Tahun ini kami berurusan dengan per-PPDB an lagi. Kali ini untuk mencari SMP negeri untuk Asaku.
Bekal pengalaman PPDB sudah ada. Namun sudah 2 tahun berlalu dan jenjangnya berbeda. Dulu PPDB untuk SMA nya Cinta. Secara mental kami juga lebih siap seandainya tidak berhasil ke SMP negeri. Asa sendiri sangat ingin ke SMP Negeri. Dia banyak mendapat pengaruh dari teman-temannya yang berlomba-lomba mencari SMP Negeri. Bagian ini menjadi sedikit menakutkan buat saya. Takut kecewa berlebihan.
Jalur PPDB SMP 2022 terdiri atas jalur prestasi, anak tenaga pendidik dan afirmasi pada gelombang pertama, dan jalur zonasi pada gelombang kedua. Untuk jalur prestasi Asa tidak ikut, karena sesuai aturan yang bisa mendaftar hanya rangking 1-5 di sekolah dan dikuatkan dengan sertifikat dari kepala sekolah. Sedangkan Asa rangking 6, hehehe. Alhamdulillah.
Zonasi yang membingungkan.
Asa mengikuti jalur zonasi. Setiap siswa bisa memilih 2 SMP. Hanya saja pemeringkatan zonasi tidak lagi sama seperti tahun sebelumnya.
Bedanya gimana?
Tahun sebelumnya pemeringkatan murni diurut dari jarak rumah siswa ke sekolah. Pada tahun 2023 ini se-kota Bogor dibagi atas 7 zona. Setiap sekolah negeri memiliki list kelurahan yang berbeda, yang akan masuk dalam zona 1-4 dan luar kota untuk zona 5-7, sesuai jarak tempuhnya ke sekolah. Setiap sekolah wajib menerima siswa dari semua zona dengan persentase kuota tertentu. Jadi dalam satu sekolah akan ada anak dari kelurahan zona 1, 2, 3 dan 4, serta 5-7 kalau ada. Agak membingungkan memang. Butuh strategi.
Contohnya gini,
SMP 1, zona 1 kelurahan A,B. Zona 2 kelurahan C, D. Zona 3 kelurahan E, F. Zona 4 kelurahan lainnya sekota Bogor.
Maka seleksinya seperti ini:
Zona 1 disortir dalam zona 1 hingga dapat kuotanya. Siswa yang tidak lolos dilempar ke zona lain pada pilihan kedua. Zona 2, 3, dan 4 juga disortir per zona hingga kuota terpenuh dan sisanya dilempar ke pilihan kedua. Artinya, siswa yang jauh dari sekolah, mungkin saja dapat masuk ke sekolah tersebut jika dia mendaftar sebagai zona 4 jika di situ tidak banyak saingan pendaftar. Konsekuensinya, si anak akan menempuh perjalanan yang jauh.
Tidak berani dengan konsekuensi ini, kami memilih zona 2 dan 3 saja. Karena di zona 1 sudah merasa pupus harapan. SMP yang paling dekat rumah adalah 700 meter. Tapi kami sudah yakin bakal terdepak karena terlihat dari list pendaftar , jarak sampai dengan 300 meter saja sudah ratusan siswa. Dan benar saja, jarak terjauh yang diterima di SMP 19 adalah 400 meter. Hadeeeh. Padat sekali ya penduduk kelurahan ini.
Dan di zona 2 dan 3 Asa pun masih gagal mendapatkan kursi di SMP negeri. Hiks....
Tantangannya berat sekali. Ada satu persyaratan yang memudahkan calon siswa mendaftar pada sekolah yang sebenarnya tidak terlalu dekat dengan rumahnya, yaitu yang populer disebut pindah KK (alias numpang pada KK d rumah paman, bibi, kakek, nenek atau keluarga lainnya) Kepindahan KK ini minimal 2 tahun, tapi jika belum sampai 2 tahun cukup dengan melampirkan surat keterangan domisili dari kelurahan setempat. Hm, ini tentu saja memperbanyak populasi siswa yang sebenarnya rumahnya bukan di situ, tapi nebeng KK dan berlaku seolah memang tinggal disitu. Semoga beneran pindah rumah ya, dan petugas kelurahan juga beneran cek ricek. Kalau itu tidak benar, berapa banyak calon siswa yang terdzalimi. Mereka yang rumahnya benar-benar dekat tapi gagal masuk karena banyak yang pindah KK.
Move On.
Okay, tidak boleh lama-lama sedih. Kami segera move on mencari sekolah swasta terbaik. Walaupun swasta, tetap harus yang terbaik. Bedanya, adalah biaya sekolah yang harus kami keluarkan. Saya dan suami sepakat, untuk biaya yang kami keluarkan ini harus diikhlaskan sebagai hak anak. Jadi tidak perlu dikeluhkan di depan Asa. Dan untuk biaya bulanannya ke depan, kami yakini akan ada rejeki anak nantinya.
Akhirnya kami memilih SMP Bosowa Bina Insani. Sekolah ini sudah berusia lebih dari 30 tahun. Alasan memilih sekolah ini karena peringkat sekolah termasuk terbaik di Kota Bogor, akreditasinya A, berbasis agama Islam, ada catering dan ada antar jemput. Sekolah ini menjalankan kurikulum nasional dan kurikulum cambridge secara beriringan. Ada SMA nya juga, jadi kalau nanti sistem zonasi belum berpihak pada anak kami, maka setidaknya Asa bisa melanjutkan SMA di Bosowa Bina Insani.
Proses pendaftaran selesai. Seragam dibuat. Dan masa orientasi dilalui. Alhamdulillah. Allahu Akbar, terimakasih telah Engkau pilihkan sekolah terbaik untuk anakku, Ya Allah, sesuai doa kami. Bukan selalu sekolah negeri.
Komentar
Posting Komentar