Perasaan baru kemaren merapikan kamar, kenapa sekarang sudah berantakan lagi? Kenapa ya?
Jawabanya : karena kita hidup dan beraktifitas. Jadi nikmati saja.
Saya sempat mengalami mempunyai rumah (kontrakan) yang rapi. Tepatnya pada awal-awal pernikahan. Saat barang-barang belum banyak dan anak-anak belum lahir. Seiring waktu, barang-barang bertambah, jumlah mainan pun meningkat pesat. Dan saya semakin tidak punya energi untuk membereskan rumah. Rasanya percuma, untuk apa membereskan rumah kalau sejam kemudian kembali seperti kapal pecah?
Kini, anak-anak saya sudah usia sekolah. Semula saya pikir rumah akan lebih rapi, ternyata di usia kreatif ini, tumpukan barang semakin banyak, terutama barang bekas. Habis minum air mineral, eh botolnya tidak boleh dibuang. Mau dibuat celengan, katanya. Kardus-kardus bekas pun menumpuk di pojok kamar, untuk dijadikan rumah-rumahan, katanya. Sebagian memang sudah berubah bentuk menjadi benda kreasi, sebagian besar lainnya masih belum dikerjakan. Sehingga rumah semakin penuh. Sampai-sampai saya tanya ke anak-anak, apa kita bikin bisnis bank sampah saja?
Saya ingin rumah lebih rapi.
Ini harapan, keinginan sekaligus resolusi yang selalu tersimpan dalam benak dari tahun ke tahun. Ada sih progresnya, tapi naik turun. Ada kalanya insaf, ada kalanya rumah kembali berantakan. Nah, tahun 2018 ini saya ingin menyeriusi soal beberes rumah ini.
Rumah rapi membuat bahagia.
Tujuan akhirnya sih, begitu.
Saya ingin menciptakan ruang yang nyaman untuk keluarga, terutama anak-anak. Ini adalah investasi untuk tumbuh kembang mereka. Rumah rapi tidak harus luas. Cukup rapi dan bersih saja. Saya rasa ini sangat memungkinkan untuk diterapkan di rumah mungil kami.
Tinggal di rumah yang rapi membuat kita lebih fokus pada pekerjaan. Rumah yang rapi lebih terorganisir tata letak barangnya sehingga ketika sedang melakukan sesuatu akan fokus, cepat dan lebih banyak pekerjaan dapat diselesaikan. Sedangkan rumah yang berantakan membuat kita merasa seolah tidak ada kemajuan pekerjaan dari hari ke hari. Hal ini berujung pada perasaan sumpek dan suntuk berkepanjangan. Dampaknya besar lho pada mood baik di rumah maupun kantor.
Dengan kondisi rumah yang rapi akan memudahkan kita mencari benda-benda yang akan digunakan. Untuk itu peletakan benda-benda kecil seperti kunci, obeng, pisau, gunting kuku dan lain sebagainya harus konsisten sehingga mudah diingat.
Rumah yang rapi membuat penghuninya lebih kreatif. Pikiran yang fokus dan tenang akan membuat sesorang mampu berpikir lebih kreatif. Orang yang rumahnya berantakan dan penuh dengan proyek yang belum selesai akan merasa tertekan, lelah dan lebih stres daripada mereka yang rumahnya rapi dan bersih.
Bukan hanya penghuninya yang senang, rumah yang rapi membuat teman senang mengunjungi rumah. Kita juga tidak malu ketika ada ‘kunjungan mendadak’ dari kerabat. Tak perlu juga mendadak mengungsikan tumpukan barang ke dalam lemari pakaian. Silaturahmi itu membuka pintu rejeki lho, kadang kala dari jalan yang tidak diduga. Jadi kalau rumah rapi, banyak teman yang bersilaturahmi, Insya Allah rejeki akan mengalir.
Kerapihan identik dengan kebersihan dan kesehatan. Sehari saja rumah tidak disapu dan dipel, akan menambah jumlah debu, bakteri dan kuman dalam rumah, baik di lantai, menempel pada benda maupun beterbangan di udara. Penting juga untuk rajin membuka pintu dan jendela agar sirkulasi udara rumah mengalir segar, serta cahaya matahari masuk ke rumah. Aliran udara dan pancaran sinar matahari mengurangi kelembaban penyebab tumbuhnya jamur dan bakteri.
Oiya, rumah yang rapi membuat saya jadi semangat berolaharga. Pagi hari sambil memutar musik dengan ritme menghentak saya semangat mengayuh sepeda statis yang terletak di sudut ruang tamu. Sebaliknya, jika rumah berantakan saya bingung memulai aktifitas darimana.
Kamar dan kasur yang rapi membuat kami bisa tidur lebih nyenyak. Tempat tidur yang bersih dan sedikit jumlah benda di atasnya membuat tubuh dapat berbaring nyaman. Coba pindahkan buku, ponsel atau leptop dari kasur ke atas meja ketika hendak tidur sehingga tidak tertindih oleh tubuh.
Tidak ada yang lebih santai daripada melompat di tempat tidur dengan seprai bersih dan masuk ke selimut yang harum. Sejenak bisa dilanjutkan ngobrol dan bercerita sebelum benar-benar tertidur.
Jangan borongan, ini tahapan membersihkan rumah.
Membersihkan rumah tampak seperti tugas yang cukup jelas, tapi ketika kita duduk untuk memikirkannya, dari mana sebaiknya dimulai?
Saya menentukan target tingkat kerapian rumah yang diinginkan, tidak muluk-muluk, target yang masuk akal dan tidak membutuhkan banyak biaya. Artinya menggunakan perangkat yang telah dimiliki.
Saya menentukan waktu dan tenaga yang kami bisa luangkan per hari. Sepertinya 30 menit per hari sudah cukup, khusus weekend kami bisa luangkan waktu 1 jam. Tentunya kami masih ingin melakukan hal menyenangkan lainnya bukan?
Membagi target ke dalam waktu harian dalam bentuk jadwal. Agar tidak terlalu rumit, cukup tulis targetnya per bulannya saja. Setelah menjadi kebiasaan, target ini tidak perlu ditulis lagi.
Bagi orang sibuk "rata-rata" itu bekerja lebih baik untuk melakukan sedikit setiap hari sehingga pekerjaan tidak menumpuk, dan juga memiliki hari pembersihan besar beberapa kali dalam sebulan.
Resolusi butuh Target dan Progress.
Selama ini adalah upaya terus menerus agar rumah rapi. Hasilnya tidak terlalu buruk, namun juga masih jauh dari impian. Artinya saya ingin tahun 2018 ini kerapian rumah lebih meningkat secara nyata.
Yang telah kami lakukan selama ini, dan akan terus dilanjutkan :
- Menerapkan kepada seluruh anggota keluarga bahwa kerapian rumah adalah tanggung jawab bersama. Termasuk anak-anak. Tentu saja porsi pekerjaan suami dan saya lebih banyak. Anak-anak terlibat hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan, seperti merapikan meja belajarnya, merapikan mainannya, merapikan tempat tidurnya.
- Jangan tunda mengembalikan barang yang telah digunakan pada tempatnya. Habis memotong kuku di ruang tamu, guntingnya langsung saja dikembalikan pada tempatnya semula, jangan ditinggalkan di kursi tamu. Usai membaca buku, kembalikan buku pada raknya, jangan dibiarkan di meja kerja, lama-lama menjadi tumpukan. Dan sebagainya.
- Mengisi akhir pekan dengan kerja bakti keluarga. Kegiatan ini untuk membereskan bagian rumah yang tidak bisa dilakukan sehari-hari, misalnya mencuci sepatu, setrika, memotong rumput dan sebagainya.
- Sortir barang lama dan menyumbangkannya secara berkala.
Yang akan kami lakukan di 2018:
- Kembali mengingat peraturan lama soal kebersihan rumah dan melanjutkannya. Namanya juga manusia sering khilaf, ada kalanya malas mendera seisi rumah. Saat itulah kami mengingat tujuan ingin memiliki rumah yang rapi.
- Menganggap beberes rumah sebagai impian, bukan tekanan. Sehingga kegiatan merapikan rumah dilakukan dengan ceria tanpa beban. Hal ini akan menularkan ke seluruh anggota keluarga dan menciptakan kebiasaan rajin beberes rumah.
- Memecah pekerjaan besar menjadi pekerjaan kecil sehingga tidak terasa berat. Ada pekerjaan reguler yaitu menyapu seluruh bagian rumah setiap hari. Di luar itu saya akan membuat jadwal 30 menit per hari merapikan bagian rumah secara lebih serius. Misalnya, program Senin membereskan berkas-berkas ruang kerja Ayah, Selasa membereskan tumpukan buku di meja Mama, Rabu membereskan kamar si Kakak, Kamis membereskan kamar si Adik. Sabtu membereskan dapur. Minggu membereskan ruang tamu.
- Mengurangi jumlah barang yang tidak diperlukan. Hal ini cukup sulit dan butuh waktu. Terutama buku dan berkas-berkas, harus dicermati satu persatu sebelum diputuskan mau dikurangi atau tidak.
- Mengganti secara bertahap kontainer dan lemari. Beberapa lemari kayu telah dimakan rayap, saya berniat menggantinya dengan lemari plastik atau besi. Kalaupun dari kayu, harus dipilih kayu yang tahan rayap.
- Mulai menambahkan ornamen untuk mempercantik interior. Jika ada rejeki, secara bertahap saya ingin membeli korden baru, taplak baru, bantal sofa dan beberapa hiasan dinding.
- Saya ingin punya pojok foto alias studio mini untuk fotografi.
Ingin rumah lebih rapi bukan satu-satunya resolusi saya di tahun 2018, ada juga resolusi lainnya. Rumah rapi terdengar sepele, namun nyatanya sangat berpengaruh pada suasana hati, motivasi dan kesehatan penghuninya. Karena itu, rasanya tak salah jika tahun ini saya prioritaskan sebagai resolusi yang masuk akal dan mudah untuk dilakukan. Saya menikmati setiap capaian resolusi dari tahun ke tahun. Saya akan memotretnya dan mengamati progressnya.
Bagaimana dengan Anda, mau rumah rapi juga?
****
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M
Wah...rumah rapi ini juga salah satu resolusi besarku di 2018 ini ��
BalasHapusPajang poster rumah idaman biar tambah semangat
HapusKalau aku gak hobi beres beres.
BalasHapusDebu bikin aku bersin bersin
Dielap-elap aja pakai kain basah mba hehehe atau panggil jasa beberes
HapusWow... keren mbak. Karena rumah yang bersih dan nyaman dapat menjadikan keharmonisan di dalam rumah. Butuh tenaga extra buat mengerjakan itu semua :)
BalasHapusYoi..jangan ngeles muluw krn badan capek
HapusAku sudah sekali mau rapih rumahnya, ketiga kurcilku banyak banget imajinasinya haha, satu lagi kalau memisahkan apalagi menjual barang barang tak berguna aku tak bisa haha ada rasa sayang karena kenangannya . Akibatnya barang sering menumpuk huhu..
BalasHapusBarang kenangan itu yg bikin rumah tambah penuh. Mungkin perlu bikin museum hehehe
HapusWaahhh nanti klo udah rapi, qt arisan di rumak mak arin aja ya ��
BalasHapusSekarang juga boleh..arisan sambil merapikan rumah..hihi
Hapuswah udah rapi masih pengen rapi aja nih mak arin, kalau aku pengen kos an rapi. aja dehh hehe
BalasHapusKosan kudu rapi biar kecoa gak mampir
Hapuspojok foto juga aku pingin punya mbak... semoga resolusinya terwujud. aamiin
BalasHapusbutuh 1 meja kecil dekat jendela
Hapussemoga resolusinya terwujud ya mba di tahun 2018 inii.. aku juga pengen punya rumh yang lebih rapih... tapi rumahnya belum ada jadi bingung apa yang dirapiin.. hehhehe
BalasHapusrapiin hati dulu ..
Hapusidaman banget mbak rumah rapi dan asri. Penghuninya pasti lebih semangat menjalani hari. tapi koq saya suka males beres2in apalagi punya batita yang masih suka berserakan, duh jadi curcol hehehe.. Salam kenal
BalasHapusNah..punya balita memang seru ya..rumah jadi tempat petualangan. Bundanya kudu ekstra sabaaar
Hapuswaaa rumahku acakadut pisan haha
BalasHapusbelum mampir nih ke rumah mba arin. kapan yaa. nanti ga bakal aku acak2 kok rumahnya. paling minta cemilan doang :D
Cemilan cepuluh..cebelas
HapusYang penting nyaman dan bersih ya.
BalasHapusApalagi ajaran kebersihan sebagian daripada iman sudah sejak kecil selalu diajarkan. Malu kalau udah rumah tangga masih jorok. Hahaha...
Kalau rapi jadi terasa lebih lapang
HapusAku pun mau punya rumah lebih rapi tapi entah bagaimana. Sudah buangin barang kok balik lagi.
BalasHapusBerarti barang-barangnya betah..kangen balik lagi
HapusBaca ini kemudian lirik kamar yang sudah seperti gudang 😂 dan itu benar adanya susah membuatku fokus untuk mengerjakan sesuatu terus kemudian kalau nyari barang bisa sampai seharian karena letaknya tak beraturan.
BalasHapusMau rapi-rapi juga ah.
Semoga resolusinya terwujud ya mba Arin. Dan salam kenal :)
Semangat angkat kemoceng..
HapusAkupun ingin rumah rapi. Apalagi kalau tiba-tiba datang tamu. Aduh, buru-buru deh memasukkan barang-barang yang berantakan. Jadi malu dilihat tamu.
BalasHapusKepepetnya kudu sedia karung buat merapikan secara singkat, hihi
HapusSejak kecil memang aku nggak bisa rapi mba, sampai sekarang, hehehe. Bisa ringkes-ringkes tapi ora rapi
BalasHapusIya sih..ringkes itu belum tentu rapi. Sediakan rafia aja mbak, diiket trus ditumpuk2 untuk kertas dan kayu yang berserakan
HapusRumah sekarang rapi mba Arin, pas Dimas di Garut, tapi rumah malah sepi.
BalasHapusMba kapan ketemuan, kangeeen. Semiga terwujud resolusinya ya.
Memang berantakan itu tanda anak-anak lincah ya..tugas emaknya merapikan setiap hari
HapusSukses buat lombanya ya mba Arin.
BalasHapusTips2nya kayaknya bisa aku terapkan nih buat di rumah.
Aamiin..terimakasih mba Oline
Hapusmakanannya keliatan enaaaakkk *salahfokus*
BalasHapuswahahaha iya bener. oas ounya anak kecil kok ya rumah nggak rapi-rapi. agak terlihat rapi saat anak tidur. aku ada bagian rumah yang udah dirapihin, ee besoknya numpuk lagi aja barang di situ, skrg males deh ngebersihin. huhuhuhu
Rujakan yuuuk
Hapuswah makasi mbak tipsnya keren-keren
BalasHapusMau banget ah coba nerapin juga dirumah
Semoga bisa beneran ngerapiin juga. Harus buat kesepakatan dulu dengan semua anggot keluarga
Coba perlahan tapi pasti, tergantung motivasinya juga sih
HapusHahhaa aku pun mengira kalau anak udah gede, mainan udah ngga berantakan. Tapi malah skarang drmahku banyak kardus dan botol bekas yang dikreasikan oleh anakku. Kapan rumah rapi? Entahlah. Hahhaa. Yang pasti hampir tiap hsri dirapikan ya tiap hari pula berantakan. Hehehhe
BalasHapusAnak gede beda barang koleksinya. Makin menumpuk..sementara mainan yang lama belum boleh dikasikan orang
Hapuswah, ngerapiin rumah juga jadi PR ku, mba arin. kerasa banget deh klo rumah bersih dan rapi itu hawanya seneng terus sepanjang hari, hehe. tapi kadang butuh niat ekstra kuat buat ngerjainnya. wekeke :D
BalasHapusDicicil ngerjainnya mba. Biar gak lelah. Minum multivitamin jangan lupa
HapusRumah rapi itu,sesuatu.
BalasHapusBawaan jadi adem ya.
Normalnya orang suka yang rapi ya..walaupun malas merapikan tapi tetap ingin sesuatu yang rapi
HapusWah rapih ya mba rumahnya. Jadi betah kalau liat rumah rapi seperti ini :)
BalasHapusAku juga ikutan loh buat artikel untuk resolusi 2018, bisa cek disini: http://firlia.com/membuat-daftar-resolusi-tahun-2018-untuk-hidup-yang-lebih-baik/
Terimakasih...iya nanti kunjungan balik
HapusSelamat tahun baru... Saya pun ingin hal yang sama, ingin rumah lebih rapi.
BalasHapusSemoga konsisten ya kita memenuhi resolusi
HapusAah aku jadi keingetan kamarku yang nggak rapi-rapi, padahal kalo rapi jadi semangat buat aktivitas dan enak dipandang ya Mba, aku selalu nggak sempet rapiin karena pulang kerja malem mulu #ngeles :D
BalasHapusMulai sedikit sedikit dan rutin tiap hari
HapusLemarinya bagus, keren. Semoga selalu rapi rumahnya ,ayoo kaka cinta dan asa :)
BalasHapustadinya lemari kayu tapi habis dimakan rayap. Ganti deh lemari besi
HapusIya Mbk pengen juga rumah lebih rapi di tahun 2018 biar makin cling di hati ini hehe
BalasHapusBiar makin kondusif buat menulis
Hapus2018 ingin barang-barang di rumah lebih mudah dicari dan bersih dari barang yg tdk terpakai.
BalasHapusMBak rumahnya rapi banget. Pengen main ke sana belum kesampaian juga ya sampai sekarang
BalasHapusLagi usaha beberes mbak Nung
Hapusrumah rapi itu bagai impian hhihihi... untunglah anak-anak sudah mulai besar, sedikit-sedikit mereka mulai membantu walaupun hasilnya masih belum rapi bener. Sepertinya rumah rapi bakalan jadi resolusiku juga di tahun ini...
BalasHapuswah mbak, aku yg masih kontrak sekarang ini dan sedang menunggu kelahiran debay kok jai speechless ya pas baca kisah mbak ini, jangan2 tar saya ga punya energi juga pas mengalaminya, hehe. Secara soal kerapian, selama ini paling cerewet ke suami, haha. Semoga bisa melewati fase itu ya :D
BalasHapusKalo di rumah ada yang berantakan, saya cuek aja hehe. Istri yang cerewet ngomelin anak-anak. Kerasa banget Mbak bikin rumah rapi itu emang ga gampang. Semoga tahun 2018 bisa sehat terus plus rumah makin rapi.
BalasHapusngerapihin rumah emg paling bingung mau mulainya dari mana..
BalasHapusbelum lagi, udh rapi eh malah diberantakin lg sama anak2 ya mba.. hehe
saya juga pengen banget rumah rapi. Tapi sepertinya ngeberantakin lebih cepat dari ngerapihin rumah. Jadi akhirnya suka malas. Duh, semoga tahun 2018 jangan begini deh :D
BalasHapusBuat ibu rumah tangga seperti saya yang tanpa asistenk, harus pinter2 bagi waktu untuk bersih-bersih rumah. Untunglah anak-anak walau masih kecil sudah mulai terbiasa membereskan barangnya sendiri. Saya tinggal mengarahkan saja :)
BalasHapus