Seringkali hati saya miris jika ingin mengajarkan tentang alam pada putri saya Cinta (4 th). Bagaimana tidak, kami tinggal di lingkungan perumahan yang padat, jauh dari alam persawahan atau hutan yang masih hijau. Tapi belajar mengenal alam adalah “wajib”, karena itu akan menjadi cikal bakal kecintaannya pada alam. Di dekat perumahan kami terdapat sebuah sungai kecil yang kondisinya memprihatinkan, jauh dari kata bersih dan indah. Dari sinilah awal Cinta belajar tentang alam. Cinta mengamati ikan-ikan kecil yang hidup di antara sampah yang mengapung. Juga ada kepiting-kepiting yang menepi di batu-batu berlumut hitam. Disebuah cekungan sungai, ada riak air yang disebut Cinta sebagai “Air terjun” padahal air yang mengalir berbuih penuh sabun. Meskipun bukan tempat yang indah, namun justru disini Cinta banyak belajar. Setelah melihat kondisi sungai yang memprihatinkan tersebut, sedikit demi sedikit saya tanamkan pada Cinta bagaimana kita harus menjaga agar sungai tetap bersih. Di lain kes
Jejak Karya Murtiyarini, Mama dari Asa dan Cinta