Catatan ini , saya buat dari sebuah handphone, sambil berbaring menyusui bayi saya. Sebelumnya, saya memasak dan sedikit membereskan rumah sambil membiarkan pikiran saya berkelana, berganti-ganti jelajah : yahoo, google, facebook, wikipedia, twitter, okezone...dan sekarang di blog pribadi saya ini.
Saya ingat, hari ini hari Kartini. Dari lubuk hati terdalam saya berterima kasih pada gagasan beliau lebih dari satu abad yang lalu. Betapa pemikirannya sangat maju pada saat itu, sementara beliau dikelilingi pingitan tradisi yang sangat ketat mengekang.
Kartini di mata saya adalah seorang perempuan pembelajar yang cerdas , gigih memperjuangkan emansipasi dan kesetaraaan hak wanita dengan kekuatan pikirannya. Lihat saja bagaimana gagasannya begitu kuat menyeruak diantara aturan tradisi yang tidak memihak kaum perempuan. Kekuatan gagasan Kartini telah sampai ke anak cucu bangsa, terutama kaum perempuan. Dan setelah lebih satu abad berselang, pencapaian gagasan Kartini bisa dibilang mengalami kemajuan di berbagai bidang, antara lain kesetaraan pendidikan, kesetaraan lapangan pekerjaan, kesetaraan dalam penciptaan seni kreatifitas, kesetaraan hak kepemimpinan perempuan dan banyak lagi.
Sudah kodratnya perempuan menjadi istri sekaligus ibu, satu paket dengan tugas-tugas domestik yang menyertai. Patut disyukuri bahwa perempuan juga dibekali dengan kekuatan mental yang luar biasa, kreatif, dan bisa multi tasking (melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu). Ini menjadi kekuatan unik perempuan-perempuan masa kini, sekolah sambil menikah, atau bekerja sambil mengurus anak. Semua berjalan sinergi dan lancar.
Kehadiran teknolgi informasi dan telekomunikasi dalam bentuk internet dan seluler telah mengakselerasi pencapaian perempuan. Teknologi digital internet telah berfungsi sebagai jendela dunia, melengkapi keberadaaan buku, namun dalam bentuk digital. Sebagai perempuan pembelajar, Kartini digital tentu sangat familiar dengan aktifitas browsing. Berbagai informasi yang diinginkan akan segera muncul hanya dengan mengetikkan satu atau dua kata kunci. Pembelajaran cara digital ini telah mengantarkan perempuan lebih terdidik, berpikir maju dan terbuka. Ilmu dan pembentukan pola pikir tak hanya didapat dari sekolah formal, sekolah digital adalah sumber ilmu yang lebih luas.
Kartini adalah perempuan yang luwes bersosial di lingkungan rumahnya dan pandai membangun jejaring dengan teman-temannya di Eropa, terutama dari negeri Belanda. Sifat inilah yang penting dimiliki oleh Kartini era digital. Dengan keleluasaan media digital berupa email, situs jejaring, dan blog, perempuan bisa membangun lingkungan sosialnya yang lebih luas. Bersosial ala digital inipun sarat dengan tatakrama dan toleransi demi menjaga hubungan yang positif dan berkesinambungan dengan relasi dan sahabat.
Berkat kegigihannya, Kartini bisa mendirikan Sekolah Perempuan di lingkungan kompleks Kabupaten Rembang. Kegigihan ini menginspirasi Kartini digital dalam berbisnis. Berbagai bentuk wirausaha dapat dikembangkan dengan cara promosi melalui media online. Tak hanya itu, promosi dan kampanye digital juga bermanfaat di dunia pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan masyarakat. Perempuan banyak berkecimpung dalam ketiga bidang itu. Bisa dibayangkan, kemajuan capaian ketiga bidang itu jika perempuan bisa memanfaatkan secara maksimal keberadaan internet dan seluler. Baik perempuan yang bekerja diluar rumah, bekerja dari rumah atau yang menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, kehadiran internet dan seluler sangat mendukung berbagai kepentingan mereka melalui 3 hal; yaitu sebagai penghubung, sumber informasi dan media aktualisasi diri dan bisnisnya.
Telah sangat terkenal, gagasan pemikiran Kartini dalam hal emansipasi dan perjuangan perempuan berupa sekumpulan surat dan tulisan Kartini dalam buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang'. Kemampuan Kartini dalam berbahasa Belanda, disertai kebisaan dalam menulis, dan keberanian mengungkapkan pemikirannya tertuang dalam tulisan-tulisan Kartini. Sejarah telah mencatatnya dan anak-cucu bangsa mewarisinya. Perempuan sekarang banyak yang melakukan hal serupa dilakukan Kartini. Mereka telah berkesempatan menuangkan ide pemikirannya dalam bentuk tulisan di blog, e-book, kolom media online dan situs jejaring sosial. Sangat menggembirakan bahwa saat ini banyak penulis perempuan bermunculan. Berbagai profesi, dari dokter hingga ibu rumah tangga, tokoh agama hingga wirausahawan, masing-masing adalah ahli dibidangnya, dan tulisan berupa gagasan dan pengalaman mereka sangat berharga, tidak sedikit yang menginspirasi. Maka tak diragukan lagi, bahwa peran internet dan seluler sebagai kendaraan bagi perempuan menunjukkan kiprahnya dan menyampaikan pemikirannya pada dunia. Internet dan seluler adalah kekuatan baru dalam pemberdayaan kaum Kartini.
Semoga, Kartini dapat tersenyum bangga melihat bagaimana cita-citanya telah diteruskan oleh perempuan-perempuan di era digital ini.
Saya ingat, hari ini hari Kartini. Dari lubuk hati terdalam saya berterima kasih pada gagasan beliau lebih dari satu abad yang lalu. Betapa pemikirannya sangat maju pada saat itu, sementara beliau dikelilingi pingitan tradisi yang sangat ketat mengekang.
Kartini di mata saya adalah seorang perempuan pembelajar yang cerdas , gigih memperjuangkan emansipasi dan kesetaraaan hak wanita dengan kekuatan pikirannya. Lihat saja bagaimana gagasannya begitu kuat menyeruak diantara aturan tradisi yang tidak memihak kaum perempuan. Kekuatan gagasan Kartini telah sampai ke anak cucu bangsa, terutama kaum perempuan. Dan setelah lebih satu abad berselang, pencapaian gagasan Kartini bisa dibilang mengalami kemajuan di berbagai bidang, antara lain kesetaraan pendidikan, kesetaraan lapangan pekerjaan, kesetaraan dalam penciptaan seni kreatifitas, kesetaraan hak kepemimpinan perempuan dan banyak lagi.
Sudah kodratnya perempuan menjadi istri sekaligus ibu, satu paket dengan tugas-tugas domestik yang menyertai. Patut disyukuri bahwa perempuan juga dibekali dengan kekuatan mental yang luar biasa, kreatif, dan bisa multi tasking (melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu). Ini menjadi kekuatan unik perempuan-perempuan masa kini, sekolah sambil menikah, atau bekerja sambil mengurus anak. Semua berjalan sinergi dan lancar.
Kehadiran teknolgi informasi dan telekomunikasi dalam bentuk internet dan seluler telah mengakselerasi pencapaian perempuan. Teknologi digital internet telah berfungsi sebagai jendela dunia, melengkapi keberadaaan buku, namun dalam bentuk digital. Sebagai perempuan pembelajar, Kartini digital tentu sangat familiar dengan aktifitas browsing. Berbagai informasi yang diinginkan akan segera muncul hanya dengan mengetikkan satu atau dua kata kunci. Pembelajaran cara digital ini telah mengantarkan perempuan lebih terdidik, berpikir maju dan terbuka. Ilmu dan pembentukan pola pikir tak hanya didapat dari sekolah formal, sekolah digital adalah sumber ilmu yang lebih luas.
Kartini adalah perempuan yang luwes bersosial di lingkungan rumahnya dan pandai membangun jejaring dengan teman-temannya di Eropa, terutama dari negeri Belanda. Sifat inilah yang penting dimiliki oleh Kartini era digital. Dengan keleluasaan media digital berupa email, situs jejaring, dan blog, perempuan bisa membangun lingkungan sosialnya yang lebih luas. Bersosial ala digital inipun sarat dengan tatakrama dan toleransi demi menjaga hubungan yang positif dan berkesinambungan dengan relasi dan sahabat.
Berkat kegigihannya, Kartini bisa mendirikan Sekolah Perempuan di lingkungan kompleks Kabupaten Rembang. Kegigihan ini menginspirasi Kartini digital dalam berbisnis. Berbagai bentuk wirausaha dapat dikembangkan dengan cara promosi melalui media online. Tak hanya itu, promosi dan kampanye digital juga bermanfaat di dunia pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan masyarakat. Perempuan banyak berkecimpung dalam ketiga bidang itu. Bisa dibayangkan, kemajuan capaian ketiga bidang itu jika perempuan bisa memanfaatkan secara maksimal keberadaan internet dan seluler. Baik perempuan yang bekerja diluar rumah, bekerja dari rumah atau yang menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, kehadiran internet dan seluler sangat mendukung berbagai kepentingan mereka melalui 3 hal; yaitu sebagai penghubung, sumber informasi dan media aktualisasi diri dan bisnisnya.
Telah sangat terkenal, gagasan pemikiran Kartini dalam hal emansipasi dan perjuangan perempuan berupa sekumpulan surat dan tulisan Kartini dalam buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang'. Kemampuan Kartini dalam berbahasa Belanda, disertai kebisaan dalam menulis, dan keberanian mengungkapkan pemikirannya tertuang dalam tulisan-tulisan Kartini. Sejarah telah mencatatnya dan anak-cucu bangsa mewarisinya. Perempuan sekarang banyak yang melakukan hal serupa dilakukan Kartini. Mereka telah berkesempatan menuangkan ide pemikirannya dalam bentuk tulisan di blog, e-book, kolom media online dan situs jejaring sosial. Sangat menggembirakan bahwa saat ini banyak penulis perempuan bermunculan. Berbagai profesi, dari dokter hingga ibu rumah tangga, tokoh agama hingga wirausahawan, masing-masing adalah ahli dibidangnya, dan tulisan berupa gagasan dan pengalaman mereka sangat berharga, tidak sedikit yang menginspirasi. Maka tak diragukan lagi, bahwa peran internet dan seluler sebagai kendaraan bagi perempuan menunjukkan kiprahnya dan menyampaikan pemikirannya pada dunia. Internet dan seluler adalah kekuatan baru dalam pemberdayaan kaum Kartini.
Semoga, Kartini dapat tersenyum bangga melihat bagaimana cita-citanya telah diteruskan oleh perempuan-perempuan di era digital ini.
Kini, dengan kemajuan teknologi, para Kartini bisa leluasa mengaktualisasikan dirinya, menjadikan keberadaan perempuan lebih bermakna&berarti :))
BalasHapus