Detik terasa lambat berdetak, waktu pun terasa lama untuk satu hembusan napas si kecil. Duh, Nak! Padahal kamu cuma batuk pilek biasa, tidak disertai demam. Tapi produksi lendir yang banyak menyumbat hidung dan dadamu. Napasmu pun berat. S esekali terdengar bunyi "ngiiik" karena penyempitan pada saluran napasnya. Segera saya bawa ke dokter. Intuisi saya mengatakan, obat batuk minum tak akan bisa menolong. Anakku butuh pertolongan cepat. "Minta diuap ya Dok," saya memohon ke dokter. Kemudian terdengar deru mesin nebulizer di ruangan dokter. Anakku meronta dan menangis, sebelum akhirnya terbiasa dengan bunyi berisik itu. Sabar ya, Nak, sebentar lagi napasmu lega. ****
Jejak Karya Murtiyarini, Mama dari Asa dan Cinta