Langsung ke konten utama

Dukung Nutrisi Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan


Dalam webinar Bicara Gizi yang diselenggarakan Nutrisi Bangsa pada 29 September 2021, saya belajar banyak dari semangat orangtua-orangtua dari anak dengan kelainan jantung bawaan (KJB). Anak KJB seringkali mengalami malnutrisi. Karena itu perlu perjuangan agar berat badan dan tumbuh kembang mereka bisa mengejar ketinggalan.

Yuli Lestari, seorang ibu dari anak KJB menceritakan, pada saat anaknya lahir, dia menyusu terputus-putus, nafas cepat, detak jantung cepat, dan berat badannya sulit naik. Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, anaknya didiagnosis memiliki kelainan jantung bawaan dan harus menjalani operasi. Menyadari kondisi anak yang memerlukan perhatian ekstra, Yuli rajin berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung anak dan dokter gizi untuk mengejar tumbuh kembang anak.

Agustina Kurniari Kusuma, ibu asal Yogyakarta ini melahirkan anaknya pada usia kandungan 7 bulan. Persalinannya dilakukan secara caesar. Setelah lahir, bayinya justru tak mampu bernapas dengan normal, hingga harus diletakkan di dalam inkubator selama 35 hari. Saat itulah ketahuan jika bayi yang diberi nama Abiel Tama Baskara itu mengidap KJB atau kelainan jantung bawaan.

Untuk dapat dilakukan tindakan medis, anak harus mencapai berat badan cukup. Ini adalah langkah yang penuh tantangan mengingat memacu anak agar mau makan cukup dan bernutrisi bukan hal mudah. Anak sehat saja susah, apalagi anak dengan kelainan jantung bawaan. 

Dua cerita yang membuat hati kita berdesir, antara sedih sekaligus kagum pada perjuangan kedua ibu tersebut.



Dari Indonesia Heart Association, terungkapkan data angka kejadian kelainan jantung bawaan (KJB) di Indonesia diperkirakan mencapai angka 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup atau 9: 1.000 kelahiran hidup setiap tahun.

Pada kesempatan ini, Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K) menjelaskan, anak dengan KJB memiliki risiko mengalami ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malnutrisi.

Anak dengan konsisi KJB mengalami kelainan pada fungsi maupun struktur jantung. Padahal jantung dibutuhkan untuk memompa darah supaya mengalir ke seluruh tubuh untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi tiap sel tubuh. Kelainan ini menyebabkan tubuh mengeluarkan energi lebih banyak, sehingga mengurangi kalori dan nutrisi yang seharusnya untuk tumbuh.

Lebih lanjut, hal ini menyebabkan anak dengan KJB mengalami malnutrisi dengan berat badan rendah. Meningkatnya pengeluaran energi membuat anak mudah napas pendek, kelelahan, hingga pingsan. Ketidakseimbangan energi jika tidak diatasi secara tepat dapat menyebabkan terjadinya maltnutrisi dan gagal tumbuh. Untuk itu perlu perhatian ekstra dari orangtua dan orang-orang sekitar agar anak tumbuh sehat dan kualitas hidupnya lebih baik.

dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes, Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi, menyampaikan bahwa pada saat lahir tidak semua anak dengan KJB menunjukkan gejala. Pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir bisa menjadi deteksi dini kelainan jantung bawaan.

Tindakan yang bisa dilakukan adalah stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum. Selanjutnya kontrol rutin sesuai anjuran untuk memantau perkembangan penyakit, diagnosis KJB, dan penentuan intervensi. Penanganan KJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya. Meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan KJB masih menghadapi tantangan kesehatan karena ia mengalami pertumbuhan terus-menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang banyak.

Orangtua memiliki peran penting dalam deteksi dini adanya KJB dan mengoptimalkan perawatan serta intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan KJB.
Anak dengan KJB yang memerlukan tindakan medis, harus mencapai berat badan minimum yang ditetapkan, karena itu penting untuk memberikan nutrisi yang cukup.




Bertepatan dengan hari jantung sedunia 29 September 2021, Danone Indonesia menyelenggarakan webinar bertema "Pentingnya Nutrisi Optimal Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan". Corporate Communications Director Danone Indonesia, Bapak Arif Mujahidin mengatakan, sesuai dengan tema Hari Jantung Sedunia tahun ini yaitu “Use Heart to Connect”, pihaknya berharap acara ini bisa menjadi penghubung informasi bagi keluarga dan kerabat agar dapat mengambil peran sebagai bagian dari support system bagi anak dengan kelainan jantung bawaan dan orang tuanya.

Danone berkomitmen bahwa anak-anak dalam keadaan kesehatan apa pun harus tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat melalui makanan dan minuman agar tumbuh kembangnya optimal dan kualitas hidupnya lebih baik. Orang tua perlu mengetahui perawatan dan dukungan nutrisi tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak, termasuk pada anak dengan KJB.



Komentar

  1. Jadi anak dengan penyakit jantung tumbuh kembang nya bisa maksimal ya jika didukung nutrisi yang baik

    BalasHapus

Posting Komentar