Ada sebuah peristiwa yang sangat membekas saat saya masih duduk di bangku SMA. Ibu datang mengambilkan rapor pada akhir semester. Saya sudah berpesan agar tidak memberitahukan kepada teman-teman mengenai nilai saya. Namun, seminggu kemudian saya mengetahui Ibu tidak menepati janjinya. Ibu menunjukkan isi rapor saya pada beberapa orang teman. Meskipun rangking yang saya peroleh cukup bagus, namun bukan bahagia yang saya rasakan, melainkan malu semua orang mengetahuinya. Saya sendiri tidak bisa menjelaskan kenapa saya harus malu. Bisa ditebak, saya pulang dengan rasa marah pada Ibu. Ibu mengakui tidak dapat menahan diri. Bapak berusaha menjelaskan bahwa Ibu sangat bangga. Rasa bangganya terlalu besar untuk disimpan sendiri. Saat itu perlu waktu beberapa hari sehingga saya mau berbicara lagi dengan Ibu. Peristiwa itu terjadi 15 tahun yang lalu. Saat ini saya menyesal telah marah pada ibu, karena perasaan serupa saya alami sekarang. Betapa hal kecil sekalipun tentang kepandaian anak