Saya adalah orang suku Jawa dan besar di Jawa Timur. Tapi, bisa dibilang saya lebih leluasa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Maaf, ini adalah pengecualian untuk saya sendiri, seorang Jawa yang hanya bisa menggunakan bahasa Jawa “ngoko (kasar)”. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya terbiasa menggunakan bahasa Jawa “ngoko” untuk berkomunikasi dengan orangtua. Lantas karena kaku berbahasa Jawa “kromo (halus)” maka saya sering menggunakan bahasa Indonesia pada orang-orang yang lebih tua, misalnya kepada guru. Bagaimana dengan bahasa Indonesia anak-anak saya ? Saya beruntung, suami saya berasal dari suku Melayu Sumatera. Dalam percakapan sehari-hari kami menggunakan bahasa Indonesia . Anak-anak kami pun juga otomatis berbahasa Indonesia dari kecil. Namun ada beberapa dialek yang sulit dihilangkan dan masih membawa bahasa kedaerahan masing-masing. Saya biasa menggunakan kata “tak” untuk mengawali kata kerja, misalnya “nanti tak jemput ya (nanti saya jemput ya” atau “sini tak berit
Jejak Karya Murtiyarini, Mama dari Asa dan Cinta