Langsung ke konten utama

Lullaby Ala Mama



2010.
Sepulang melahirkan di Rumah Sakit, disusul dengan berpamitnya Ibu Mertua yang telah menemani selama 2 minggu, akhirnya saya harus benar-benar mengurus sendiri baby Asa. Sebenarnya telah saya ketahui bahwa bayi baru lahir akan sering menangis tengah malam, namun ketika hal itu benar-benar menjadi kenyataan yang harus saya hadapi, ternyata saya sangat panik. Saya belum mengerti arti tangisnya !! Awalnya saya tawari Asa minum ASI, tetapi dia memalingkan muka. Saya lalu menggendongnya dengan sedikit mengayun, tangisnya tak kunjung reda. Suami saya menawarkan diri untuk bergantian menggendong, mungkin si kecil ingin suasana baru, ternyata tangisnya malah semakin keras. 

Saya menyerah, saya ambil kembali Asa dalam pelukan. Dengan pasrah saya terus memeluk Asa yang menangis. Tanpa saya sadari keluar suara senandung dari mulut saya. Sebuah rangkaian nada sederhana yang belum pernah saya nyanyikan sebelumnya “Asaku Mulia...anak yang baik, anak yang sayang mama, dan sayang papa..” demikianlah berulang kali saya nyanyikan. 

Surprise!! 
Asa berhenti menangis dan dalam 10 menit kemudian dia tertidur. Dan woww...saya telah menciptakan sebuah lagu pengantar tidur ! Selanjutnya, lagu itu menjadi andalan setiap kali Asa rewel.

Lullaby, Pengantar Tidur yang Universal

Ya, saya telah menciptakan sebuah lullaby. Lullaby adalah lagu yang menenangkan, dinyanyikan untuk seorang bayi atau anak sebagai pengantar tidur dengan tujuan agar si kecil cepat tertidur. Lullaby kebanyakan bernada sederhana dan diulang-ulang. 

Di berbagai belahan dunia, lullaby sering dinyanyikan orangtua untuk menenangkan anaknya, mengantarnya dalam alam tidur atau sekedar untuk bermain-main dengan mereka. Lirik yang sederhana, natural dan mengandung cerita biasanya menarik dan disukai bayi. 

Menurut situs Wikipedia *), di setiap budaya bangsa terdapat lullaby dengan sifat kedaerahan masing-masing dan sepertinya telah digunakan sejak dahulu kala. Tahun 1072, penulis asal Turki, Mahmud al-Kashgari, menyebutkan tentang lullaby kuno orang-orang Turki sebagai 'balubalu'. Asia mempunyai lullaby versinya sendiri. Suku Tamil (India Selatan dan SriLanka Utara), lullaby dinamai Thaalattu (thal berarti lidah). Suara-suara melodi diciptakan oleh gerakan lidah yang sering di awal lagu, sesuai namanya. Sedangkan di Philipina, lullaby dikenal dengan sebutan Oyayi. Di Indonesia, semua orang mengenal lagu Nina Bobo sejak bayi, dan kemudian menyanyikannya kepada buah hati mereka. 


Manfaat Lullaby Bagi Si Kecil
"Bayi Anda akan merasa santai jika ia tahu apa yang akan dihadapinya", kata ahli masalah tidur Jodi Mindell **). "Semakin santai si kecil, makin besar kemungkinan ia naik ke tempat tidur dengan mudah dan tertidur dengan cepat".

Kecuali perhatian, bayi memerlukan segala sesuatu dalam porsi lebih sedikit dari kebutuhan manusia dewasa rata-rata. Begitupun dengan musik. Bayi memerlukan panjang gelombang, genre dan volume suara yang berada pada level lebih rendah (baca=lebih lembut) daripada yang dibutuhkan orang dewasa untuk relaks.

Lullaby dapat menjadi ritual tidur yang memudahkan para mama dalam proses menidurkan bayinya. Ritual tidur seperti mencuci kaki, mengganti baju, membacakan cerita dapat mulai diterapkan sejak usia 6-8 minggu. Namun lagu pengantar tidur dapat disukai oleh bayi baru lahir sekalipun.

Lullaby adalah bagian dari musik. Musik telah dikenal sejak 50.000 tahun lalu dan tampaknya tertanam dalam mendalam dalam kehidupan manusia***). Musik tak hanya menyenangkan, namun juga bermanfaat. Penelitian menunjukkan belajar musik mengembangkan kemampuan penalaran dan bahasa seseorang. Musik juga mampu mempertajam memori. Karena itu, seorang anak yang dalam rahim ibunya sudah mendengarkan musik akan lahir dengan kecerdasan lebih baik. Musik juga dapat menenangkan dan memiliki sifat meditatif sehingga dapat digunakan untuk penyembuhan. Saat memainkan atau mendengarkan musik, manusia dapat berkegiatan lebih baik, terhindar dari ketegangan. 

Beberapa bayi menikmati suara-suara berirama, seperti musik, suara angin, gemericik air, suara jangkerik atau bahkan dengungan mesin penyedot debu. Berjalan-jalan dengan mobil juga bisa menenangkan mereka, tak heran jika anak-anak suka tertidur dalam kendaraan. Manfaat musik untuk bayi antara lain dapat membantu belajar sejak dini, membuat bayi menikmati lagu dan melodi, mengajarkan bayi berkomunikasi dan mendorong bayi untuk bergerak.

Mama Sang Komposer
Selain Nina Bobo, para mama juga menciptakan lagu pengantar tidur untuk anaknya yang unik dan individual. Lagu tersebut hanya dinyanyikan dalam lingkungan rumah. Sebagian mama menemukan nada-nada baru dalam lagunya, sebagian lagi mengambil nada dari lagu-lagu yang popular dan mengganti liriknya saja. Lullaby ala mama ini biasanya tercipta spontan. Seperti pengalaman saya, sebuah lullaby tercipta tanpa perlu waktu lama, bahkan justru ketika saya panik menenangkan si buah hati. 

Pada umumnya, lullaby ciptaan Mama berisi doa seperti memohon kesehatan, kepandaian dan kesejahteraan untuk si anak. Ada juga seorang Mama yang menyanyikan lagu untuk anak laki-lakinya agar kelak bisa sehebat sang Papa. Mama yang lain menyanyikan lullaby warisan dari orangtua yang sering didengarnya sewaktu kecil. Kadang-kadang lagunya bertema tentang sejarah atau tentang cerita binatang yang mengandung nilai-nilai baik. Menurut Bobby Hartanto, MPsi, 5-10 menit sebelum anak lelap tertidur adalah waktu yang tepat untuk mengingat atau menanamkan nilai-nilai tertentu, otak mampu mengingat dan menyimpannya sebagai memori jangka panjang. Karena itu, menyanyikan lullaby dengan nilai-nilai yang baik akan memberikan bekal spiritual kepada anak.

Menyanyikan lullaby terbukti dapat membantu si kecil tertidur. Suara anda mampu meredakan keriuhan yang terjadi di luar kamar, seperti suara kendaraan lalu lalang, suara televisi, atau suara anak-anak yang lebih besar yang sedang bermain. Bayi senang mendengar suara sang Mama, dengan nada yang lembut dan menenangkan. Bagaimanapun jenis suara anda, percayalah dan tak perlu malu, suara anda yang terindah baginya. 

Mama-mama berikut berbagi cerita tentang lullaby ciptaannya ****):

Murti Yuliastuti : saya mengganti nama Nina bobo; diganti Anggi bobo', cukup ampuh untuk menidurkan Anggi

Koni Hadianti : Saya suka menyanyikan versi sunda : “yun ambing...ayun ambing... anak pinteng..anak pinteng...anak pinteng mau bobo...”

Etik Christina : Senandung, “tidurlah anakku , malam telah larut untukmu, cepat pejamkan matamu, lekas bermain dg mimpi indahmu , bapak dan ibu selalu menemanimu, mendendangkan lagu indah pengantar tidurmu” adalah lagu andalan saya.

Evanya Inoel : saya punya lagu ciptaan sendiri dengan nada yang bebas dan dirasa enak “Nadiah tersayang, cepatlah besar jadi anak yang soleha, Nadiah tersayang mama sayang Nadiah, Nadiah tersayang jangan rewel..jadi anak yang berbakti. Nadiah tersayang mama sayang Nadiah

Astuti Lia : Sambil mengayun ‘Azmi dan saya menyanyikan “Yun ayun ayun, Azmi sholeh diayun-ayun...yun ayun ayun Azmi sayang bobo dulu”

Lintang Kemukus : Saya mengarang lagu burung tekukur, liriknya begini : burung tekukur, terbang di kota, dilempar orang di dalam tangsi, tidurlah tidur, cahaya mata, esok hari bermain kembali.. Sedangkan kakeknya anak-anak suka menyanyikan lagu berjudul Ikan mujair : ikan mujair berenang, dikolam yang indah, bawah tugu selamat datang, depan hotel mewah, datang anak berpancingan, mujair terbawa, habis riwayat sang ikan oo kasihan...Lagu ini tentang riwayat Jakarta.


Referensi :
*) http://en.wikipedia.org/wiki/Lullaby
**) http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2044544-manfaat-dari-musik/
***) http://id.babytalk.yahoo.com/infant-article?row=0|1
****) Responden diperoleh dari komunikasi interaktif di Facebook

Komentar

  1. Dateng ke blog ini karena dikenalin sama mbak Nunung Yuni Anggraeni aka fadevmother. Dan emang enak jalan ceritanya sekaligus bikin aku termotivasi buat beli rumah dari hasil blogging hehe...
    Salam kenal mbak Arin.

    BalasHapus
  2. Salah 1 blessing jadi ibu adalah melilhat ekspresi anak sedang itu; Masya Allah tentrem jiwa banget ya...

    BalasHapus

Posting Komentar