Menjadi Mama (yang Hebat)
Saya terdidik dengan bahagia. Bukan berarti kondisi kami serba berkecukupan dan bebas masalah, namun kedua orangtua saya banyak mengajarkan tentang bagaimana memilih sebuah keputusan, membuat rencana serta beralih ke rencana cadangan apabila rencana pertama gagal. Intinya, apapun yang terjadi dalam hidup harus dihadapi dengan optimis, dan sebagai bonusnya, hal itu akan mendatangkan bahagia.
Sebelum berumah tangga rasanya ilmu tersebut di atas belum banyak diterapkan. Dulu hidup penuh dengan keceriaan tanpa harus banyak berpikir karena status saya masih sebagai anak. Kini status saya menjadi mama, dan barulah saya mengerti bagaimana ibu saya dulu begitu pandainya menyiasati uang belanja, pekerjaan rumah tangga, waktu untuk keluarga, dan berbagai urusan lain. Dengan ini saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya untuk semua ibu-ibu di dunia, karena walau bagaimanapun kondisi mereka, mereka selalu berusaha untuk bisa memberikan situasi yang terbaik untuk anak-anaknya. Menakjubkan… !! Dan tentu saja saya boleh sedikit berbangga pada diri saya sendiri bisa menjadi “amazing mom” dengan cara saya.
Sehari-hari saya bekerja dengan membawa dua buah hati ke daycare, lalu menjemputnya sore hari. Perlu dicatat, saya tidak memiliki asisten rumah tangga. Ketika rencana A (ada asisten rumah tangga) harus gagal, maka saya siap dengan rencana B (menitipkan anak di daycare dan menggalang kerjasama tim). Tim saya adalah suami, Cinta si kakak (6 tahun) dan Asa si adik (1 tahun). Manajemen waktu dan kesehatan adalah kuncinya. Pekerjaan kantor harus diselesaikan di kantor begitu juga sebaliknya. Beberapa kali saya harus hadir di kantor saat akhir pekan sementara suami mengantar sambil membawa anak-anak jalan-jalan. Ketika di rumah, seragam kantor berganti dengan kaos oblong dan celana kolor, siap bekerja dengan berbagai peralatan rumah tangga.
Saya harus bekerja seefektif mungkin, mendahulukan yang penting misalnya mengutamakan kebersihan rumah dan menomorduakan kerapihan (tetapi tetap berusahan dicapai lho..). Artinya, tidak masalah rumah berantakan, yang penting lantai sudah disapu dan dipel. Namanya juga masih punya balita, wajar dong kalau mainan berserak. Membersihkannya berulang-ulang justru akan membuang-buang energi. Saya melibatkan seluruh anggota tim. Demi menghemat energi saya terpaksa harus boros suara mengomando si kakak untuk membantu membereskan pensil warna dan kertas gambarnya, mengajarkan si adik untuk mengembalikan mainan (meskipun saya tahu dia belum mengerti) dan merayu suami untuk berbagi pekerjaan rumah tangga. Saya harus bisa memasak dengan cepat dan enak sementara kadang-kadang si adik merengek memanggil. Sering saya melibatkan si kakak untuk menjaga adiknya karena saya tetap harus melanjutkan memasak jika tidak ingin seluruh anggota kelaparan. Saya minta si kakak mengeluarkan semua mainan demi menghibur si adik. Meskipun rumah makin berantakan setidaknya tetap dalam keadaan aman terkendali. Dan apa yang kami dapatkan? Wow…suasana seru, bercanda sambil membereskan rumah, keakraban keluarga dan yang paling penting mengajarkan kepada anak-anak nilai-nilai kebersamaan, berbagi, kemandirian dan tanggung jawab.
Jadi, apa saja kehebatan saya hingga saya merasa pantas disebut sebagai amazing mom? Saya yakin banyak ibu-ibu juga memiliki keahlian ini : melakukan banyak pekerjaan dalam waktu hampir bersamaan dan kreatif mengemas alur pekerjaan material spiritual yang efektif serta tentu saja dengan sajian hasil yang paling baik. Itulah amazing mom menurut saya. Hasil konkritnya adalah pekerjaan kantor terselesaikan dengan baik, , roda rumah tangga berjalan baik dan indah, si kakak sudah bisa melakukan banyak hal sendiri, si adik berada dalam tumbuh kembang optimal, serta anak-anak yang sehat dan bahagia. Saya pikir, untuk saat ini sudah sangat lengkaplah kehidupan saya.
Jurnal Mama
Saya menghadiahi diri sendiri dengan membuat jurnal keluarga. Bukankah kenangan indah ini akan menjadi hadiah yang nilainya tiada tara? Fotografi adalah cara paling menyenangkan untuk mengabadikan setiap momen keluarga. Selain itu saya juga mendokumentasikan tumbuh kembang anak-anak dengan mengirimkan cerita-cerita ke media cetak. Ini adalah cara seru dan istimewa membuat jurnal tumbuh kembang anak. Kisah-kisah indah dan lucu tersebut saya arsipkan dalam blog www.asacinta.blogspot.com. Saya juga suka menulis sebagai media curahan hati sebagai mama, menyimpannya dalam blog, note , artikel atau buku dan mengarsipkannya menjadi sebuah Jurnal Mama. Jurnal itu akan menjadi benda-benda kebanggaan yang berharga bagi anak-anak kelak. Dari jurnal itu mereka akan tahu bahwa mamanya adalah seorang amazing mom.
Komentar
Posting Komentar