Di usia yang tidak muda lagi, dengan berbagai kesibukan bekerja dan berkeluarga, tidak memudarkan hasrat saya untuk melanjutkan kuliah. Jenjang pendidikan terakhir saya adalah Sarjana Pertanian. Kini saya bekerja di sebuah perguruan tinggi sebagai staf kependidikan. Melihat mahasiswa muda beraktivitas di kampus, semakin membakar semangat saya untuk kuliah lagi.
Tapi bagaimana bisa, dan dimana? Saya ingin kuliah lagi, akan tetapi saya berada dalam dilema waktu, kesibukan dan jarak.
Sudah jadi ibu masih ingin kuliah? Kenapa tidak.
Hai, kita hidup di zaman modern dimana teknologi berkembang pesat. Menurut saya, pada era sekarang ini perempuan perlu mengejar pendidikan setinggi yang dia mampu. Untuk siapa? Ya untuk diri sendiri, untuk keluarga dan untuk institusi atau lingkungannya berada. Ibu bekerja ataupun ibu rumahan tidak ada batasan hak untuk kuliah lagi.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar lebih tinggi. Dalam sebuah hadist disebutkan kurang lebih begini "Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat". Saya pahami bahwa hadist tersebut mendorong kita untuk terus belajar dan belajar selama hayat di kandung badan, selama masih dikaruniai akal pikiran.
Ada banyak alasan mengapa perempuan perlu mengejar pendidikan setinggi mungkin. Pertama, karena pengetahuan adalah awal mula kekuatan. Semakin banyak ilmu akan membuka cakrawala wawasan dan mudah menerima perbedaan yang banyak ditemui dalam kehidupan. Ilmu membuat kita bisa bersikap lebih bijak dan terukur. Selain itu, setiap pendidikan pasti membawa bermanfaat, membantu meraih cita-cita dengan keterampilan baru yang diperoleh, meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
Sebagai ibu, pendidikan yang mengisi dirinya akan menentukan kualitas pola asuh terhadap anak-anaknya. Jadi tak benar pernyataan "Buat apa ibu rumah tangga kuliah lagi". Ibu yang berilmu dan cerdas akan menghasilkan anak-anak yang cerdas karena ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Alasan memilih pendidikan formal.
Di era serba internet saat ini, tebaran ilmu dapat diraup dari mana saja, kapan saja, sehingga dengan belajar secara non formalpun seseorang sudah bisa pandai. Keterbukaan informasi membuat ilmu bisa diakses oleh siapapun.
Namun perlu diingat, ilmu yang bertebaran di dunia maya tidak selalu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga tidak selalu sesuai dengan kaidah kurikulum pendidikan nasional di Indonesia. Karena itu pendidikan formal tetap menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang ingin menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Lulusan pendidikan formal akan mendapatkan sertifikat kelululusan (ijazah) yang bisa dinilai secara kualitatif dan kuantitatif.
Mencari Inovasi Pendidikan Tinggi Jarak Jauh
Kembali pada dilema yang saya alami, antara ingin kuliah lagi namun terbatas waktu dan jarak, saya mencari universitas yang tepat. Saya mendambakan bisa melanjutkan kuliah tanpa mengganggu aktivitas saya sebagai ibu dan pegawai. Dengan demikian, bentuk kuliah reguler sudah pasti sulit saya lakukan. Bentuk kuliah yang tepat bagi saya adalah kuliah jarak jauh (on line) atau kuliah akhir pekan (weekend). Lebih baik lagi tatap muka perkuliahan dilakukan secara online. Jaman digital sekarang ini, semua itu mudah dilakukan. Kuliah online menjembatani jarak, dan mempermudah mahasiswa menyesuaikan diri dengan jadwal kuliah. Materi kuliah pun juga dapat diunduh secara online.
Nah, kira-kira universitas mana yang telah menerapkan bentuk kuliah seperti itu?
Universitas Terbuka, sebuah inovasi pendidikan tinggi jarak jauh.
Ya, saya mengenal adanya Universitas Terbuka (UT) . Di Bogor, setiap hari saya melewati gedung Universitas Terbuka di Jalan Sholeh Iskandar. Saya pun berselancar melihat-lihat situsnya. Dan saya mendapati banyak kecocokan bentuk pembelajaran dengan keterbatasan waktu dan jarak yang menjadi dilema saya selama ini.
Saya kemudian browsing tentang pilihan program yang ada di UT. Untuk jenjang S1 ada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA), Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Berhubung saya ingin menempuh jenjang S2 maka saya mencari ke bagian Pascasarjana. Program magister yang bisa dipilih antara lain Ilmu Administrasi, Ilmu Manajemen dan Ilmu Kelautan dan Pendidikan Matematika. Dengan pilihan itu, bagi saya yang paling masuk dengan bidang kerja saya saat ini adalah Ilmu Administrasi atau Ilmu Manajemen. Saya perlu mempertimbangkan lebih lanjut serta berkonsultasi dengan atasan saya di kantor, sebelum memilih salah satunya. Besar harapan saya mendapatkan ijin kuliah lagi dengan mudah karena tidak mengganggu jam kerja dan bisa dilakukan jarak jauh. Lebih fleksible dan menguntungkan baik bagi saya maupun bagi instansi saya.
Di Universitas terbuka, metode kuliah secara mandiri. Mahasiswa diharapkan berinisiatif belajar mandiri sendiri atau berkelompok. Dalam hal ini Universitas Terbuka menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri. Sumber bacaan lain juga bisa diperoleh dari perpustakaan dan toko buku online, mengikuti tutorial secara langsung atau online, serta menggunakan media radio dan televisi. Pertemuan mahasiswa dengan pembimbing dapat diatur apabila mahasiswa menemukan kesulitan dalam memahami materi. Konsultasi bisa dilakukan kepada Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat. Ini kebetulan sekali karena lokasi UPBJJ-UT di Bogor sangat terjangkau oleh saya.
Selain belajar mandiri, mahasiswa juga bisa mengikuti tutorial. Kegiatan belajar akan dilakukan dibawah bimbingan seorang tutor sebagai fasilitator. Di sinilah kesempatan mahasiswa untuk berdiskusi dengan sang tutor. Materi yang bisa didiskusikan antara lain adalah (1) kompetensi esensial atau konsep-konsep penting dalam suatu mata kuliah; (2) masalah yang ditemukan mahasiswa dalam mempelajari modul; (3) persoalan yang terkait dengan unjuk kerja (praktek/praktikum) mahasiswa di dalam atau di luar kelas tutorial; dan/atau (4) masalah yang berkaitan dengan penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Kualitas UT telah terakreditasi BAN PT. Bukti bahwa Universitas Terbuka dilaksanakan dengan tujuan pencapaian kualitas adalah keikutsertaannya dalam penilaian BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Saat ini akreditasi untuk program studi-program studi di UT rata-rata terakreditasi B. Sebuah nilai yang cukup bagus dan menandakan kompetensi UT dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia.
UT juga menerima Quality Certificate dari International Council for Open and Education (ICDE). Sertifikat tersebut menandakan bahwa UT telah menerapkan sistem penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak-jauh yang berkualitas dunia. Sertifikat tersebut juga merupakan pengakuan internasional bahwa UT telah memenuhi standar pelayanan praktik baik pendidikan terbuka dan jarak jauh internasional kepada mahasiswa yang tinggal di seluruh penjuru tanah air.
Lebih lanjut tentang apa dan bagaimana Universitas Terbuka bisa dilihat melalui situsnya http://www.ut.ac.id/ . Di sana dapat diperoleh informasi lengkap tentang program, biaya, materi, bentuk kegiatan dan kantor cabang.
***
Ketika seorang ibu seperti saya ingin kuliah lagi, UT adalah pilihan yang tepat. Kesibukan mengurus keluarga dan menjalankan pekerjaan rutin tidak lagi menjadi penghalang seorang ibu untuk kuliah lagi. Dengan mendaftar di UT, aktivitas kuliah dapat disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari yang sudah berjalan.
Ini adalah sebuah contoh bagaimana semangat belajar dapat diperjuangkan apabila ada kemauan. Seorang ibu bisa kuliah lagi, siapapun bisa kuliah lagi. Jarak dan waktu bukan lagi hambatan menuntut pendidikan tinggi.
Referensi : http://www.ut.ac.id/
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-30.
Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“
Dan menjadi pemenang ke 3
wee...sekakian cari beasiswa ke atasan mak..joss..
BalasHapusMauuuu
HapusHihi akhirnya beres juga, saya juga pingin banget S2 mak, apalagi kalo udah ketemu dosen pembimbing waktu kuliah dan selalu bilang kamu harus S2, masih inget kata2 Beliau, cari2 beasiswa dulu nih
BalasHapusIya mak Evrina. Tapi aku masih pilih2 jurusan. Aslinya pengen yg ada bidang keluarga/parenting
Hapuskeren mak....saya juga pengen kuliah lagi :)
BalasHapusEmak rempong macam kita bagusnya yg fleksible waktu kuliahnya
HapusWaaah .bak Arin mau kuliah lagi.UT memang cocok deh...
BalasHapusAamiin..doain ya dapat dukungan kantor
Hapuswah mbak Arin hebat masih semangat kuliah.. (y) sukses buat lombanya ya mba
BalasHapusPengen banget sejak lama, tapi ingat kesibukan jadi maju mundur
HapusMak, pendaftaran lomba sudah ditutup. Sy pun menulis tp nggak bisa terkirim. Sepengetahuan Mak bgmn?
BalasHapusSaya acuannya informasi yg di web utama UT. Yaitu 31 agustus ya.
Hapuswah,keren banget mak.....eh,saya baru tau kalo di UT bisa S2 juga :) *katrok*
BalasHapussukses untuk lombanya mak :)
Adaaaa...progran magisternya intip deh web nya hehe
Hapussaya juga baru S1 mak..pengiiinn bgt bisa segera lanjut S2 dst..:)
BalasHapusKebutuhan jaman, dunia kerja banyak yg minta S2
Hapuskeren mak, sy juga masih pengen banget kuliah lagi :)
BalasHapusYukkk daftat UT aja mba
HapusUT fleksibel banget untuk emak2 yaa...ulasannya menginspirasi Mak :)
BalasHapusBuat ibu2, buat karyawan, buat yg jauh. UT cocok banget. Irit biaya hidup, gak perlu kos.
Hapuskereeen...saya dukung, Mak...diriku baru kelar S2 mak...setelah pending beberapa tahun karena punya anak...^_^
BalasHapusLeganya....pasti serasa baru lahiran :)
HapusSiiipp...lanjutkan Mak Arin....dan sukses lomba blognya ya...:-)
BalasHapussalam dari Pekanbaru
Selamat ya Maaakk...wah menang lagi. Keren sih emang si emak satu ini :D
BalasHapusLangganan juara, baguuuus terus deh tulisannya
BalasHapusSelamat ya Mbak #semoga bisa menularkan semangat utk menulis yg lebih baik lagi