Betapa sibuknya anak-anak yang tergambar dalam video di atas. Seperti itulah kesibukan anak-anak masa kini, terutama di perkotaan. Mereka terlihat tergopoh-gopoh, makan terburu-buru, kurangnya waktu bermain, sibuk dengan PR, mengantuk dan kelelahan.
Apakah sibuk itu keinginan mereka?
Anak-anak paling disibukkan oleh urusan sekolah dan mengerjakan PR. Persaingan akademik mengharuskan mereka lebih giat belajar sehingga diperlukan les. Sebagian lagi anak-anak mendalami bakat dengan kegiatan ekstrakurikuler. Jika mereka menjadi juara maka orangtua akan bangga.
Ada juga orangtua yang ingin anaknya les tambahan agar orangtua lebih punya banyak waktu untuk produktif. Ini dikarenakan bersama anak bisa mengganggu konsentrasi bekerja. Sebuah alasan yang masuk akal bagi orangtua. Tapi bagaimana bagi anak?
Anak saya, Cinta (kelas 3 SD) pun mempunyai kesibukan rutin. Bedanya, Cinta tidak mengikuti les sore hari. Sepulang sekolah dia bersepeda atau bermain di halaman dengan adiknya. Cinta mengerjakan PR hanya akhir pekan dan saya tidak memintanya belajar lagi di malam hari. Saya rasa cukup waktunya belajar 5 jam di sekolah. Malam adalah waktu bebas. Biasanya Cinta membuat prakarya, melukis atau menulis diary.
Memahami Perspektif Anak.
Saya menyadari bahwa antara anak dan orangtua mempunyai pandangan berbeda terhadap waktu, kebutuhan, dan cara untuk berbahagia.
Dalam perspektif waktu, menurut saya adalah wajar jika anak bergerak lebih lambat dalam menyelesaikan tugasnya dan tentunya butuh waktu lebih lama. Hal yang dikerjakan anak bisa jadi adalah pengalaman pertama baginya. Selain itu, anak butuh waktu untuk mempelajari dan eksplorasi. Jadi, sebaiknya tidak meminta anak terburu-buru. Solusinya, dengan keterbatasan waktu harian, lebih baik mengurangi jumlah kegiatan anak.
Dalam hal kebutuhan, apakah memang kesibukan harian anak adalah hal yang benar-benar dibutuhkannya? Apakah anak yang inisiatif meminta les ini-itu? Ataukah les merupakan tawaran dari orangtua yang kemudian di-iya-kan oleh anak? Pernahkah kita bertanya, kegiatan apa yang paling diinginkan anak? Jika sekolah adalah kebutuhan anak yang kita wajibkan untuknya, tak ada salahnya sore hari menyerahkan pilihan pada anak hal apa yang disukainya. Jawabnya bisa ditebak, anak suka bermain !
Cara anak berbahagia mungkin berbeda dengan orangtua. Orangtua bahagia jika anak berprestasi di sekolah. Sedangkan anak berbahagia dengan danau dan perahu yang dibuatnya dalam kubangan lumpur.
Membahagiakan anak-anak yang sibuk.
Pada dasarnya anak-anak memang sudah sibuk bertumbuh, mengenali lingkungan, belajar dan eksplorasi. Di tengah sibuknya anak, perlu ada waktu luang agar mereka bisa menata kegiatannya, caranya adalah :
- Kurangi 1-2 kegiatan les. Pilih prioritas kegiatan yang disepakati antara orangtua dan anak sehingga ada tambahan waktu untuk bermain.
- Ajarkan anak menggunakan waktu lebih efisien sehingga bisa menyisihkan waktu untuk bermain.
- Manfaatkan setiap waktu luang untuk bermain. Kurangi penggunaan ponsel dan televisi, saatnya beralih untuk aktivitas fisik di dalam maupun di luar ruangan.
- Mengingat waktu siang hari anak lebih banyak di sekolah bersama teman-temannya, maka himbauan untuk sekolah adalah memperpanjang waktu istirahat. Sekolah juga diharapkan bisa mendorong agar anak-anak lebih banyak beraktivitas fisik di halaman sekolah.
Anak-anak zaman sekarang begitu banyak dituntut para orang tuanya. Terkadang orang tua lupa dan khilaf, memadatkan jadwal anak dengan berbagai macam les dan mengharuskan anak mengikuti berbagai ekstrakurikuler dan pelajaran tambahan di sekolah. Waktu bermain mereka tentu sangat kurang.
BalasHapusUlasannya sangat mencerahkan mak. Kita memang harus mencari cara bagaimana membahagianakan anak-anak yang sibuk.
Salam hangat dan sukses ya mak...
Tujuan kita adalah kebahagiaan anak. Bermain juga menyibukkan, dan anak-anak suka.
Hapusmenarik mak...sekolah SD anakku meminimalkan PR dan banyak learning by doing agar anak tidak boring. BTW anakku yang SMP sangat maniak belajar....
BalasHapusUntuk anaknya yg suka belajar, bagaimana merayunya agar mau bermain? Menarik juga ya, gimana ceritanya sehingga anaknya suka belajar?
HapusMenarik, mak. Masa kanak-kanak nggak akan terulang, terlalu sayang kalau hilang begitu saja tanpa kepuasan bermain:)
BalasHapusBetul...masa anak2 adalah masa emas pembentukan pribadi seorang manusia. Harus dibahagiakan.
Hapusbermain adalah isi dari dunia masa anak-anak, seyogyanya menjadi pertimbangan dan perhatian manakala memilihkan sekolah sejak dini usia ya mbak.
BalasHapusKarakteristik sekolah menentukan tingkat kesibukan anak. Pilih yang sesuai dengan anak.
HapusPengen selalu membahagiakan krucilsku yang kesibukannya sekarang melebihi si mak. Seneng dapat tips membahagiakan anak yang sibuk di sini, tq ya...
BalasHapusAnggita sibuk cari kupu-kupu ya...gapapa kalau itu mah..lanjut aja
HapusTerkadang kita lalai ya mak...bahwa anak anak juga butuh bermain seperti saat kita masih kecil dulu tanpa harus repot memikirkan besok belajar apa
BalasHapusAku udah lupa gaya belajarku dulu gimana mbak nung...ingatnya main pasaran pake daun pisang hahaha
HapusDulu sewaktu kecil, kegiatan saya juga sangat padat ternyata, tapi semua sambil menunggu guru ngaji, saya bermain, sambil menunggu masuk madrasah saya bermain, sepulang madrasah, masih bermain lagi.. hehehe.. malam hari di rumah tetep belajar tapi hanya satu jam perhari.. setelah dipikir2 Mama saya ternyata disiplin juga.. :)
BalasHapusSukses lombanya Mak... :)
Peran ibu sangat penting dalam menentukan kesibukan anak. Ibunya hebat mba Riski, good management
Hapusjadwal anak-anak yang padat sebenarnya keinginan orang tua ya hehehe
BalasHapusNaaah tergantung orientasinya. Kalau aku suka yg santai aja deeeh...
HapusKasian ya anak-anak zaman sekarang. Aktivitasnya bejibuuuuun. Ah, jadi inget dosa lama. Untung sekarang mah gak gitu lagi. Anak-anakku sekarang cuma sekolah sama mengaji aja. Selebihnya ya main.... :D
BalasHapusYup..nonton video ini jadi refleksi buat kita para orangtua.
Hapus