Menjadi wanita karier dan ibu rumah tangga sekaligus adalah cita-citaku. Kadang dalam perjalanannya, hidup tak selalu sesuai yang aku angankan. Cita-citaku memang terlaksana, namun membutuhkan perjuangan yang lebih berat. Menjelang usai cuti melahirkan, pengasuh anakku meminta pulang. Tentu saja aku bingung kepada siapa kutitipkan putriku. Sementara tekadku sangat kuat untuk tetap bekerja. Bukan bermaksud menomorduakan anak, namun aku merenungi bahwa akan lebih baik jika aku bekerja sehingga tidak jenuh di rumah. Aku ingin ada kerinduan antara aku dan anakku sehingga saat pertemuan terasa lebih indah. Untungnya dari informasi seorang teman kutemukan Tempat Penitipan Anak (daycare) yang mau menerima bayi. Kebetulan lokasinya dekat kantor sehingga mudah bagiku menjenguk anak pada jam istirahat. Setelah melakukan survei dan yakin pada komitmen para pengasuhnya, akhirnya aku menitipkan anakku ketika usianya beranjak 3 bulan. Mungkin terlalu muda anakku berjuang. Kami memulai hal ba
Jejak Karya Murtiyarini, Mama dari Asa dan Cinta