan (susu segar) yang diambil dari peternakan di Klaten dan sekitarnya, moderenisasi sistem peralatan di pabrik serta peraturan pabrik yang disiplin sehingga menghasilkan susu yang bernutrisi dan higienis.

Para blogger pun harus mengikuti aturan kunjungan. Kami tidak diperkenankan mengambil foto di area pabrik. Saat berjalan pun juga harus berada di dalam garis kuning, yaitu jalur yang ditetapkan untuk pejalan kaki. Walaupun tanpa memotret, tapi kami berhasil merekam dalam ingatan bahwa semua proses pengolahan dan pengemasan susu terjadi secara terukur, moderen dan higienis. Tidak ada sentuhan tangan manusia pada produk. Semua terproses oleh mesin. Adapun para pekerja di sini bertugas mengawasi proses bekerjanya mesin tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Pose depan Pabrik Sari Husada 


Kunjungan ke Pabrik AQUA Danone, Taman Kehati dan Rumah Sampah.

Sebelum sebotol AQUA sampai di tangan kita, ternyata ada serangkaian proses yang dilakukan dengan kehati-hatian. 

Air mineral AQUA berasal dari sumber mata air yang diambil pada kedalaman 30-50 meter di dalam tanah. Area ini dinamakan Rumah Sumur. Di dalamnya terdapat peralatan untuk memantau debit air, pemanatau jenis serangga dan hewan kecil lainnya dan indikator lainnya terkait kondisi mata air. 

“Proses pengemasan boleh sama, tapi sumber yang terjaga yang membuat Aqua beda,” demikian disampaikan Bapak Eriek Kusdiana, STP, Quality Manager Aqua Danone pada kunjungan para blogger ke sumur mata air milik Aqua di Klaten, 18 November 2017. Sumur mata air tersebut berada dalam kawasan Taman Kehati (keanekaragaman hayati).

Taman Kehati adalah upaya konservasi di kawasan sumur mata air bertujuan untuk menjaga kemurnian air tanah. Taman Kehati berisi pepohonan baik yang tumbuh alami maupun yang didatangkan dari lereng Merapi. Selain untuk tujuan menjaga sumber mata air, Taman Kehati juga untuk menjaga keanekaragaman flora yang ada. 

Dari Rumah Sumur, air langsung dialirkan ke pabrik melalui pipa-pipa dan mengikuti alur proses pengemasan yang higienis dan terstandar. Tidak ada sentuhan tangan manusia dalam proses ini.
Briefing di Gedung Aqua, Klaten

Di taman kehati

Pose di depan Rumah Sumur Aqua

Aturan yang sama bagi pengunjung berlaku juga di pabrik Aqua Danone ini. Dalam kesempatan ini saya bisa bertanya tentang AQUA. Termasuk, kenapa AQUA tidak menambahkan seal plastik pada tutup botolnya. Jawabnya, seal plastik hanya akan menambah sampah plastik. Jadi dalam rangka mengurangi sampah plastik tidak digunakan seal plastik. Tutup botol dengan 2 ring sudah cukup untuk memastikan tidak ada mikroorganisme masuk. Jadi konsumen juga harus jeli, saat membeli AQUA, pastikan cincin tutup botol ini masih rapat, belum terbuka.

Kalau soal hoax mengenai perbandingan air minum bagaimana? Pak Eriek menyarankan jika ada berita hoax sebaiknya dikonfirmasi ke hotline AQUA, karena sudah ada tim yang siap memberikan penjelasan mengenai berita tersebut. Hoax umumnya berasal dari kompetitor, karena merasa kurang unggul jadi membuat kampanye negatif pun dilakukan. Nah, di sinilah tugas blogger untuk menyampaikan berita kesehatan secara benar, kroscek dulu ke narasumber yang kompeten.

CSR Danone melakukan pelestarian dari atas ke bawah. Untuk melestarikan sumber mata air, dilakukan penanaman ulang pada lahan-lahan bukit yang telah gundul akibat pertanian monokultur. Seiring dengan hal itu, dilakukan juga edukasi kepada para kelompok tani sehingga proses pertanian lebih ramah lingkungan.

Sebagai bentuk kontribusi melindungan sumber daya air secara menyeluruh, AQUA Danone melakukan konservasi dan inisiatif yaitu :

1. Menanam 91.775 tanaman yang berupa tanaman mahoni, suren, sengon, cendkih, durian, kakau, bambu, mindi, gayam, matoa, salam, bambu, akasia, nangka, turi, asem, sirsak, jambu mete di Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo dan Desa Mriyan, Kecamatan Musuk Boyolali

2. Membangun 16 sumur resapan dan setiap karyawan AQUA wajib memiliki satu lubang biopori di rumahnya.

3. Membangun desa konservasi yang terletak di Desa Kembangsari, Kecamatan Musuk, Boyolali

Pada level tengah, CSR Danone membina ibu-ibu di Rumah Sampah untuk mendaur ulang sampah menjadi barang bermanfaat. Para blogger berkesempatan belajar membuat hiasan dari barang bekas. Kami juga berkunjung ke galeri barang daur ulang. Yang terjadi kemudian adalah para blogger riuh ramai memilih barang apa yang ingin dibelinya. Saya memborong 10 tas cantik ini untuk teman-teman kantor. Tas ini isinya dibuat dari potongan kemasan plastik lho. Hebat idenya, salut.


Memborong tas-tas cantik untuk ibu mertua dan teman kantor.

Rumah Tempe.

Singgah di Rumah Tempe ini membuat saya terkenang-kenang hingga sekarang bagaimana gurihnya tempe yang diolah lebih higiensi. Program Rumah Tempe merupakan inisiatif sosial Grup Danone yang bekerjasama dengan Forum Tempe Indonesia di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Klaten. Forum Tempe membantu ibu-ibu PKK Geneng memproduksi tempe yang higienis dan membuat sistem manajemen. Hingga saat ini capaian program telah memproduksi 900kg kedelai menjadi tempe dan menghasilkan 5.259 pack tempe dan dalam 6 bulan terakhir meraih omset Rp. 13.176.500.




Obrolan di Warung Kandha Takon dan River Tubing di Sungai Pusur.

Makan siang kami sangat nikmat terasa. Pecel dengan lauk telur ceplok dan lele tersaji di Warung Kandha Takon. Sebuah warung kecil dari kayu yang asri. Minum yang tersaji selain AQUA ada teh kelor dan teh telang, terbuat dari tanaman yang ada di sekitar daerah ini. Sementara teman-teman blogger lain melakukan River Tubing di Sungai Pusur, saya yang kebetulan tengah berhalangan memilih menikmati teh telang di Warung Kandha Takon.

Kandha Takon adalah bahasa Jawa yang artinya bicara dan bertanya. Warung ini adalah simbol bahwa sebagai makhluk sosial jangan hanya memandang layar ponsel dan berkomunikasi lewat chatting. Ayolah, kalau bertemu saling kandha dan takon, alias ngobrol.

River Tubing di Sungai Pusur lebih dari sekedar rekreasi. River Tubing ini mendorong masyarakat turut menjada kebersihan dan kelestarian sungai dari pencemaran sampah. AQUA Danone bekerjasama dengan warga masyarakat di sepanjang Sungai Pusur untuk mengelola River Tubing ini. Sambil tubing, peserta bisa sambil memungut sampah yang terlihat di sekitar sungai.



Dewi, Shiva, Saya, Indria
Persiapan Tugas Akhir.

Tujuan dari Danone Blogger Academy ini adalah agar para peserta nantinya lulus sebagai blogger kesehatan yang mampu menyampaikan berita dengan benar, eksplorasi ide yang kritis dan dikuatkan oleh narasumber. Kunjungan kami ke Jogjakarta dan Klaten ini untuk melihat hal-hal terkait kesehatan di sekitar kita dan mengangkatnya dalam sebuah tulisan di blog dan Kompasiana.

Dalam 2 malam di Hotel Quin Colombo Klaten dan Hotel Swiss Bell Solo, para peserta memaparkan outline tugas akhir. Dalam presentasi outline ini untuk bertujuan mendapatkan koreksi ataupun masukan dari Kang Pepih Nugraha (Kompasiana) dan para peserta lainnnya. Rasanya seperti presentasi skripsi saja.

Tugas akhir ini disajikan dalam bentuk tulisan dan video. Tulisan saya berjudul Kantor Peduli Hidrasi, Karyawan Sehat dan Produktif telah saya unggah di Kompasiana, rubrik kesehatan dan blog pribadi.

Presentasi outline sampai malam booo...
Kalap belanja di Solo.
Minggu pagi itu semangat sekali. Energi buat belanja telah terisi penuh. Apalagi transferan uang saku dari Danone telah mendarat dengan sukses di rekening masing-masing. Asyiiiik...belanjaaa..

Jam 6 pagi bis sudah parkir di kawasan PGS, tak jauh dari Pasar Klewer. Para blogger pun langsung berpencar mencari buruan masing-masing. Saya, Evrina dan Shiva naik satu becak menuju Pasar Klewer. Ternyata jam segitu pasarnya masih tutup. Huhuhu.. Untung mas becaknya tahu tempat pusat batik lainnya, yaitu daerah Kauman.

Belanja di situ tidak bisa ditawar, paling juga cuma turun 5 ribu rupiah per baju. Ya habis gimana, sebelum ditawar harganya juga sudah relatif murah. Tas batik sekitar 45 ribu, daster 30 - 50 ribu tergantung bahan, kemeja pria 50-100 ribu tergantung bahan. Kalaplah saya..hehehe..

Dari toko batik, Mas Becak yang setia menunggu kami mengantarkan ke toko oleh-oleh aneka keripik. Saya membeli keripik usus, paru dan abon. Mba Annisa, roommate saya juga titip dibelikan karena dia lagi tersesat di pasar yang lain. (((Tersesat)))




Saya, Shiva, Uli, Evrina
Belanja sejak dari depan hotel 

Buat teman-teman kantor lagi..

Bagaimana kami mau move on dengan begitu banyaknya pengalaman dan ilmu berharga selama bulan November ini. Dari 3 hari kelas akademia menulis, hingga 3 hari bersama kunjungan ke Jogja-Klaten-Solo.

Ratusan foto terunggah di dunia maya. Ribuan foto masih tersimpan di leptop. Selain foto dari kamera masing-masing, ada duo kameramen yang mendampingi kami selama kegiatan dan bersedia dimintai foto senarsis apapun kami. Hahaha... Habis, kalau yang motret mas Kameramen sudah pasti hasilnya kece.

Lagu "Sayang" yang dinyanyikan oleh Via Valen menjadi pengiring sepanjang perjalanan dalam bis. Menyanyi bersama, bercanda, ngobrol...dan kelelahan. Semua menjadi kenangan yang indah.

Pesawat terbang ke Halim Perdana Kusuma menjelang Dzuhur. Tugas akhir menanti untuk dikerjakan. Dan kami masih ada satu perjumpaan lagi pada Graduation Night 16 Desember 2017. Siapakah yang akan menjadi juara dari Karya Akhir ? Siapapun, yang penting kami telah berusaha menjadi blogger yang lebih bertanggung jawab dalam menulis soal kesehatan.


Komentar