Berjalan beberapa minggu saya menonton acara Zona Main Rinso di Trans TV setiap hari Minggu pukul 08.00 wib membuat saya penasaran ingin melihat langsung syutingnya. Zona Main Rinso adalah acara games adu ketangkasan Ibu & Anak. Peserta Zona Main Rinso adalah mereka yang telah mengirimkan foto ke Rinso Indonesia untuk kemudian melalui serangkaian proses audisi.
11 Februari 2013, saya berkesempatan menyaksikan syuting untuk acara TV Zona Main Rinso. Siapa saja boleh ikut menjadi penonton loh, yang penting tahu jadwal syutingnya. Syuting berlangsung di bumi perkemahan Cibubur.
Acara ini dipandu oleh sepasang host suami istri yang kompak yaitu Arie Untung dan Fenita. Saya suka banget dengan penampilan Fenita, imut, sporty dan cantik. Selain itu, masing-masing team yang bertanding ditemani oleh seorang artis yang berperan membantu team tersebut, sekaligus mengganggu konsentrasi tim lawan.
11 Februari 2013, saya berkesempatan menyaksikan syuting untuk acara TV Zona Main Rinso. Siapa saja boleh ikut menjadi penonton loh, yang penting tahu jadwal syutingnya. Syuting berlangsung di bumi perkemahan Cibubur.
Acara ini dipandu oleh sepasang host suami istri yang kompak yaitu Arie Untung dan Fenita. Saya suka banget dengan penampilan Fenita, imut, sporty dan cantik. Selain itu, masing-masing team yang bertanding ditemani oleh seorang artis yang berperan membantu team tersebut, sekaligus mengganggu konsentrasi tim lawan.
Dalam Zona Main Rinso ada 3 Zona Permainan yaitu : jembatan anti noda, zona labirin dan zona rintangan
Acara syuting dimulai. Setiap zona para pemain diberi pengarahan terlebih dulu oleh kru trans TV agar pengambilan gambar berjalan lancar. Para penonton juga berjajar rapi di pinggir area permainan. Tampaknya, yang semangat tak hanya pemain, penonton pun sangat semangat, padahal panas terik lho. Habis, seru sih...
Zona Jembatan Anti Noda
Tantangan pertama, peserta harus mendengarkan pertanyaan host, lalu melewati jembatan anti noda menuju ujung jembatan dimana terdapat huruf-huruf-huruf penyusun jawaban. Namanya saja anti noda, padahal sebenarnya penuh noda lumpur. Dan hampir bisa dipastikan, di sini pemain tak bisa menolak untuk tidak kecebur. Jembatan terbuat dari kayu, penyangganya hanya di bagian tengah sehingga jembatan bisa miring ke kanan atau ke kiri. Tepat dibawahnya adalah kolam lumpur. Jangan dikira gampang melewati jembatan ini, selain tidak stabil, jembatan juga licin. Lihat saja foto-foto di bawah ini. Berbagai gaya dan strategi telah dicoba, tetapi tidak mudah melaluinya. Di Zona ini ibu dan anak berlatih kekompakan, saling menyemangati, keseimbangan dan strategi. Pemenang dihitung berdasarkan jumlah huruf yang berhasil diperoleh.
Hebatnya, walaupun bolak-balik kecebur lumpur, si anak tetap saja semangat dan mau mencoba lagi dan lagi. Enak ya Dik kecebur lumpur? Iya sih, saya juga jadi pengen nyoba sebenarnya, sayang tidak bawa baju ganti *alesan
Zona Labirin
Zona kedua adalah zona labirin. Pada tantangan kali ini sang ibu ditawan dan diikat dengan rantai berkunci oleh badut noda untuk disembunyikan di balik labirin-labirin kain. Sementara si anak bertugas mencari kunci yang cocok yang berada di 4 titik dalam labirin.
Walaupun terikat sang ibu terus berteriak menyemangati putranya yang tengah mencari kunci. Kunci yang didapatkan tidak selalu sesuai, itu artinya harus keliling lagi mencari hingga ketemu kunci yang bisa membuka gembok rantai yang mengikat ibu.
Di sini anak belajar kecepatan, strategi menghemat waktu, dan kegigihan. Pemenang ditentukan berdasar waktu yang tersisa saat berhasil membuka pintu.
Agar rute pencarian kunci terekam dengan baik, sang anak mengenakan kamera di kepalanya seperti foto dibawah ini :
Zona Rintangan
Ini adalah zona terakhir. Tugasnya, sang anak harus merayap melewati rintangan tali sambil meraih bendera sebanyak mungkin. Kemudian lari ke arah ibu agar si ibu bisa mencuci pakaiannya yang kotor. Si anak juga harus sigap mengganti pakaian dengan yang baru sebelum berlari lagi mencari bendera. Demikian dilakukan berulang. Pemenang dihitung dari jumlah baju yang berhasil dicuci oleh sang ibu, dikalikan jumlah bendera yang berhasil didapatkan sang anak.
Di sini pemain belajar strategi, kecepatan, kecermatan dan ketangkasan, termasuk ketangkasan mengganti baju dan mengenakan helm. Kalau buat si ibu, kecepatan mencuci juga sangat menunjang. Baju harus dicuci hingga bersih sebelum dijemur. Disini jelas terlihat keampuhan Rinso dalam membersihkan noda lumpur. Bayangkan, noda lumpur hilang dalam beberapa kali kucek saja.
Pada akhir acara dihitung skor total dari ketiga zona permainan untuk menentukan pemenang. Kebetulan yang saya lihat tadi adalah babak penyisihan pertama. Pemenangnya mendapatkan uang RP. 5.000.000,- dan melaju ke babak berikutnya, sedangkan bagi yang kalah tetap mendapatkan hadiah berupa persediaan Rinso selama 1 tahun. Mantaaaaap kan? Menang kalah tetap hepi. Karena yang didapatkan bukan hanya hadiah, tapi juga pengalaman berharga, kegembiraan dan kekompakan ibu dan anak.
Pulang seusai nonton syuting ini saya jadi ingat anak-anak di rumah. Tak lagi deh marah-marah kalau lihat baju anak kotor habis main hujan, melukis atau main masak-masakan. Bermain itu menstimulasi kreativitas. Dan baju kotor bukan lagi menjadi halangan. Benarlah bahwa selalu ada hikmah dibalik kotor. Karena itu jangan takut kotor, karena berani kotor itu baik.
Komentar
Posting Komentar