Pernahkah anda mengalami, sudah merasa cukup berhati-hati berkendara tapi mendadak ada pengguna jalan lain yang teledor dan nyelonong ke arah anda sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas?
Anda tidak sendiri. Saya pun pernah mengalami. Mobil saya sudah berjalan pada lajur yang benar, dalam kecepatan yang wajar, sangat memperhatikan rambu jalan, tapi mendadak dikagetkan oleh serudukan motor dari samping kiri. Kesal? Tentu saja. Bagian depan mobil lecet. Sementara, seluruh penumpang dalam mobil syok dan mengalami benturan ringan karena mengerem mendadak. Salah ataupun benar posisi saya, tetap muncul perasaan was-was, kuatir ada yang cedera. Untungnya, kejadian hari itu tidak sampai terjadi korban.
Pentingnya Safety riding
Motor merupakan sarana transportasi yang praktis, luwes dan lincah menerobos kemacetan. Namun akhir-akhir ini banyak pengendara motor yang kehilangan etika dan melupakan aturan-aturan di jalan. Banyak dijumpai motor menyalip angkutan kota dari kiri padahal ada penumpang angkot yang mau turun. Di kesempatan lain terlihat motor mendahului mobil dari kanan lalu bermanuver ke kiri atau sebaliknya, tidak memberi kesempatan mobil berbelok dengan terus menempel ke badan mobil, tidak mengurangi kecepatan meskipun ada pejalan kaki mau menyeberan dan banyak lagi daftar “hitam” pengendara motor.
Sudah tercatat belasan ribu korban kecelakaan lalu lintas, sebagian besar adalah pengendara motor. Menurut Menteri Perhubungan Jusman Stafii Djamil, angka kecelakaan lalu lintas pada tahun 2008 sebanyak 18 ribu kasus, meningkat pada tahun 2009 mencapai 19 ribu kasus (liputan6.com 25/06/2009). Kendaraan bermotor menempati 75% dari seluruh moda transportasi, karena itu penyebab kecelakaan dan korban paling banyak adalah pengendara motor.
Jalan raya bukan milik “nenek” dari siapapun. Jalan raya adalah milik negara yang digunakan untuk kepentingan bersama. Seluruh komponen jalan ini membentuk sebuah lingkungan yang yaitu lingkungan lalu lintas. Berbicara masalah lingkungan lalu lintas, setiap komponen sangat berpengaruh pada kondisi lingkungan. Terjadinya pelanggaran oleh salah satu komponen, dapat membahayakan dan menimbulkan ketidaknyamanan pada seluruh anggota lingkungan. Karena itu, toleransi berlalu lintas diwajibkan kepada siapapun pengguna jalan raya yaitu pengendara dan kendaraannya, pejalan kaki, juga termasuk di dalamnya adalah pedagang asongan dan kaki lima yang menggunakan tepian jalan. Membudayakan safety riding, menjadi bagian dari menciptakan lingkungan yang aman berlalu lintas.
Sehubungan dengan jumlah pengendara motor yang terus meningkat, kampanye safety riding mutlak diperlukan. Masyarakat pengguna motor dikenalkan dengan berbagai perangkat keselamatan, pengujian keterampilan berkendara, pengenalan karakteristik kendaraan dan pengendalan etika berkendara di jalan raya. Sosialisasi safety riding ini penting untuk menyadarkan pengendara kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor tentang bagaimana berkendara yang aman. Lebih lanjut, lebih memantapkan kesadaran ini, diperlukan sistem yang lebih kompeherensif dan menyeluruh. Konsep safety riding yang lebih menekankan pada kemampuan mengendarai dan menyiapkan kendaraan yang aman, dikembangkan dalam konsep defensive driving yang lebih mengarah pada pengendalian sikap pengendara dan membaca situasi lingkungan jalan raya agar lebih siap menghadapi situasi yang kadangkala diluar bayangan.
Sebelum memulai berkendara, pengendara motor sebaiknya memperhatikan komponen motornya. Mulai dari mesin, bahan bakar, barang bawaan yang tidak melebihi kapasitas, kostum berkendara yang aman dan nyaman, dan helm yang sudah tentu wajib. Di dalam perjalanan, sikap pengemudi juga harus memperhatikan keselamatan. Menerima telpon apalagi SMS adalah hal yang wajib dihindari, namun masih banyak orang yang melakukannya, mengemudi sambil ber SMS. Interaksi yang sehat antara pengemudi dan penumpang juga penting. Penumpang hendaknya membantu menjaga konsentrasi pengemudi, misalnya tidak dengan mengobrol atau bercanda disaat kendaraan melaju, juga hendaknya mengingatkan apabila pengemudi ngantuk atau lalai membaca rambu jalan.
Pada situasi jalan raya, perhatian pengemudi akan terbagi ke sekitarnya. Dalam hal ini, konsentrasi yang tinggi sangat diperlukan. Selain pandangan ke depan, mata pengemudi juga melirik ke kanan dan kiri jalan, serta ke bagian belakang melalui kaca spion. Pandai membaca gelagat pengemudi lain adalah suatu keahlian yang harus diasah. Hal ini penting untuk mengantisipasi apabila terjadi keteledoran pengguna jalan lain dan berimbas pada kita.
Salah satu watak buruk pengendara motor yang harus dihilangkan adalah berasumsi pengendara mobil akan mengalah. Sering terjadi dalam situasi berpapasan, pengemudi motor tidak mau mengalah terhadap mobil dan menganggap si pengemudi mobil akan mengalah karena tidak mau mobilnya lecet. Saya hampir setiap kali mengalami, mobil sudah memberi lampu tanda belok ke kanan, tetap saja motor menyalip dari kanan. Atau mobil mau parkir mundur, tetap saja motor mencari celah yang kemudian sangat mengganggu konsentrasi pengemudi mobil. Betapa toleransi pengendara motor itu telah menguap, hingga saya beranggapan pengemudi motor lebih suka membunyikan klakson daripada menginjak rem.
Penggunaan alat dan komponen motor juga harus memperhatikan pengguna jalan lain dan bertoleransi. Penggunaan klakson secara berlebihan dapat mengganggu konsentrasi pengguna jalan lain dan mengagetkan. Akibatnya, bisa saja kendaraan lain tersebut kehilangan keseimbangan dan kontrol mengemudi. Begitu juga dengan penggunaan lampu jauh, dalam kondisi malam sekalipun. Memang kita bisa diuntungkan dengan penerangan jalan jauh ke depan, namun penting untuk mengingat bahwa di lajur kanan arah berlawanan, akan ada pengendara lain yang merasa silau dan terganggu. Pada jalur padat, terutama dimana terdapat pasar kaget pinggir jalan, pengendara motor seyogyanya mengurangi kecepatan karena banyak pejalan kaki lalu lalang dan pedagang kaki lima yang mangkal.
Menanamkan Budaya Safety Riding
Uraian diatas adalah sebagian dari contoh-contoh bagaimana pentingnya kita memperhatikan lingkungan jalan raya karena kita tidak sendiri di jalan. Safety riding saat ini belum membudaya di masyarakat pengguna jalan raya. Satu orang berkendara tanpa toleransi, bagaimana jika berkelompok ? Ternyata dalam berkonvoi tidak selalu menumbuhkan semangat untuk melakukan safety riding, yang sering terjadi justru meminta lebih banyak toleransi pengguna jalan lain, pemimpin konvoi meminta pengendara lain minggir agar motor anggotanya lebih mudah melaju.
Padahal, dari kelompok-kelompok bermotor inilah seharusnya safety riding ditanamkan.
Kegiatan jambore dan pelatihan yang diadakan berbagai asosiasi motor agaknya cukup memberikan harapan dan pencerahan dalam mensosialisasikan safety riding. Kegiatan-kegiatan ini perlu dukungan dari masyarakat, perusahaan swasta dan pemerintah agar dapat mencapai target yang lebih luas. Selain dari Asosiasi motor, pembudayaan safety riding dapat digalakkan dari beberapa titik penting , misalnya sekolah-sekolah dan produsen motor/mobil. Media massa dan blog juga menjadi sarana sosialisasi safety riding. So, let’s do it!!
Kegiatan jambore dan pelatihan yang diadakan berbagai asosiasi motor agaknya cukup memberikan harapan dan pencerahan dalam mensosialisasikan safety riding. Kegiatan-kegiatan ini perlu dukungan dari masyarakat, perusahaan swasta dan pemerintah agar dapat mencapai target yang lebih luas. Selain dari Asosiasi motor, pembudayaan safety riding dapat digalakkan dari beberapa titik penting , misalnya sekolah-sekolah dan produsen motor/mobil. Media massa dan blog juga menjadi sarana sosialisasi safety riding. So, let’s do it!!
Foto diambil dari :
http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2008/10/28/article-0-003B885F000004B0-330_468×286.jpg
http://www.saft7.com/safety-belok-dengan-aman-2/
http://matanews.com/2009/09/06/kebanjiran-pemudik-motor/
http://www.saft7.com/safety-belok-dengan-aman-2/
http://matanews.com/2009/09/06/kebanjiran-pemudik-motor/
Komentar
Posting Komentar