Stunting? Ketika mendengar istilah ini yang terbayang adalah pertumbuhan lambat atau gagal tumbuh tinggi pada anak-anak, sehingga hingga dewasa tinggi badannya masih di bawah rata-rata.
Di Indonesia, angka stunting masih cukup tinggi. Karena itu, penting sekali untuk pemenuhan gizi seimbang terutama pada anak-anak usia dini (PAUD) dimana sedang tumbuh pesat. Persoalannya, anak usia dini kebanyakan masih picky eater dan tidak mengerti pentingnya nutrisi seimbang.
Jadi tanggung jawab siapa dong? Tentu saja pemenuhan gizi seimbang pada anak-anak ini menjadi tanggung jawab orang-orang dewasa di sekitarnya, yaitu orang tua dan keluarga inti, guru, dokter dan nutritionist.
Cegah Stunting- Pendekatan Kesehatan dan Pendidikan
Acara dibuka oleh Vera Sugijanto selaku VP General Secretary Danone Indonesia. Tantangan penerpan gizi seimbang semakin berat terutama dalam masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Nah, ibu-ibu pasti pada mengalami yang namanya anak tidak tertib jam makannya, begitupun tidak seimbang isi piringnya. Di rumah, anak-anak cenderung manja dan bisa menolak memakan makanan yang kurang disukainya. Berbeda ketika di sekolah anak lebih semangat berlomba-lomba makan makanan sehat dengan teman-temannya. Karena itulah Danone Indonesia menyelenggarakan Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun. Bentuk kegiatannya adalah webinar pada tanggal 26 Februari 2021, sekaligus memperingati Hari Gizi Nasional. Acara ini kerjasama antara Danone Indonesia dengan IPB University, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan sebagai narsumber.
Menurut Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Dhian Dipo, SKM., MA, pencegahan stunting yang dilakukan Pemerintah berupaya menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024 nanti. Upaya pemerintah dalam penanggulangan stunting dan percepatan perbaikan gizi ini memerlukan adanya kolaborasi dengan lintas-sektor, salah satunya dengan sektor swasta. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI menyambut pihak-pihak yang berinisiatif mencegah stunting, salah satunya seperti yang dilakukan Danone Indonesia melalui festival Isi Piringku.
Dari IPB University hadir Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., Ketua Tim Penyusun buku Isi Piringku 4-6 tahun dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). Beliau mengatakan bahwa ada beberapa tantangan bagi orang tua dan guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak, terlebih di masa pandemi ini dimana anak cepat merasa bosan di rumah.
Prof Sri Anna bersama Danone menyusun buku Isi Piringku yang bertujuan untuk mempermudah orang tua, anak-anak serta guru PAUD untuk menerapkan menu gizi seimbang secara menyenangkan dalam keseharian. Harapannya, buku yang telah dikembangkan bersama oleh IPB dan Danone Indonesia dapat menjadi panduang orang tua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak di rumah.
Ir Harris Iskandar, Ph.D, Widya Prada Ahli Utama, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan bahwa kesehatan dan pemenuhan gizi seimbang memiliki peran penting dalam menunjang kualitas pendidikan anak di usia dini seperti di usia PAUD, terutama dalam masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pedoman Gizi Isi Pirinhgku membantu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait aturan porsi dan jenis makanan apa saja yang dibutuhkan si kecil.
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, menjelaskan tujuan dari adanya festival Isi Piringku ini bertujuan membangun pengetahuan mendalam tentang kebiasaan makan dan minum bergizi seimbang melalui pembuatan buku panduan, pelatihan guru PAUD dan orang tua, maupun kegiatan edukatif untuk anak di rumah. Kegiatan ini melibatkan ribuan guru dan anak Indonseia sebagai usaha untuk selalu mengingatkan mereka tentang pentingnya gizi seimbang sejak dini. Tidak hanya itu, Festival Isi Piringku juga dimeriahkan dengan acara menarik seperti Lomba Foto Kreasi Menu Anak, Lomba Kreativitas Guru saat Belajar Daring dan Lomba Gerak dan Lagu Isi Piringku. Diharapkan dengan cara yang ceria ini membuat anak lebih mau mengonsumsi menu dengan gizi seimbang.
Ujung tombak edukasi Pedoman Isi Piringku ada pada guru-guru PAUD. Karena sebagian waktu bermain anak adalah di PAUD. Di sana anak berinteraksi dengan teman-temannya sehingga lebih semangat untuk berlomba-lomba mengonsumsi makanan sehat. Lisnawati, S.Pd selaku Guru PAUD mencontohkan metode mengenalkan aneka jenis makanan pada anak, salah satunya adalah dengan cara mengenalkan bentuk-bentuk awal makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Semoga dengan gencarnya edukasi gizi seimbang melalui Festival Isi Piringku ini dapat mengurangi angka stunting anak-anak Indoneia dan target pemerintah tercapai.
Indonesia lagi mati-matian menurunkan angka stunting ya Mak.
BalasHapusHalo Mak Arin, apa kabar? Lamanya gak saling sapa :)