Ada banyak pencapaian dalam hidup yang saya syukuri. Salah satunya adalah sukses mengajar kelas online di sebuah komunitas ibu-ibu.
Kisah ini berawal dari bergabungnya saya dalam komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis. Karena saya sering menulis untuk media massa, saya kemudian didaulat untuk mengisi kelas diskusi online dalam grup facebook. Materi tentang trik menembus media massa.
Awalnya, saya ragu menerima permintaan tersebut. Saya suka menulis, namun tanpa teori. Saya juga mudah demam panggung dan tidak mempunyai pengalaman mengajar, apalagi menghadapi komunitas yang beranggotakan 5000 orang! Namun, dorongan untuk berbagi ilmu demikian kuat. Saya pikir ada baiknya dicoba. Toh, kelas diskusi dilakukan secara online, tidak ada yang melihat langsung. Inilah saatnya saya menggali potensi diri dan menunjukkan kemampuan pada dunia.
Kelas online saya isi dengan teknik mudah menembus media untuk pemula dan ibu rumah tangga. Materinya antara lain bagaimana memilih tema, membangkitkan ide, menentukan identitas penulis, berbagi alamat redaksi dan tata cara pengiriman ke koran dan majalah.
Tidak disangka, respon komunitas sangat antusias. Diksusi menjadi ramai. Pertanyaanpun datang bertubi-tubi. Diskusi yang sedianya hanya 2 jam setiap minggunya selalu diperpanjang karena terus ada pertanyaan. Bahkan ada yang bertanya secara pribadi diluar jam diskusi.
Seringkali saya kesulitan menjawab pertanyaan. Ternyata, walaupun dilakukan secara online, bisa membuat jantung berdetak lebih kencang, keringatan dan menguras energi. Saya tinggalkan laptop sejenak, dan mengambil botol Joytea di kulkas. “Tenang Arin, kamu bisa. Ayo tenangkan diri dengan Joy Tea Sosro”, kata saya pada diri sendiri. Setelah itu saya tarik napas dalam-dalam mencoba memikirkan jawabannya. Jika masih kesulitan, saya mencoba mencari tahu jawaban dari internet atau koleksi buku. Kemudian saya kembali ke kelas diskusi yang seru. Saya membuktikan bahwa berbagi ilmu membuat ilmu kita malah bertambah. Materi kelas diskusi bisa dilihat di link http://asacinta.blogspot.com/search/label/diskusi .
Anugerah tak terkira bisa berkenalan dengan banyak teman baru. Mereka memanggil saya “Suhu” atau “Bu Guru, padahal sebenarnya kelas diskusi sangat santai. Panggilan itu hanya untuk mengakrabkan diri. Dan bahagianya ketika satu persatu “murid” melaporkan keberhasilannya menembus media. Ada yang menulis rubrik parenting, wisata, kuliner atau pemberdayaan perempuan. Mereka diantaranya adalah Rosmery Ashalba, Ety Abdul Siti Maryamah, Sri Rahayu Sri Widiyastuti Nunung Yuni Anggraeni Trance Taranokanai Yosi Suzitra Bulan Nosarios dan banyak lagi. Kesuksesan seorang guru adalah apabila ilmunya berhasil diterapkan dan membawa manfaat.
Ya, saya merasa sangat sukses! Sukses bisa membangun kepercayaan diri, berbagi ilmu, serta mendapatkan banyak sahabat dalam komunitas.
#Tulisan ini diikutkan dalam lomba menulis My Success Story With Joy Tea Sosro dan memenangkan juara mingguan periode 19 - 23 November 2012.
http://www.facebook.com/arin.murtiyarini/posts/500471499987222
Kisah ini berawal dari bergabungnya saya dalam komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis. Karena saya sering menulis untuk media massa, saya kemudian didaulat untuk mengisi kelas diskusi online dalam grup facebook. Materi tentang trik menembus media massa.
Awalnya, saya ragu menerima permintaan tersebut. Saya suka menulis, namun tanpa teori. Saya juga mudah demam panggung dan tidak mempunyai pengalaman mengajar, apalagi menghadapi komunitas yang beranggotakan 5000 orang! Namun, dorongan untuk berbagi ilmu demikian kuat. Saya pikir ada baiknya dicoba. Toh, kelas diskusi dilakukan secara online, tidak ada yang melihat langsung. Inilah saatnya saya menggali potensi diri dan menunjukkan kemampuan pada dunia.
Kelas online saya isi dengan teknik mudah menembus media untuk pemula dan ibu rumah tangga. Materinya antara lain bagaimana memilih tema, membangkitkan ide, menentukan identitas penulis, berbagi alamat redaksi dan tata cara pengiriman ke koran dan majalah.
Tidak disangka, respon komunitas sangat antusias. Diksusi menjadi ramai. Pertanyaanpun datang bertubi-tubi. Diskusi yang sedianya hanya 2 jam setiap minggunya selalu diperpanjang karena terus ada pertanyaan. Bahkan ada yang bertanya secara pribadi diluar jam diskusi.
Seringkali saya kesulitan menjawab pertanyaan. Ternyata, walaupun dilakukan secara online, bisa membuat jantung berdetak lebih kencang, keringatan dan menguras energi. Saya tinggalkan laptop sejenak, dan mengambil botol Joytea di kulkas. “Tenang Arin, kamu bisa. Ayo tenangkan diri dengan Joy Tea Sosro”, kata saya pada diri sendiri. Setelah itu saya tarik napas dalam-dalam mencoba memikirkan jawabannya. Jika masih kesulitan, saya mencoba mencari tahu jawaban dari internet atau koleksi buku. Kemudian saya kembali ke kelas diskusi yang seru. Saya membuktikan bahwa berbagi ilmu membuat ilmu kita malah bertambah. Materi kelas diskusi bisa dilihat di link http://asacinta.blogspot.com/search/label/diskusi .
Anugerah tak terkira bisa berkenalan dengan banyak teman baru. Mereka memanggil saya “Suhu” atau “Bu Guru, padahal sebenarnya kelas diskusi sangat santai. Panggilan itu hanya untuk mengakrabkan diri. Dan bahagianya ketika satu persatu “murid” melaporkan keberhasilannya menembus media. Ada yang menulis rubrik parenting, wisata, kuliner atau pemberdayaan perempuan. Mereka diantaranya adalah Rosmery Ashalba, Ety Abdul Siti Maryamah, Sri Rahayu Sri Widiyastuti Nunung Yuni Anggraeni Trance Taranokanai Yosi Suzitra Bulan Nosarios dan banyak lagi. Kesuksesan seorang guru adalah apabila ilmunya berhasil diterapkan dan membawa manfaat.
Ya, saya merasa sangat sukses! Sukses bisa membangun kepercayaan diri, berbagi ilmu, serta mendapatkan banyak sahabat dalam komunitas.
#Tulisan ini diikutkan dalam lomba menulis My Success Story With Joy Tea Sosro dan memenangkan juara mingguan periode 19 - 23 November 2012.
http://www.facebook.com/arin.murtiyarini/posts/500471499987222
Komentar
Posting Komentar