Seringkali karyawan kantoran kurang menyadari bahaya-bahaya yang mungkin muncul di lingkungan kerja. Merasa nyaman di ruangan ber - AC, duduk di depan komputer dan berurusan dengan kertas-kertas sehingga melupakan bahaya bisa saja mengintai setiap saat.
Menyadari hal ini, tim manajemen departemen memilih tema "Keselamatan Kerja" sebagai tema workshop untuk Tenaga Kependidikan di Departemen Proteksi Tanaman. Informasi : Tenaga Kependidikan ini adalah supporting staf selain dosen pengajar (pendidik). Jadi tenaga kependidikan terdiri dari tata usaha dan administrasi (saya sebagai bendahara ada di bagian ini), teknisi laboratorium, tim keamanan dan tim kebersihan.
Menyadari hal ini, tim manajemen departemen memilih tema "Keselamatan Kerja" sebagai tema workshop untuk Tenaga Kependidikan di Departemen Proteksi Tanaman. Informasi : Tenaga Kependidikan ini adalah supporting staf selain dosen pengajar (pendidik). Jadi tenaga kependidikan terdiri dari tata usaha dan administrasi (saya sebagai bendahara ada di bagian ini), teknisi laboratorium, tim keamanan dan tim kebersihan.
Venue workshop tahun ini di Hotel Aston Sentul Lake, Bogor. Tadinya ingin di luar kota, tapi apalah daya, pekerjaan kantor tidak memungkinkan kami pergi lebih dari 2 hari secara bersamaan. Nanti kantor tutup dong hehehe.. So, dipilih 2 hari Jumat-Sabtu 25-26 Agustus 2017. Dan karena hanya bisa 2 hari (termasuk perjalanan), jadinya hanya bisa dalam kota Bogor saja. Tapi nggak mengurangi keceriaan dan semangat teman-teman mengikuti workshop ini, karena venuenya cantik. Sudah mengakomodir keinginan menimba ilmu sambil rekreasi.
Untuk pemateri, saya mengontak teman kuliah, Andi dari Navigator Indonesia. Dulu sewaktu kuliah di jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Andi sudak aktif di Resimen Mahasiswa, sehingga ke sininya banyak berkecimpung di bidang training outbond dan pengembangan diri, termasuk soal keselamatan kerja ini.
Untuk pemateri, saya mengontak teman kuliah, Andi dari Navigator Indonesia. Dulu sewaktu kuliah di jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Andi sudak aktif di Resimen Mahasiswa, sehingga ke sininya banyak berkecimpung di bidang training outbond dan pengembangan diri, termasuk soal keselamatan kerja ini.
Andi bersama 3 temannya hadir sebagai instruktor. Pelatihan dilakukan indoor pada malam hari. Belum puas sih, waktunya kurang panjang. Memang baru bersifat pengenalan dulu, rencananya nanti kami akan mengundang Tim Andi untuk memberikan training lanjutan di kampus dan praktek langsung di tempat kerja.
Salah satu materi Keselamatan kerja adalah tentang Pertolongan Pertama.
Pertolongan pertama : pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pertolongan pertama, atau dikenal P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) memerlukan tindakan berdasar ilmu kedokteran yang bisa dilakukan oleh orang awam yang terlatih.
Siapa pelaku P3K ? Dia adalah orang pertama yang tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan medis dasar.
Siapa pelaku P3K ? Dia adalah orang pertama yang tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan medis dasar.
Tujuan pertolongan pertama adalah :
- Menyelamatkan penderita
- Mencegah cacat atau luka yang lebih parah
- Mengurangi rasa cemas penderita
- Menjaga penderita tetap stabil dan nyaman hingga datang pertolongan medis
Pasal 531 KUHAP tentang kelalaian dan tidak mengadakan / memberikan pertolongan pertama. Kita bisa terkena pasal ini jika membiarkan korban. Tapi yang boleh menolong adalah yang memiliki kemampuan dasar medis P3K. Lantas bagaimana? Dibiarkan atau ditolong? Dilema ya, karena itulah pentingnya belajar P3K agar kita siap dengan situasi darurat yang sering terjadi.
Pasal 322 KUHAP tentang kerahasiaan medis, dalam hal ini kondisi medis penderita. Jadi kalau anda menolong seseorang, jangan lantas 'ember' menceritakan kondisi korban tersebut. Nah lho, bagaimana kebiasaan orang sekarang yang kalau ada kecelakaan malah ngeshare foto-foto korban? Ternyata ada aturannya lho, jadi jangan sembarang share.
Sebagai prinsip dasar tindakan P3K adalah PATUT. Apa itu?
P : Penolong mengamankan diri sendiri dulu sebelum bertindak.
A : Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian sehingga terbebas dari bahaya
T : Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu ada kecelakaan di tempat tersebut
U : Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit dan pihak berwajib
T : Tindakan pertolongan pada korban dalam urutan yang paling tepat
Dalam melakukan pertolongan pertama, penolong hendaknya mencatat hal berikut sebagai penilaan keadaan korban.
- Penilaian keadaan : memastikan situasi di sekitar tempat kejadian seperti keadaan lokasi, keadaan korban dan siapa orang pertama yang mengetahui.
- Penilaian dini : penolong mampu mengenali dan mengatasi keadaan, mengenali respon korban dan menentukan tindakan yang tepat.
- Pemeriksaan fisik : pemeriksaan tanda vital seperti nadi, napas, suhu tubuh.
- Riwayat penderita : menanyakan riwayat kesehatan penderita jika penderita sadar.
- Pemeriksaan berkelanjutan : sambil menunggu pertolongan medis, perlu dicek setiap 15 menit untuk melihat kondisi terbaru penderita
- Pelaporan dan serah terima : ketika tim medis datang, penolong perlu melaporkan kondisi penderita sedetil-detilnya dan melakukan serah terima dengan tim medis.
Setelah mengenali kondisi korban, apa yang bisa dilakukan?
Bantuan hidup dasar : terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu korban bertahan hidup lebih lama.
Langkah-langkahnya :
Untuk korban luka, yang perlu dilakukan adalah menekan aliran darah dari bagian luka kemudian membalut dengan kain atau perban. Walaupun darah masih mengalir, kain pembalut tetap ditempelkan untuk mencegah terjadinya infeksi kuman. Sambil terus menekan agar darah segera berhenti mengalir.- Membebaskan jalan napas, dengan membuka baju yang ketat, melepaskan ikat pinggang, membetulkan posisi kepala.
- Memberikan bantuan pernapasan
- Membantu mengalirkan darah ke organ yang tepat agar pasokan darah ke otak tetap terjaga.
Untuk korban patah tulang, yang pertama dikenali adalah bagian mana yang patah. Dalam hal ini jangan langsung mengangkat korban. Gunakan papan dan pembalut untuk menjaga tulang tetap berada pada posisinya.
Di atas tadi adalah sebagian materi dari pertolongan pertama. Belum memasuki keselamatan kerja secara keseluruhan.
Perlu diingat bahaya-bahaya yang mengancam di tempat kerja antara lain :
- Kompor gas atau sumber api di laboratorium
- Sumber listrik yang terbuka dan kelebihan beban listrik yang sering mengakibatkan korslet.
- Lantai yang licin tanpa ada penanda
- Ventilasi udara yang tertutup sangat membahayakan ketika terjadi keracunan udara dan tidak ada sirkulasi udara bersih.
- Matikan alat elektronik saat cuaca mau hujan dan banyak petir.
- Penggunaan pisau, gunting, pemotong kertas, penghancur kertas dengan kehati-hatian.
- dan lain sebagainya.
Masih banyak materi yang harus dipelajari. Tak cukup waktu hanya dua hari satu malam. Apa yang tertulis di sini hanya sekelumit ringkasan materi untuk membuka wawasan. Untuk acuan lebih lanjut silakan menghubungi tenaga ahli terkait Keselematan Kerja dan P3K.
Keesokan harinya, acara workshop dilanjutkan dengan tim building di arena lapangan tenis Hotel Aston Sentul Lake. Keseruan luar biasa terjadi, para bapak ibu seakan lupa umur bermain air bersama tim. Hehehe. Menjelang tengah hari kami cek out dari hotel dan makan siang di Ah Poong Sentul. Workshop yang bermanfaat dan menyegarkan. Fresh... senin siap kerja lagi.
Trio tim keuangan |
Penting banget ya mba pelatihan p3k, saya belum pernah...
BalasHapus