Resensi ini dimuat di theurbanmama.com
Judul : Happy Working Mom
Penulis : Aprilina Prastari Gaib
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I, Desember 2011
Tebal : 178 halaman
ISBN : 978-979-22-7711-1
Harga : Rp40.000,-
Sudah tidak asing lagi bahwa pilihan seorang ibu untuk bekerja di luar rumah akan menimbulkan konflik peran, antara menjadi ibu dan istri serta menjadi pekerja. Memang bekerja akan meningkatkan kepercayaan diri dan rasa bangga, tapi perhatian pada anak-anak dan keluarga mungkin akan berkurang.
Sebisa mungkin setiap ibu yang bekerja berusaha agar tidak ada yang dikorbankan. Penulis buku ini, Aprilina Prastari Gaib sering melihat terjadinya dilema semacam ini dalam diri para ibu bekerja. Karena itu, ia menulis sebuah buku panduan agar para ibu bekerja dapat menjalankan peran sebagai ibu dan pekerja dengan baik. Buku ini ditujukan kepada para ibu yang bekerja kantoran, serta para suami yang mendukung istrinya untuk bekerja.
Dalam buku ini dijelaskan semua hal yang terkait pengasuhan anak dari mulai bayi hingga SD. Dengan cover merah muda yang menampilkan ilustrasi ibu bekerja, seorang anak dan mainan yang berserakan, kita sudah bisa menebak apa yang akan dibahas di dalamnya.
Pada bab 1 sampai 3, ada persiapan-persiapan yang semestinya dilakukan oleh seorang ibu pra dan pasca persalinan. Bagi yang masih memiliki bayi, Aprilina membuatkan tips khusus seputar penyimpanan ASI perah sehingga ibu-ibu pekerja masih dapat memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan kepada bayinya.
Ibu bekerja pasti membutuhkan pengasuh anak sebagai pengganti kehadirannya, maka sangat penting mencari pengasuh yang sesuai, baik dengan ibu maupun dengan anak. Dalam buku ini dibahas cukup panjang dan mendetail tentang bagaimana merekrut pengasuh atau asisten rumah tangga, tentang asal usul, usia, status pernikahan, dan aturan yang akan diterapkan pada pengasuh/asisten.
Lebih lanjut, juga dibahas tentang bagaimana mendelegasikan pengasuhan anak sebisa mungkin sama seperti yang dilakukan oleh ibu. Mengasuh anak usia bayi hingga SD membutuhkan disiplin yang tinggi, maka diperlukan komunikasi dan kerja sama antara ibu dan pengasuh agar pola pengasuhan buah hati berjalan sesuai harapan. Penulis buku ini membahas setiap kasus secara detail, di antaranya bagaimana mendekatkan buah hati dengan pengasuh dan bagaimana jika justru sang anak sangat dekat dengan pengasuhnya.
Setengah akhir bagian buku ini membahas tentang permasalahan yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Usia bayi dan batita tidak jauh dari permasalahan sulit makan, sering jajan makanan tak sehat, banyak menonton TV dengan pilihan acara yang kurang sesuai, dan terlalu lengket dengan ibu sehingga adegan pamitan menjadi dramatis setiap hari. Memasuki usia prasekolah, ibu akan menjumpai persoalan anak tak mau ditinggal dan mogok sekolah. Sedangkan pada usia sekolah dasar anak biasanya sudah mulai mandiri, namun tetap perlu mendapatkan perhatian khusus karena ini adalah usia peralihan, banyaknya tugas sekolah, ujian semester, cara mengajar yang berbeda dan bagaimana menjaga peralatan sekolah menjadi hal baru yang dihadapi anak usia sekolah dasar. Partner komunikasi ibu tak hanya dengan suami dan asisten di rumah, tapi juga dengan guru di sekolah.
Sebenarnya, apa yang paling dikhawatirkan para ibu saat meninggalkan anaknya? Terjadinya kecelakaan atau sakit pada anak. Pada Bab 9, pembaca dapat mempelajari solusi terkait pengobatan anak sakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Selain mengajari pengasuh tentang pengobatan dasar dan menyiapkan obat, ibu harus teliti dan rajin mengecek dari kantor tentang perawatan anak oleh pengasuh.
Menjadi ibu memang tidak mudah. Banyak ibu melupakan kebutuhan dasar dirinya, salah satunya adalah waktu untuk sendiri. Saat lelah dan stres menjalani berbagai peran, tibalah saatnya ibu mengambil waktu sejenak untuk beristirahat. Para ibu bisa menyisihkan waktu ke salon, bertemu teman-teman, melakukan olah tubuh, melakukan hobi, memperkaya diri dan pergi berduaan dengan suami. Sesudahnya, ibu akan segar kembali menemui anak-anak dengan segala masalah yang ada.
Menurut saya, buku ini dapat membantu para ibu bekerja agar dapat sukses mengelola rumah sementara dirinya berada di kantor. Konsentrasi seorang wanita pekerja, tidak akan 100% untuk urusan kantor lagi saat dia sudah memiliki buah hati. Setelah membaca buku ini, diharapkan ibu bekerja dapat menerapkan solusi dan bisa lebih berkonsentrasi dan saat berada di kantor.
Judul : Happy Working Mom
Penulis : Aprilina Prastari Gaib
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I, Desember 2011
Tebal : 178 halaman
ISBN : 978-979-22-7711-1
Harga : Rp40.000,-
Sudah tidak asing lagi bahwa pilihan seorang ibu untuk bekerja di luar rumah akan menimbulkan konflik peran, antara menjadi ibu dan istri serta menjadi pekerja. Memang bekerja akan meningkatkan kepercayaan diri dan rasa bangga, tapi perhatian pada anak-anak dan keluarga mungkin akan berkurang.
Sebisa mungkin setiap ibu yang bekerja berusaha agar tidak ada yang dikorbankan. Penulis buku ini, Aprilina Prastari Gaib sering melihat terjadinya dilema semacam ini dalam diri para ibu bekerja. Karena itu, ia menulis sebuah buku panduan agar para ibu bekerja dapat menjalankan peran sebagai ibu dan pekerja dengan baik. Buku ini ditujukan kepada para ibu yang bekerja kantoran, serta para suami yang mendukung istrinya untuk bekerja.
Dalam buku ini dijelaskan semua hal yang terkait pengasuhan anak dari mulai bayi hingga SD. Dengan cover merah muda yang menampilkan ilustrasi ibu bekerja, seorang anak dan mainan yang berserakan, kita sudah bisa menebak apa yang akan dibahas di dalamnya.
Pada bab 1 sampai 3, ada persiapan-persiapan yang semestinya dilakukan oleh seorang ibu pra dan pasca persalinan. Bagi yang masih memiliki bayi, Aprilina membuatkan tips khusus seputar penyimpanan ASI perah sehingga ibu-ibu pekerja masih dapat memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan kepada bayinya.
Ibu bekerja pasti membutuhkan pengasuh anak sebagai pengganti kehadirannya, maka sangat penting mencari pengasuh yang sesuai, baik dengan ibu maupun dengan anak. Dalam buku ini dibahas cukup panjang dan mendetail tentang bagaimana merekrut pengasuh atau asisten rumah tangga, tentang asal usul, usia, status pernikahan, dan aturan yang akan diterapkan pada pengasuh/asisten.
Lebih lanjut, juga dibahas tentang bagaimana mendelegasikan pengasuhan anak sebisa mungkin sama seperti yang dilakukan oleh ibu. Mengasuh anak usia bayi hingga SD membutuhkan disiplin yang tinggi, maka diperlukan komunikasi dan kerja sama antara ibu dan pengasuh agar pola pengasuhan buah hati berjalan sesuai harapan. Penulis buku ini membahas setiap kasus secara detail, di antaranya bagaimana mendekatkan buah hati dengan pengasuh dan bagaimana jika justru sang anak sangat dekat dengan pengasuhnya.
Setengah akhir bagian buku ini membahas tentang permasalahan yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Usia bayi dan batita tidak jauh dari permasalahan sulit makan, sering jajan makanan tak sehat, banyak menonton TV dengan pilihan acara yang kurang sesuai, dan terlalu lengket dengan ibu sehingga adegan pamitan menjadi dramatis setiap hari. Memasuki usia prasekolah, ibu akan menjumpai persoalan anak tak mau ditinggal dan mogok sekolah. Sedangkan pada usia sekolah dasar anak biasanya sudah mulai mandiri, namun tetap perlu mendapatkan perhatian khusus karena ini adalah usia peralihan, banyaknya tugas sekolah, ujian semester, cara mengajar yang berbeda dan bagaimana menjaga peralatan sekolah menjadi hal baru yang dihadapi anak usia sekolah dasar. Partner komunikasi ibu tak hanya dengan suami dan asisten di rumah, tapi juga dengan guru di sekolah.
Sebenarnya, apa yang paling dikhawatirkan para ibu saat meninggalkan anaknya? Terjadinya kecelakaan atau sakit pada anak. Pada Bab 9, pembaca dapat mempelajari solusi terkait pengobatan anak sakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Selain mengajari pengasuh tentang pengobatan dasar dan menyiapkan obat, ibu harus teliti dan rajin mengecek dari kantor tentang perawatan anak oleh pengasuh.
Menjadi ibu memang tidak mudah. Banyak ibu melupakan kebutuhan dasar dirinya, salah satunya adalah waktu untuk sendiri. Saat lelah dan stres menjalani berbagai peran, tibalah saatnya ibu mengambil waktu sejenak untuk beristirahat. Para ibu bisa menyisihkan waktu ke salon, bertemu teman-teman, melakukan olah tubuh, melakukan hobi, memperkaya diri dan pergi berduaan dengan suami. Sesudahnya, ibu akan segar kembali menemui anak-anak dengan segala masalah yang ada.
Menurut saya, buku ini dapat membantu para ibu bekerja agar dapat sukses mengelola rumah sementara dirinya berada di kantor. Konsentrasi seorang wanita pekerja, tidak akan 100% untuk urusan kantor lagi saat dia sudah memiliki buah hati. Setelah membaca buku ini, diharapkan ibu bekerja dapat menerapkan solusi dan bisa lebih berkonsentrasi dan saat berada di kantor.
Komentar
Posting Komentar