Perubahan status menjadi mama membuat saya mengakui bahwa ibu saya
memang smart. Dulu saya heran bagaimana ibu bisa menyiasati uang belanja agar cukup, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang banyak, membagi waktu untuk keluarga
dengan jumlah anak yang tergolong banyak, dan berbagai urusan lain. Ternyata menjalankan peran ibu membutuhkan strategi yang smart. Disamping
itu, ibu selalu berusaha memberikan situasi yang
terbaik untuk anak-anaknya. Tibalah kini giliran saya untuk menunjukkan seberapa smart
saya bisa menjalankan berbagai urusan sebagai ibu.
Saya banyak belajar
dari orangtua tentang bagaimana memilih sebuah keputusan, membuat rencana serta
beralih ke rencana cadangan apabila rencana pertama gagal. Apapun yang terjadi
dalam hidup harus dihadapi dengan optimis.
Kadangkala sesuatu
tidak berjalan sesuai rencana. Seperti
yang saya alami, saat harus kembali bekerja usai cuti melahirkan, tiba-tiba
pengasuh anak minta berhenti. Ketika
rencana A untuk memiliki asisten rumah tangga terpaksa gagal, saya beruntung
Tuhan menuntun saya pada rencana B, yaitu menitipkan anak di daycare.
Sehari-hari saya
bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan membawa buah hati ke daycare di dekat kantor, lalu
menjemputnya sore hari. Saya tidak memiliki asisten rumah tangga. Repot, sudah
pasti. Lantas saya berpikir, saya harus
bisa menggalang kerjasama tim menyikapi situasi ini. Saya berbahagia mempunyai tim yang lucu-lucu
dan handal, mereka tak lain adalah Cinta si kakak (7 tahun) dan Asa si adik
(2 tahun) dan tentu saja suami . Dukungan
mereka memberi kekuatan pada saya. Sudah 7 tahun saya menggunakan jasa daycare. Saat Cinta kecil saya
membawanya ke daycare dan sekarang
berlanjut pada anak kedua, Asa. Berhubung Cinta sekarang sudah SD sekarang,
suami mengambil tugas untuk menjemput Cinta.
Dengan keterbatasan
waktu dan tenaga, saya harus bekerja seefektif mungkin dan menentukan
prioritas. Manajemen waktu dan kesehatan
adalah kuncinya. Idealnya, pekerjaan
kantor harus diselesaikan di kantor begitu juga sebaliknya dengan pekerjaan
rumah. Di rumah, seragam kantor
berganti dengan kaos oblong dan celana pendek, siap bekerja dengan berbagai
peralatan rumah tangga. Saya mendahulukan yang penting misalnya mengutamakan
kebersihan rumah dan menomorduakan kerapihan.
Tetapi saya tetap
berusaha rapi lho. Artinya, tidak masalah rumah sedikit
berantakan, yang penting lantai sudah bersih.
Saya juga menyiapkan masakan sekaligus banyak untuk 2-3 hari ke depan
sehingga hemat waktu dan energi.
Akhir pekan adalah
saatnya memupuk kekompakan tim. Saya meminta si
kakak untuk membantu membereskan pensil warna dan kertas gambarnya, mengajarkan
si adik untuk mengembalikan mainan meskipun saya tahu dia belum mengerti. Di sini diperlukan ide-ide kreatif dan smart untuk
memancing keterlibatan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga. Sebuah box
container beroda yang ukurannya cukup besar berubah menjadi lokomotif
kereta api, si Kakak menjadi masinis yang siap memungut mainan dan benda-benda
apa saja yang berserakan. Sementara si
Adik duduk manis dalam kotak bersama mainannya.
Dalam kondisi Asa sedang tenang, saya harus bisa menyelesaikan beberapa
pekerjaan lain dengan cepat.
Bersyukur, suami
adalah partner yang kompak. Dia tidak segan dia juga ikut
merapikan rumah. Bantuan yang menyenangkan bukan? Ternyata suami lebih suka
jika saya meminta tolong, termasuk dalam urusan rumah tangga. Suami juga dengan
senang hati membantu berbelanja, atau antar jemput laundry. Dia menyadari bahwa kehidupannya bukan hanya
seputar pekerjaan kantor, tetapi juga di rumah bersama kami, dan tentu saja itu
satu paket dengan pekerjaan rumah tangga.
Dan apa yang kami
dapatkan dari kesibukan rumah? Suasana
seru, bercanda sambil membereskan rumah, keakraban keluarga dan yang paling
penting mengajarkan kepada anak-anak nilai-nilai kebersamaan, berbagi,
kemandirian dan tanggung jawab.
Kesehatan adalah hal
utama untuk dapat melakukan semua aktivitas baik di rumah maupun kantor. Saya harus smart menyisihkan waktu untuk
istirahat dan makan teratur agar tidak mudah sakit. Hal ini juga berlaku untuk seluruh keluarga.
Soalnya, kalau satu sakit, pasti yang lain ikut sedih dan repot. Jika ada yang sakit, saya juga harus smart
memilih obat yang tepat untuk keluarga. Misalnya,
saat batuk, saya memilih obat yang sesuai dengan jenis batuknya. Jangan sampai mengkonsumsi obat berlebihan
atau menggunakan komposisi yang tidak diperlukan.
Saya masih terus
belajar menjalani peran ibu. Saya menerapkan pola tarik ulur namun konsisten
dengan alasan yang jelas agar anak-anak paham.
Kadangkala saya begitu serius, tapi lebih sering saya melonggarkan diri
dari sebuah pola yang terlalu ketat.
Adakalanya saya membiarkan anak-anak bermain kotor, namun saya konsisten
mewajibkan anak-anak segera mandi sebelum matahari terbenam.
Saya akui, tidak mudah
untuk benar-benar konsisten terutama dalam menjaga mood sepanjang pekan. Hari
Jumat menjelang akhir pekan adalah
penantian penuh suka cita, Sabtu hari bersenang-senang, Minggu hari paling
melelahkan setelah 2 hari libur dan bersama si kecil sepanjang hari, dan saat
Senin tiba saya harus pandai-pandai menyiasati mood agar semangat kerja tetap baik.
Sebagai
penghargaan untuk diri sendiri, saya membuat jurnal keluarga. Kenangan indah
ini akan menjadi hadiah yang nilainya tiada tara,
sekaligus suntikan semangat buat saya. Fotografi adalah cara paling menyenangkan
untuk mengabadikan setiap momen keluarga. Sekarang Cinta juga sudah bisa menjadi
fotografer. Saya tidak berharap banyak
hasil jepretan berupa foto berkualitas. Ada foto dengan gambar kabur, ada foto
dengan gambar kaki-kaki tanpa kepala, tetap saya simpan sebagai kenangan indah. Selain itu saya juga mendokumentasikan tumbuh
kembang anak-anak dengan menulis di blog.
Jurnal itu akan menjadi benda-benda kebanggaan yang berharga bagi
anak-anak kelak.
Am I a Smart Mommy?
Saya yakin banyak ibu-ibu juga mampu melakukan banyak pekerjaan dalam waktu
hampir bersamaan, efektif dan kreatif mengemas alur pekerjaan dengan sajian
hasil yang paling baik. Itulah smart
mommy menurut saya. Hasil konkritnya adalah pekerjaan rumah dan
kantor terselesaikan dengan baik, hubungan dengan suami hangat dan yang paling
penting anak-anak sehat dan bahagia. Semua yang terjadi pada saya mengalir
begitu saja. Tidak sempurna, namun semua
berjalan dengan baik berkat tim yang kompak.
Saya pikir, untuk saat ini sudah sangat lengkaplah kehidupan saya.
Tulisan ini diikutkan dalam lomba menulis Smart Mommy Inspiration yang dioselenggarakan oleh Bisolvon dan Tabloid Nyata, memenangkan Voucer Carefour senilai Rp. 5.000.000,- undangan seminar di Hotel Ritz Carlton dan berbagai merchandise. Lebih dari itu semua, saya berkesempatan bertemu dengan sahabat-sahabat : Rina Susanti, Eka Candra Lina, Nunung Yuni, dan Murti Yuliastuti. Sebuah kopi darat yang mengesankan. Pada hari ibu 22-12-2012, kami merasa dimanjakan.
Liputan acara Smart Mommy Inspiration bisa dilihat disini http://asacinta.blogspot.com/2012/12/a-luxurious-mother-day-smart-mommy.html
Liputan acara Smart Mommy Inspiration bisa dilihat disini http://asacinta.blogspot.com/2012/12/a-luxurious-mother-day-smart-mommy.html
emang layak juara mba...tulisannya lengkap..
BalasHapusAnak-anak selalu jadi sumber inspirasi :)
HapusIts so cool Rin...I also do the same way with you sometimes...
BalasHapusThe power of love made us smart.
BalasHapusNot the power of kepepet hahaha...
Mbak, apakah masuk bekerja ya? masih PNSkah?
BalasHapusIya mba Naqiyyah, PNS sok sibuk hihihi...
Hapustahun penuh prestasi ya mba arin. Smart Mom memang julukan yang layak disematkan kepadamu. selamat..
BalasHapusAlhamdulillah mba Ety, kebetulan lagi banyak even yg cocok tahun ini :)
BalasHapusMudah2an bisa smart juga pada prakteknya menghadapi anak-anak yg aktif.