Langsung ke konten utama

Gizi Seimbang Selama Sekolah dan Bekerja dari Rumah

Sebulan pertama, Sang Ibu senang bisa bekerja dari rumah. Kesempatan beberes rumah dan memasak untuk keluarga lebih banyak. Sementara itu Sang Anak senang karena bisa belajar dari rumah sambil ditemani ibu. Terlebih bisa makan masakan ibu setiap hari, pagi siang sore. Sejenak, di rumah saja terasa seperti hari libur yang menyenangkan.

Bulan kedua, ketiga... dan sekarang sudah bulan ketujuh. Bosan pun mulai melanda.

Situasi pandemi belum mereda. Kita masih harus sekolah dan bekerja dari rumah. Sang Ibu mulai kehabisan ide menu harian, juga ketakutan keluarga sudah mulai bosan akan masakannya. Sementara itu membagi pikiran antara urusan rumah, sekolah anak dan kantor tidak mudah. Membuat kreativitas memasak semakin menguap. Anak pun mulai ogah-ogahan makan. Di sisi lain, menghadapi pandemi ini dibutuhkan daya tahan tubuh yang baik melalui penerapan gizi seimbang dalam keluarga. 

Apakah anda merasakan problema yang sama?
Ya, kita tengah menghadapi tantangan kesehatan global yang mengharuskan kita membatasi aktivitas dengan hanya di rumah saja. Tidak dipungkiri, hal ini berpotensi memicu stres, baik bagi orang tua maupun anak. Stres yang dibiarkan saja akan berpotensi menurunkan nafsu makan anak, yang berlanjut memengaruhi asupan nutrisi. Padahal, untuk memastikan tumbuh kembangnya tetap terjaga, anak memerlukan asupan nutrisi bergizi seimbang dan kondisi psikis yang baik. 


Melalui webinar pada 30 September 2020, DANONE SN INDONESIA mengajak para orang tua untuk membiasakan menerapkan gizi seimbang pada anak selama di rumah saja. 

“Selama masa beraktivitas di rumah saja, orang tua berperan memantau tumbuh kembang anak yang optimal. Sehubungan hal tersebut, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia memperkuat edukasi untuk orang tua mengenai cara membiasakan anak untuk menerapkan gizi seimbang selama di rumah saja, mulai dari menciptakan variasi makanan dan pengalaman menyenangkan saat makan, serta menjaga kondisi psikis anak dan juga orang tua,” ujar Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia. 

Danone Specialized Nutrition Indonesia mencakup PT Nutricia Indonesia Sejahtera (Nutricia), PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) dan PT Nutricia Advanced Medical Nutrition berkomitmen untuk memastikan tingkat kehidupan yang lebih baik untuk generasi sekarang dan akan datang melalui pemenuhan nutrisi pada tahap awal kehidupan. Nutricia dan Sarihusada percaya bahwa pemenuhan nutrisi sehat selama 1.000 hari pertama sejak kandungan hingga tahun ke-2 akan berdampak seumur hidup. 

dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis, menjelaskan bahwa gizi seimbang dapat dicapai apabila makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, berkualitas baik, dan beragam jenisnya. Gizi seimbang diperoleh jika kebutuhan akan nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan mikro (vitamin dan mineral) dapat dipenuhi. Namun, tidak mudah membuat anak mau mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya. Kelamaan di rumah saja membuat anak cenderung cepat bosan dan memilih makanan yang mereka sukai saja. 

Ibu perlu memerhatikan porsi, variasi dan jadwal makan untuk mengoptimalkan manfaat nutrisi yang dikonsumsi sesuai kebutuhan anak sesuai pedoman gizi seimbang. Sebagai contoh, olahan protein nabati dari kacang-kacangan seperti olahan soya bisa dijadikan alternatif variasi dalam menu gizi seimbang. Terutama nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi, dapat menjadi pilihan ibu karena dapat dikonsumsi oleh siapa saja untuk mendapatkan manfaat protein nabati, tidak hanya terbatas pada anak dengan kondisi medis tertentu, demikian ujar dr. Juwalita.

Penelitian menyebutkan bahwa 95% hormon serotonin (hormon pemicu rasa senang) diproduksi di usus. Hal ini menandakan bahwa apa yang kita makan dan kesehatan saluran cerna dapat memengaruhi kesehatan psikis. Ini seperti siklus lingkaran yang saling terkait. Makan yang baik menjaga kesehatan psikis. Sebaliknya, kesehatan psikis mendorong nafsu makan yang baik.

“Kondisi psikis orang tua dan anak saling berkaitan. Stres berkepanjangan dapat memengaruhi perilaku makan anak di rumah. Untuk itu, orang tua perlu memantau mood anak dengan baik di samping mengelola stresnya sendiri. Salah satu cara mengatasi rasa bosan anak adalah dengan mencoba pengalaman baru yang menyenangkan dengan melibatkan anak dalam menyiapkan menu gizi seimbang sesuai dengan usia dan kemampuan anak ,” papar Putu Andani, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi. 

Telur Ceplok itu buatan si Adek.

Putu Andani mencontohkan untuk anak usia yang lebih kecil, bisa diajarkan memilah jenis makanan, mencuci buah dan sayur, menghitung jumlah makanan atau alat makan serta mengeksplorasi nama, warna dan aroma dari berbagai jenis makanan. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, bisa dilibatkan untuk memotong, mencampur adonan, mengenalkan dan mencampur bahan, menentukan porsi makan dan menata peratan makan di meja. Apabila dilakukan bersama-sama dan tanpa distraksi dapat mengasah perkembangan kemampuan kognitif, fisik, sosial dan emosional anak serta meningkatkan bonding antara ibu dan si Kecil. Dari sini anak akan merasa bisa mandiri, berinisiatif, dan menghasilkan suatu karya.

Dalam webinar tersebut, hadir juga seleb mom Soraya Larasati berbagi pengalaman tentang cara mengatasi rasa bosan makan pada si kecil. Soraya sempat khawatis saat si Kecil ogah makan. 

“Saya belajar untuk kreatif dalam menyajikan makanan maupun menyiapkan berbagai kegiatan agar anak tidak bosan di rumah saja. Selain saya ajak anak terlibat dalam menyiapkan makanan, saya juga mengenalkan anak dengan sumber nutrisi yang belum pernah ia coba. Saya sering membuatkan menu makanan nabati. Ragam makanan nabati yang sangat bervariasi dari jenis kacang-kacangan dan sayuran baik untuk dikenalkan pada anak-anak. Biasanya, saya lengkapi dengan nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi dengan serat, vitamin, dan mineral lainnya karena nutrisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Saya percaya bahwa pangan nabati sama pentingnya dengan pangan hewani.” cerita Soraya. 






Tips agar ibu tetap semangat memasak selama di rumah saja (Pengalaman pribadi)
  • Sering melihat Instagram atau Youtube untuk mencari inspirasi resep masakan. Selain mencari ide resep baru, kadang kita cuma perlu recall menu lama. Bukan soal tidak bisa memasak, namun seringkali kita melupakan masakan yang mudah yang sebenarnya sudah bisa memasaknya.
  • Sajikan masakan pada piring-piring dan tata di meja makan. Beri sedikit hiasan dipinggir seperti bunga artificial, atau alas makan yang cantik.
  • Foto hasil masakan ibu dan bagikan dalam grup keluarga. Rasakan kebanggaan sudah memasak untuk keluarga dengan melihat hasil fotonya. 
  • Memasak tidak usah terlalu banyak menu. Cukup 1-2 jenis lauk, 1-2 jenis sayur plus buah potong. Jika ibu terlalu lelah maka masakan jadi kurang sedap.
  • Memasak dalam jumlah sedikit untuk 1-2 kali makan agar masakan yang tersaji selalu segar. Sebisa mungkin tidak menghangatkan makanan terlalu sering karena makanan hangatan selain nutrisinya sudah berkurang, tampilan dan rasa juga sudah jauh menurun.
  • Sesekali membuat menu makanan kaki lima seperti soto mie, mie ayam, seblak sayur, asinan dll.
  • Boleh banget sesekali merayu Ayah memasak untuk keluarga. Walaupun resep masakannya sama, tapi masakan Ayah memberikan cita rasa berbeda.
Tips agar anak-anak semangat makan selama di rumah saja (Pengalaman pribadi)
  • Ajak anak memilih menu esok hari dengan melihat-lihat menu di Instagram atau Youtube.
  • Ajak anak beraktifitas di dapur untuk membuat makanan yang proses memasaknya mudah.
  • Ajak anak merapikan meja dan menata sajian makanan.
  • Terbuka soal rasa, apakah masakan ibu sudah enak atau belum. Minta saran anak-anak untuk perbaikan rasa.
  • Sesekali membuat rice bowl berisi nasi dengan lauk lengkap ala-ala restaurant.
  • Sesekali makan mie sebagai pengganti nasi, lengkap dengan sayur mayur dan lauk protein. Tentu saja bukan mie instan.
Saat tulisan ini dipublish, adalah hari ke 202 WFH. 
Entah kapan bisa normal beraktifitas di luar rumah kembali, kita belum tahu. Namun kita harus bertahan. Selain bertahan menjalankan protokol kesehatan melawan Covid-19, kita juga bertahan dari terpaan stress berkepanjangan. Mari kembalikan semangat memasak untuk mencukupi kebutuhan nutrisi keluarga selama di rumah saja.


Komentar

  1. Bener bener bermanfaat ya mbak bicara gizi kemarin itu Dan ternyata ada hikmahnya jg bisa wfh

    BalasHapus
  2. Semakin semangat untuk berikan nutrisi dengan gizi seimbang untuk keluarga tercinta, terutama bagi anak

    BalasHapus

Posting Komentar