Akhir pekan jalan-jalan itu nyaris wajib hukumnya bagi kami. Nggak melulu rekreasi, lebih seringnya untuk mengantar-jemput baju ke laundri dan sekedar mampir ke lapak koran. Sebelum pulang, kami makan siang di warung.
Resto Ayam Cacah ini kami temukan sepulang mengantar laundri-an di kawasan jalan Pandu, Bogor. Saat mencari-cari warung terlihat sebuah resto sederhana. Justru yang sederhana begini yang kami cari. Terusterang, kami sudah kapok berkali-kali makan di resto mewah, harga selangit tapi citarasa biasa.
Jatuh cinta pertama pada Resto Ayam Cacah adalah klaim menggunakan ayam kampung asli. Pas kami baca pilihan menunya, baru saya tahu kalau masakan-masakannya khas Nusa Tenggara.
Di atas adalah penampakan ayam cacah khas Bima yang selalu kami pesan. Ada aroma minyak kelapa yang khas. Bumbunya tidak terlalu matang meresap ke dalam ayam yang telah dipanggang. Matang tapi tidak gosong.
Ayam cacah, sesuai namanya ayamnya dipotong kecil-kecil secara acak. Harus hati-hati saat makan karena banyak tulang kecil yang bercampur dengan bumbu. Asal jangan melamun atau ngobrol aja saat mengunyah.
Ayam cacah, sesuai namanya ayamnya dipotong kecil-kecil secara acak. Harus hati-hati saat makan karena banyak tulang kecil yang bercampur dengan bumbu. Asal jangan melamun atau ngobrol aja saat mengunyah.
Hidangan favorit lainnya adalah omelete telur dengan kornet. Hmmm..lembut, tebal dan rasanya enaaak banget. Anak saya suka karena tidak pedas.
Ada juga lumpia ayam yang guring dengan bumbu kacang. Penyajian makanan di Resto Ayam Cacah ini menarik secara estetika. Rasanya pun tak kalah enaknya.
Harga satu menu berkisar antara 25 ribu hingga paling mahal 60 ribu. Tapi menurut saya harganya relatif murah. Sesuailah dengan kepuasannya.
Menu standar nasi goreng di sini jadi spesial. Bumbunya pas, tidak mengenyangkan sehingga dijamin habis. Oiya, untuk minuman saya pilih es buah yang porsinya besar banget. Satu mangkok bisa untuk berdua.
Resto ini telah tutup tahun 2016. Namun ayam cacahnya bisa dinikmati di foodcourt di jalan Bangbarung Raya.
Berhubung warungnya tidak bisa saya kunjungi lagi, saya search resep ayam cacah dan menemukan yang mirip bumbunya.
Bahan
1 ekor ayam kampung (cuci bersih, sisihkan jeroannya)
2 buah jeruk limau (ambil airnya)
Garam (secukupnya)
Minyak goreng (secukupnya)
Bumbu Halus
6 buah cabai merah besar (buang isi)
10 buah cabai rawit
7 siung bawang putih
14 siung bawang merah
2 buah tomat
5 cm kencur
1 sdt terasi
2 sdt gula merah
Garam (secukupnya)
Minyak goreng (secukupnya)
Kaldu ayam bubuk (secukupnya)
Cara Membuat
- Cuci bersih daging ayam lalu lumuri dengan air jeruk dan garam secukupnya. Diamkan selama kira-kira 20 menit.
- Panggang ayam.
- Tumis bumbu yang telah dihaluskan sampai harum. Agar aroma khas, gunakan cobek agar rasanya makin sedap dan tekstur bumbu semakin menggugah selera.
- Masukkan ayam panggang ke dalam tumisan bumbu. Angkat
- Ayam taliwang khas Lombok pun matang dan siap disajikan.
Agar rasa ayam taliwang ini semakin lezat, kamu bisa menambahkan taburan bawang goreng di atasnya. Sajikan bersama nasi putih hangat dan lalapan mentimun.
Komentar
Posting Komentar