Tidak terasa, putraku Asaku Mulia berusia 2 tahun 8
bulan. Sejak mula saya bertanya, apa kira-kira bakat Asa. Saya merasa
wajib mengenali bakatnya sejak dini agar tidak salah langkah dalam memupuk dan
mengarahkan bakat anak. Tentu dengan
rambu-rambu yang harus selalu saya ingat, jangan sampai anak merasa terpaksa.
Mengenali bakat anak bisa dilihat dari
kesenangannya. Sejak kecil Asa menyukai mainan dan
segala sesuatu terkait kereta api. Namun
tidak langsung bisa dikatakan Asa kelak akan menjadi insinyur atau masinis kan? Dari hobinya bermain kereta
api, saya melihat ada 3 talenta Asa yang potensial untuk dipupuk, yaitu :
1. Bakat Kinetik Fisik, yaitu bakat
menggunakan anggota tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya. Asa sangat aktif bergerak saat bermain, dia
pandai menirukan gerakan suatu obyek dan bermain peran. Keingintahuan Asa sangat besar, dia
membongkar pasang mainan itu. Sering kali Asa melakukan mix and
match antara lokomotif dan gerbong. Jari-jarinya terampil
menyusun kereta api berderet pada garis lantai ubin yang dianggapnya sebagai
rel. Motorik halus dan kemampuan
visualnya sangat baik.
2. Bakat Bahasa, yaitu bakat menggunakan
kata-kata secara efektif, baik oral maupun verbal. Saat bermain kereta api Asa suka berbicara sambil menggerakan
mainannya. Asa memang menonjol kemampuan
bahasanya. Perkataannya sudah sangat jelas dan lancar, serta dapat menirukan
dialek-dialek orang dewasa. Asa suka
menirukan kata-kata yang didengarnya saat menonton film kereta api favoritnya,
Thomas and Friend. Asa juga suka melucu untuk menarik perhatian saya. Bakat bahasa ini bisa dipupuk sehingga kelak
dia dewasa mempunyai kemampuan komunikasi dan menulis yang baik.
3. Bakat Logika dan Matematis, yaitu bakat
untuk mengerti berhitung dan berlogika.
Dari bermain kereta api, Asa belajar berlogika. Dia bertanya “Jalan nggak kereta apinya? Ada
rodanya nggak? Ada asapnya nggak? Bisa terbang nggak?" Kadang
pertanyaannya sangat lucu, "Mama, mana anak kereta apinya?" Asa
menyamakan lokomotif sebagai ibu, dan gerbong di belakangnya sebagai anak. Kereta api juga menjadi sarana Asa belajar
warna, bentuk dan ukuran. Asa sangat
teliti jika ada salah satu gerbong kereta apinya yang hilang. Walaupun belum
bisa berhitung, namun dia sudah menyadari jumlah kereta apinya berkurang.
Bakat Asa perlu mendapat dukungan dan perhatian,
diantaranya dengan memberinya nutrisi yang cukup, mengajaknya berkomunikasi,
mendampingi bermain dan memberinya sarana bermain untuk melatih kreativitas. Saya
tidak membebankan harapan kelak Asa menjadi kreator, inventor atau inovator.
Saya lebih mengharapkan semoga Asa mampu beradaptasi dengan jaman, tetap
menjaga diri menjadi orang yang baik dan bermanfaat.
Itu sedikit cerita potensi talenta Asa dilihat dari satu
jenis kesukaannya, kereta api. Masih banyak kesukaannya yang lain yang perlu
terus digali. Sungguh, senang sekali
punya anak multi talenta seperti Asa.
senangnya asa kecil2 udah segala bisa :)
BalasHapussemoga jadi anak yang shaleh.. salam kenal bun :)
Terimaakasih bun. Maaf baru balas komentarnya
HapusHebat Asa....persis sekali dengan anak saya Arief juga sama gemar bermain kereta dan gaya bermain Asa sama persis seperti Arief, dan kadang Arief suka berkata-kata seperti suara-suara di information center station kereta api yang pernah dia dengar. Kadang saya suka ketawa sendiri kalau dengar Arief main, lucu kata-katanya....."kereta Api Bogor yang menuju stasiun Kelender segera diberangkatkan....". Salam kenal Bun :)
BalasHapus