Langsung ke konten utama

Postingan

Ragam Pangan Hutan di Dapur Kita, Ayo Jaga Kelestariannya!

Tersesat di hutan tidak akan membuatmu kelaparan. Karena hutan adalah lumbung pangan. Saya suka menonton acara-acara reality show tentang forest survival , bagaimana sekelompok orang mampu bertahan hidup di hutan dengan peralatan minimal. Dan saya pun membayangkan, suatu ketika, saya berada di sebuah kawasan hutan tropis. Anggap saja tak ada hewan buas di sana, sehingga saya menyusuri hutan tanpa takut. Sampai waktu matahari lurus tepat di atas kepala. Perut pun mulai bersuara, meminta haknya. Lapar. Waktunya makan. Tapi makan apa? Umbi! Ya, cari umbi! Pasti banyak umbi di antara daun-daun merambat yang ada di permukaan tanah. Tak butuh waktu lama, saya menemukan tanaman menjalar yang daunnya menyerupai sirih. Saya mecoba mengais-ngais tanah dengan batu pipih, jari ini menyentuh sebongkah umbi berwarna hitam, berbentuk tak beraturan. Keribang! Ini adalah salah satu makanan favorit saya. Gurih. Empuk dan mengenyangkan. Keribang atau dikenal sebagai Uwi Kelap...

Menjaga Keanekeragaman Hayati di Lingkungan Rumah

Bersyukurlah kalau di sekitar rumahmu ada kupu-kupu, kumbang, laba-laba, cacing, kadal, kodok, dan banyak binatang lainnya. Itu tandanya lingkungan rumah tersebut masih kaya keanekaragaman hayati. Hilangnya keanekaragaman hayati (biodiversity) memunculkan hama baru. Semasa kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan,  saya banyak belajar tentang korelasi antara serangga, hama, dan musuh alami. Tentang bagaimana suatu spesies serangga yang semula dalam jumlah populasi yang tidak mengganggu, tiba-tiba dalam satu masa populasinya meledak menjadi hama yang meresahkan para petani.  Apakah penyebabnya? Praktek pertanian monokultur (pembukaan lahan, pemakaian pupuk, penggunaan pestisida dll) telah mengusik keseimbangan alam yang semula adalah pertanaman polikultur.  Akibatnya, dari sekian jenis spesies yang habitatnya terganggu, hanya sebagian yang bertahan hidup, dan sebagian lainnya punah. Persoalnnya, spesies mana yang betahan dan spesies mana yang punah? P...

Bunga untuk Mama

Suatu hari, si bungsu Asa minta dibelikan  sebuket bunga krisan di pinggir jalan. Saya heran sejenak, tumben anak laki-laki ini minta bunga. Setelah saya bayar, dan bunga sudah dipegang oleh Asa, dia malah memberikannya untuk saya. Lho kok? "Ini bunga buat Mama" katanya. Sudah itu saja. Tak ada kata-kata penyerta seperti I love you mom; Terimakasih Mama; atau  sejenisnya. Tapi saya memang tidak menunggu kata-kata itu. Sebuket bunga ini sudah sangat cukup sebagai ungkapan darinya, menggantikan kata-kata "Aku sayang Mama". Rasanya saat itu hati saya begitu berbunga-bunga, lebih dari ketika dulu ayahnya bilang cinta. Para Ibu Menyukai Bunga. Saya suka sekali bunga, terutama bunga segar. Di rumah, saya memelihara beberapa jenis bunga dalam pot, seperti krisan, bougenville, lavender dan mawar. Tapi memelihara bunga pot butuh kesabaran ekstra karena bunga-bunga tersebut tidak selalu bermekaran. Untuk hiasan meja dan properti foto, saya mempunyai beberapa b...

Membentuk Pribadi Unggul dan Produktif dari Keluarga

Saya bukan pengusaha atau pebisnis, bagaimana mengajarkan produktivitas pada anak-anak? Sebagai Ibu dari keluarga biasa, saya masih meraba-raba, bagaimana mempersiapkan anak-anak saya agar bisa produktif dan berkompetisi pada era yang perdagangan bebas ini. Pastinya, setiap orang tua mendambakan anak-anaknya menjadi sosok yang unggul dan sukses. Masalahnya, bagaimana saya harus memulai? Anak-anak saya banyak mengungkapkan cita-citanya walau masih berubah-ubah. Di antaranya ingin menjadi produsen film dan pemilik restoran ayam goreng fenomenal. Sembari menahan tawa karena ungkapannya yang lucu , dalam hati kecil saya mengaminkan, semoga cita-citamu tercapai Nak. Pada kenyataannya, hidup tak selalu mudah. Cerita-cerita tentang hidup ini sering menjadi obrolan kami sehari-hari. Anak jaman now banyak bercita-cita ingin menjadi Youtuber dan Content Creator karena dirasa gampang dan menghasilkan banyak uang. Pada era sebelumnya menjadi artist adalah cita-cita populer sebagian r...

Taman Asa Cinta, Rumah Yang Mengerti Kami

Dalam kurun waktu Mei-Oktober 2019, isi grup WA keluarga saya bombardir dengan foto-foto keramik, pintu, hingga WC duduk. Sampai yang lain pada bosan dan menjawab sekenanya yang penting si Mama tidak nanya-nanya lagi. 😁😁😁 Dan saya juga jadi sangat menyukai pergi ke Toko Bangunan daripada Nge -Mall. Itulah sekelumit kesan dari proses renovasi Taman Asa Cinta. Di antara kesibukan tahun ini yang pernah saya tuliskan beberapa bulan lalu, https://asacinta.blogspot.com/2019/09/tahun-yang-sibuk.html , yang paling menyita energi, waktu dan tabungan adalah renovasi rumah. Rumah kami adalah rumah tipe 45/164, posisi hook, yang dibeli dengan cara KPR tahun 2011. Sejak awal kami maklum kalau membeli rumah KPR itu ibarat membeli lingkungan dan lokasi saja, karena bangunan rumahnya sendiri dibangun dengan kualitas sekedarnya. Memahami itu kami memang mentargetkan pada tahun ke lima sudah harus ancang-ancang renovasi. Tapi apalah daya, budget belum terkumpul dan baru di tahun ke 8 kami ...