Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Suka ke Toko (Buku)

Menurun dari ibunya, Cinta dari umur setahun sudah menunjukkan tanda-tanda suka ke mal. Sebenarnya bukan maksud hati membiasakan jalan-jalan ke mal, tapi bingung mau kemana lagi? Cinta menyebut mal atau plaza dengan istilah umum, yaitu: toko. Saya membiasakan begitu, karena istilah mal sepertinya kok gaya banget. Kalau dulu sewaktu saya kecil, jalan-jalan ke tegalan masih bisa. Terus petik-petik bunga, daun dan ranting untuk bahan masak-masakan. Bikin bumbu pecel dari batu bata merah yang dihaluskan dan dikasih air. Kalau Cinta? Rumah berada di salah satu gang, kalau tidak pantas disebut jalan kecil. Halaman sudah disemen semuanya untuk garasi mobil. Jangankan untuk menanam tanaman, rumputpun tak dapat tempat. Tak ada lagi bagian yang masih ada tanahnya. Kontrakan yang dulu halamannya ada tanahnya, tapi malah dipakai sebagai WC oleh kucing liar. Haha. Sebenarnya kami suka jalan-jalan ke Taman Kencana, sebuah taman kecil di Bogor. Tapi karena kecil, atau pengunjungnya yang banyak,

14 HARI YANG MENEGANGKAN

Cerita berikut adalah tentang 14 hari paling menegangkan yang pernah aku alami. Yaitu masa-masa putriku Cinta mengalami demam pada usianya menjelang 2 tahun. Badai telah berlalu, selalu ada hikmah sesudahnya. Bersyukur, Cinta kini sehat, ceria dan tumbuh kembangnya sangat baik. Hari ke 1 Dini hari, aku dikejutkan oleh sentuhan panas di ujung dada. Anakku demam! Rongga mulutnya terasa lebih hangat dari biasanya. Aku merasakannya seketika saat dia menyusu. Aduh, kenapa Nak? Tadi malam saat menyusu menjelang tidur, suhu tubuhmu masih normal. Ini bukan yang pertama terjadi. Demam anak seringkali datang pada dini hari. Setelah anak beristirahat, tidur dengan nyenyak, sistem imun anak bekerja. Walau bukan pertama, tetap saja demam membawa kejutan, dan meresahkan. Tidur Cinta mulai gelisah tidak nyaman. Kuambil thermometer, dan mengukur suhu tubuhnya, 38.5 derajat celcius. Aku harus memberinya pertolongan pertama. Kuambil Panadol Drops, penurun panas yang

THIS IS THE TIME !

THIS IS THE TIME ! *tarik napas Ibu-ibu, tahukah anda perasaan saya dalam 6 bulan terakhir? Berada disini, bersama anda semua, membuat saya merasa terdampar nyaman, mendapatkan banyaaaaaaak…sekali kebahagiaan. Inilah saya, pemula, anak bawang di dunia penulisan (dan belum pernah menulis buku satupun), yang kemudian mendapat lirikan dari teh Indari Mastuti , lalu mendapat kesempatan untuk banyak berbagi disini. Kesempatan dan kepercayaan yang diberikan bahkan pada saat Teh Indari belum mengenal saya, sungguh menjadi kehormatan bagi saya. Terimakasih banyak Teh Indari… Saya menerima tawaran itu, karena saya merasa punya kewajiban berbagi ilmu, sedikit apapun itu. Apa yang telah saya sampaikan disini tidak lain adalah untuk kebahagiaan saya sendiri dan untuk membantu ibu-ibu, anda-anda sebagai INDIVIDU sahabat-sahabat saya. Hanya itu, tidak lebih. HANYA ANTARA ENGKAU DAN AKU. Karena saya pemula, maka yang saya bagikan di sini adalah info-info dasar. Saya merasa belum

PERPUSTAKAAN RAMAH ANAK UNTUK INDONESIA MEMBACA (Juara 3 Kontes Blog VOA Periode Agustus 2012)

Saat saya membaca artikel di link VOA ini : http://www.voaindonesia.com/content/lsm-as-bangun-perputakaan-bagi-anak-anak-di-indonesia/1216537.html , saya sempat trenyuh, dan bertanya, dimana kita? Dimana kepedulian kita pada anak-anak bangsa? Tapi kemudian saya memilih lebih bernalar, dan berusaha menarik benang merah dari berita tersebut, lantas saya menemukan tiga kata kunci : minat baca, anak-anak dan perpustakaan. Semoga tulisan berikut membawa pencerahan. Permasalahan minat baca di indonesia Kita masih prihatin, sejak puluhan tahun, minat baca masyarakat di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut Andy F. Noya, host acara Kick! Andy yang juga duta baca 2011, “Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia berdasarkan temuan UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat rendah, berada di peringkat 112 dari 175 negara.” Apa yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia renda